Liputan6.com, Changzhou City - BYD menjadi salah satu pabrikan mobil listrik raksasa asal China, yang memiliki penjualan cukup besar di negara asalnya. Tak heran, jenama Tiongkok ini, memiliki fasilitas perakitan yang canggih, untuk bisa memenuhi permintaan domestik maupun ekspor.
Salah satu pabrik perakitan BYD yang memiliki kapasitas produksi cukup besar, adalah yang terletak di Changzhou City, China. Fasilitas ini sendiri, digunakan untuk membuat dua model andalan, Seal dan Atto 3.
"Setiap 1 menit, bisa produksi 1 unit mobil listrik BYD," jelas Eagle Zhao, President Director PT BYD Motor Indonesia, saat ditemui di China, Senin (18/12/2023).
Advertisement
Sementara itu, untuk pabrik BYD di Changzhou memiliki kapasitas produksi sebesar 1.200 unit per hari, dengan dua shift dan bisa mencapai 300 ribu unit per tahun. Namun, total produksi ini, disesuaikan dengan penyerapan pasar dan bisa disesuaikan jumlahnya.
"Jadi, kalau demand-nya memang lagi turun, kita bisa ganti dari sistem perakitan yang menggunakan robot menjadi manual, dengan menyesuaikan atau menurunkan kapasitas produksinya sesuai permintaan pasar," tambah Eagle.
Untuk diketahui, rasio komposisi outomatisasi di pabrik ini, mencapai 95 persen dengan total robot sebanyak 447 unit di 1 area welding, dan lebih dari 1.000 robot untuk keseluruhan pabrik.
Sementara itu, untuk area assembly, baru berdiri pada 2019, dengan luas 11.600 m2. Sedangkan pada 2021, fasilitas ini memproduksi kendaraan yang dilengkapi dengan e-platform untuk pertama kalinya.
Mobil Listrik BYD Siap Mengguncang Pasar Jepang
BYD, produsen kendaraan listrik terkemuka di Tiongkok, menargetkan menjual 30.000 mobil listrik setiap tahun di Jepang dan berencana memiliki jaringan 100 dealer pada 2025.Â
Sebelum mengumumkan masuknya BYD secara penuh ke Jepang, Atsuki Tofukuji, presiden anak perusahaan distribusi BYD Auto Jepang, telah menyusun rencana penjualan yang sebagian besar berkisar pada penjualan digital yang memiliki Target tahunannya adalah menjual sekitar 300 kendaraan sport utility vehicle Atto 3, bersama dengan sekitar 500 mobil kompak Dolphin.
Dilansir Nikkei Asia, target saat ini sama sekali tidak mendekati skala yang diinginkan BYD sekarang. Liu Xueliang, manajer umum BYD untuk wilayah Asia Pasifik dan presiden BYD Jepang, mengatakan bahwa strateginya bergeser ke arah dealer dari penjualan online.
"Justru karena kami berada di Jepang, di mana tidak ada yang mengenal merek kami, maka kami harus mempertemukan orang-orang dengan kendaraan dan dealer," kata Liu. "Konsumen Jepang sangat sensitif terhadap otomotif, dan mereka akan sulit dijangkau melalui saluran online."
Di Jepang, BYD akan membangun jaringan dealernya sendiri dengan cara kontrak keagenan dengan dealer yang sudah mapan dan penjual utama barang dan aksesori otomotif. Hingga saat ini, BYD telah memiliki sekitar 50 agen dealer dari Hokkaido hingga Okinawa, termasuk outlet sementara.
BYD juga telah bekerja sama dengan Meiji Sangyo, sebuah perusahaan suku cadang mobil yang berbasis di Tokyo, untuk melatih para mekanik mobil listrik, yang jumlahnya sangat terbatas di Jepang. Staf dari dealer BYD pulang pergi ke garasi elektronik yang dioperasikan Meiji Sangyo di prefektur Kanaga
Advertisement