China Makin Terjepit, Italia dan Spanyol Dukung Tarif Baru Uni Eropa soal EV Tiongkok

Italia dan Spanyol mendukung tarif Uni Eropa (UE) atas impor kendaraan listrik buatan China

oleh Arief Aszhari diperbarui 16 Jul 2024, 16:14 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2024, 16:14 WIB
Ragam Mobil Listrik China Bersaing Ketat di Auto Shanghai 2023
Promotor saling berbisik dekat kendaraan konsep dari merek mobil mewah China Hongqi yang ditampilkan pada pameran Auto Shanghai 2023. (AP Photo/Ng Han Guan)

Liputan6.com, Jakarta - Italia dan Spanyol mendukung tarif Uni Eropa (UE) atas impor kendaraan listrik buatan China. Demikian dikatakan sumber pemerintah menjelang batas waktu, Senin tengah malam (15/7/2024), bagi 27 anggota UE untuk mengambil sikap mengenai masalah tersebut.

Disitat dari Reuters, pemungutan suara tersebut memang tidak mengikat, tapi dapat mempengaruhi kesimpulan akhir Komisi Eropa, yang mengawasi kebijakan perdagangan di wilayah tersebut.

Komisi di Benua Biru menetapkan bea masuk sementara hingga 37,6 persen pada kendaraan listrik yang diimpor dari China, yang meningkatkan ketegangan dengan Beijing.

Sementara itu, Eksekutif Uni Eropa tengah menjajaki pandangan pemerintah dalam pemungutan suara penasihat, yang diharapkan akan dipertimbangkan oleh komisi saat memutuskan apakah akan menindaklanjuti dengan tugas-tugas definitif dalam kasus perdagangan Uni Eropa yang paling menonjol sejauh ini.

Komisi mengatakan, pemungutan suara itu bersifat rahasia dan tidak akan mengungkapkan hasilnya.

Sumber-sumber pemerintah mengatakan, pada Senin (15/7/2024), bahwa Italia telah memberikan suara mendukung dan bahwa Spanyol akan melakukan hal yang sama dalam pernyataan tertulisnya.

Sedangkan Swedia berencana untuk abstain, demikian dikatakan Menteri perdagangan Johan Forssell kepada Reuters.

Jerman juga akan abstain, demikian ditulis sumber-sumber, pada Jumat (12/7/2024). Selain itu, sejumlah pemerintah Uni Eropa masih ragu-ragu terkait hal ini.

Parlemen Eropa Dorong Bahan Bakar Alternatif untuk Selamatkan Mobil ICE

Penjualan mobil berbahan bakar bensin dan diesel di Eropa akan berakhir pada 2035. Konsekuensi tersebut, adalah kebijakan yang disahkan tahun lalu terkait keberlanjutan model internal combusition engine (ICE) di Benua Biru.

Disitat dari Carscoops, kini sekelompok anggota parlemen Uni Eropa yang berkuasa ingin membatalkan undang-undang tersebut, dan berpotensi tetap memasukan mobil berbahan bakar bensin di pasar.

Partai Rakyat Eropa (European People's Party/EPP) mendorong untuk merevisi peraturan untuk secara eksplisit mengizinkan penggunaan bahan bakar tanpa emisi pada mobil dan van baru setelah tahun 2035.

Sementara ketentuan-ketentuan yang dimasukkan dalam legislatif untuk mengizinkan bahan bakar nabati dan bahan bakar sintetis, sebuah dokumen rancangan internal yang dibuat oleh EPP menginginkan agar undang-undang tersebut dibuka untuk mengizinkan teknologi mesin pembakaran mutakhir.

Seperti yang dilaporkan pada Maret 2023, Porsche dan BMW diketahui telah melakukan lobi untuk mendapatkan tunjangan tersebut, dengan kedua perusahaan tersebut berinvestasi dalam teknologi bahan bakar sintetis, bersama dengan pembuat supercar Ferrari.

Infografis Kronologi Penembakan Donald Trump Saat Kampanye Pilpres AS. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Kronologi Penembakan Donald Trump Saat Kampanye Pilpres AS. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya