Cerita di Balik Berpalingnya PDIP dari Ahok

Menurut Eva Kusuma Sundari, sudah terlalu banyak luka yang ditorehkan Ahok ke hati PDIP.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 08 Agu 2016, 11:48 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2016, 11:48 WIB
Senyum Ahok saat Dilantik Jadi Gubernur
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan ucapan selamat kepada Basuki Tjahaja Purnama usai acara pelantikan Gubernur di Istana Negara, Rabu (19/11/2014). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kini kerap ikut dalam pertemuan partai-partai non-Ahok. Mereka sering bertemu untuk membahas siapa sosok yang kuat untuk bisa mengalahkan calon gubernur petahana itu di Pilkada DKI Jakarta.

Padahal sebelumnya, PDIP sangat mendukung Ahok. Kini partai besutan Megawati Soekarno itu berpaling dari pria bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama itu.

Politikus PDIP Eva Kusuma Sundari mengungkap alasan partainya berhenti mendukung Ahok. Menurut dia, kader PDIP sudah telanjur sakit hati dengan gubernur DKI Jakarta itu.

Mereka marah karena beberapa kali Ahok melontarkan pernyataan yang sangat menyakitkan bagi para kader partai berlambang banteng moncong putih itu.

"Paling marah itu orang-orang PDIP, Ahok bilang 'saya berurusan dengan Ibu Mega, saya enggak peduli dengan PDIP'," kata politikus PDIP Eva Kusuma Sundari kepada Liputan6.com di Jakarta, Senin (8/8/2016).

Sehingga, kata Eva, sebagai Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri pasti marah jika anak buahnya diperlakukan seperti itu.

Ahok Menyakiti

Ahok Menyakiti

Tak hanya itu, Eva mengatakan Ahok berulang kali menyakiti hati PDIP. Pernyataan terakhir Ahok menjelang Pilkada DKI Jakarta juga membuat PDIP sakit hati. Yaitu ketika Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan tak membutuhkan PDIP karena sudah didukung tiga partai politik, yaitu Nasdem, Golkar dan Hanura. Sehingga sakit hati PDIP yang terbendung itu akhirnya pecah dan membuat PDIP mencabut dukungannya untuk Ahok.

"Banyak luka yang diciptakan oleh statemen beliau, sementara kita sangat memihak beliau," ujar Eva.

"Boleh membesarkan namanya sendiri, tapi enggak usah mengorbankan orang lain," ucap Eva.

Sebenarnya, kata Eva, Megawati sudah mengupayakan agar nama Ahok tetap melambung. "Dulu kita sudah upayakan agar Ahok dilantik di Istana," kata Eva.

Selain itu, kata Eva, Megawati juga sudah mengupayakan agar para kandidat lain yang sama kuatnya dengan Ahok tidak ke datang ke Jakarta. "Sinyal dukungan Ibu Mega ke Ahok inilah yang tidak dibaca dengan bagus," kata Eva.

Banyak hal yang sudah dilakukan PDIP demi Ahok. Dukungan macam inilah, kata Eva, yang tidak pernah diberikan partai lain kepada Ahok.

"Partai lain tidak ada yang konkret mendukung Ahok, kita konkret dukung dia sejak 2012," kata dia.

Eva sendiri mengaku sangat kagum dengan Ahok ketika itu. Dia hanya berharap agar Ahok menghormati PDIP. Tapi rupanya, cinta PDIP ke Ahok ini bertepuk sebelah tangan.

"Investasi PDIP dimentahkan oleh Ahok. Ahok menjelek-jelekkan partai. Lama-lama kita berpikir kok kita bertepuk sebelah tangan," ujar Eva.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya