Ormas Garis Tarik Dukungan Politik untuk Prabowo-Sandi

Sempat disebut terlibat kerusuhan 22 Mei, Garis kini memilih bersikap netral dan menghormati serta mematuhi apapun keputusan MK terkait sengketa Pilpres 2019.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jun 2019, 16:14 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2019, 16:14 WIB
M Genantan Saputra/Merdeka.com
Capres Prabowo kampanye di Cianjur Jawa Barat.

Liputan6.com, Jakarta - Dewan Pimpinan Pusat Ormas Gerakan Reformis Islam (Garis) menarik dukungannya untuk pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Ketua DPP Garis, Chep Hernawan mengatakan, pihaknya kini memilih bersikap netral dan menghormati serta mematuhi apapun keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa Pilpres 2019.

"Saya baik secara pribadi atau pun organisasi menyatakan sikap tidak akan terlibat kembali dalam urusan yang sifatnya politik praktis, baik pada Jokowi-Maruf Amin ataupun Prabowo-Sandi," katanya di Cianjur, Jawa Barat, seperti dikutip dari Antara, Minggu (23/6/2019).

Ia menjelaskan, politik praktis yang sempat dijalankan itu bertentangan dengan visi dan misi organisasi. Sehingga Garis akan kembali pada khitah atau tujuan dasar ormas, yakni proaktif pada urusan amar makruf nahir mungkar.

"Tujuan kami adalah membantu beban derita fakir miskin serta menolak bangkitnya atheis dan komunis. Kami dari DPP minta jajaran Garis se-Indonesia untuk kembali ke khitah organiosasi," ujarnya.

Chep bahkan telah menginstruksikan agar seluruh jajaran Garis tidak ada yang ikut kegiatan radikal dan lainnya berkaitan momentum pascapemilu dan sengketa pilpres yang sedang digelar di Jakarta.

Bahkan pihaknya akan mendukung siapapun pasangan calon yang nantinya akan dilantik sebagai presiden dan wakil presiden periode 2019-2024. Termasuk mendukung pemerintahannya.

"Kami juga meminta agar semua pihak tidak mengaitkan lagi Garis dalam aksi apapun, terlebih dalam aksi kerusuhan 22 Mei. Tidak ada anggota Garis yang melakukan tindakan melanggar hukum," katanya.

Meskipun, kata Chep, ada kelompok yang menggunakan nama Garis, namun bukan anggota atau pengurus organisasi yang ia pimpin. Garis yang ditangkap polisi adalah kelompok yang singkatannya sama, namun merupakan sebuah yayasan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tersandung Kerusuhan 22 Mei 2019

Massa Aksi Sempat Kuasi Jalan Tol Dalam Kota
Petugas kepolisian saat bentrok dengan massa aksi di kawasan Slipi, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Jalan tol dalam kota sempat ditutup sekitar setengah jam, dan massa dihalau petugas ke arah kemanggisan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Polisi menemukan bukti baru keterlibatan kelompok perusuh 21-22 Mei2019. Ada dugaan kelompok Gerakan Reformasi Islam (Garis), yang juga pendukung gerakan terorisme ISIS, berada di balik aksi tersebut.

Bukan sekali saja kelompok ini mencuat namanya. Terakhir nama ini muncul saat capres Prabowo Subianto berkampanye di Cianjur, Jawa Barat, Selasa, 12 Maret 2019.

"Itu fitnah belaka," kata pendiri sekaligus pentolan Garis, Chep Hermawan, saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (23/5/2019). Chep menjawab pernyataan polisi terkait ada kelompoknya yang terlibat aksi 22 Mei.

Menurut Chep, pihaknya tidak mengirimkan pasukan atau laskar ke Aksi 21-22 Mei. Dia mengaku hanya menerjunkan dua unit ambulans yang masing-masing berisi empat orang, yaitu petugas medis dan sopir.

"Inisiatif kami karena dengar ada aksi 22 Mei, makanya kami kirim tim medis," ujar Chep.

Aksi 22 Mei yang berujung kerusuhan adalah aksi mereka yang menyuarakan adanya tudingan kecurangan dalam pilpres yang berujung pada kekalahan pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. 

Dalam kaitan ini, Chep memang memiliki hubungan dengan paslon 02. Chep pernah menyewakan kendaraannya kepada Prabowo Subianto saat kampanye di Cianjur, Selasa, 12 Maret 2019. Kendaraan yang dipinjamkan adalah Toyota Alphard hitam bernomor polisi B 264 RIS.

Kepada wartawan saat itu, Chep mengakui kendaraannya dipinjamkan ke Prabowo untuk berkampanye di Gedung Assakinah, Cianjur.

Momen yang sempat menjadi perbincangan kala itu adalah saat Prabowo memarahi pengawal capres-cawapres karena mendorong rakyat yang ikut kampanye.

Soal ini, Ferdinand Hutahaen yang kala itu menjadi jubir BPN mengatakan, tidak ada yang salah dengan mobil yang ditumpangi oleh Prabowo di Cianjur. Apalagi, kata dia, sampai kini belum ada status hukum yang dapat membuktikan keterlibatan Chep dengan kelompok ISIS.

"Tidak ada yang salah dengan mobil yang ditumpangi oleh Pak Prabowo. Tidak ada yang salah juga dengan pemiliknya karena sampai hari ini kan Beliau (Chep) tidak bersalah secara hukum atau apa pun," kata Ferdinand, seperti dikutip jawapos.com, Rabu (13/3/2019).

Soal tuduhan Garis mendukung ISIS, Chep membantahnya. "ISIS itu cerita lama, lagu lama. Bohong itu. Garis enggak ada ISIS, buktikan saja," ujar pengusaha properti asal Cianjur ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya