Cak Imin Nilai Revolusi Mental Era Jokowi Gagal: Saya Gunakan Istilah Slepet

Calon Wakil Presiden (cawapres) nomor urut satu Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menilai revolusi mental slogan Presiden Joko Widodo (Jokowi) gagal diterapkan.

oleh Winda Nelfira diperbarui 25 Des 2023, 18:50 WIB
Diterbitkan 25 Des 2023, 18:50 WIB
Anies-Cak Imin
Pasangan Capres-Cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menghadiri debat Pilpres 2024 di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023) malam. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Calon Wakil Presiden (cawapres) nomor urut satu Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menilai revolusi mental slogan Presiden Joko Widodo (Jokowi) gagal diterapkan. Oleh sebab itu, Cak Imin membawa istilah 'Slepet'.

Hal tersebut disampaikan Cak Imin dalam acara diskusi dan kalibrasi bersama mahasiswa Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu, 24 Desember 2023.

"Tadi pada teriak slepet, kenapa saya ngomong slepet karena kalau mau jujur sebenarnya yang lebih tepat itu apa, revolusi sebenarnya. Tapi kata-kata revolusi agak kacau, sejak revolusi mental gagal dijalankan dengan baik," kata Cak Imin.

Menurut Cak Imin, selama 10 tahun belakangan revolusi hanya menjadi gagasan. Sebab, kata dia masalah kemiskinan tidak pernah mencapai solusi untuk segera diselesaikan.

"Jadi terpaksa kasih istilah lebih mudah dan kemudian tidak mengganggu, karena 10 tahun revolusi mental jadi revolusi mental. Karena itu saya gunakan istilah slepet," kata dia.

"Begini, kalau lihat akar masalahnya kemiskinan tidak abis-abis, ketidakadilan terjadi di mana-mana, sistem yang buruk itu adalah akar masalah," sambung dia.

Cak Imin menyebut telah mencoba untuk menelusuri akar permasalahan yang perlu diatasi atau di 'Slepet'. Cak Imin mendapati adanya pemain bisnis yang merangkap sebagai pembuat aturan.

"Akar masalah yang pertama, satu sebetulnya yang harus kita slepet saya telusuri satu, pemain bisnis merangkap pembuat aturan, menjadi rumitnya keadaan ini. Ini yang harus kita slepet, kita slepet karena apa, karena aturan harus dibuat setara, seluruh pelaku bisnis harus bisa terlibat dan setara dengan rakyat," ujar Muhaimin Iskandar.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya