Liputan6.com, Jakarta - Debat calon presiden (capres) ketiga telah usai digelar pada Minggu malam 7 Januari 2024 di Istora, Senayan, Jakarta. Debat capres ketiga ini berfokus pada enam hal, yakni Pertahanan, Keamanan, Geopolitik, Hubungan Internasional, Globalisasi, serta Politik Luar Negeri.
Dalam debat capres antara Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo tersebut dinilai berlangsung cukup sensasional. Sejumlah tokoh pun angkat bicara memberikan pandangan usai debat capres.
Salah satunya Pengamat Politik Universitas Jember Muhammad Iqbal yang menilai Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo lebih menguasai materi dibandingkan Prabowo Subianto dalam debat capres.
Advertisement
"Penguasaan materi baik saat pemaparan dan merespons kandidat saya kira paling tinggi ada pada capres Anies. Berikutnya Ganjar sedikit di bawah Anies. Sedangkan Prabowo justru paling buruk, tidak fokus dan berkali-kali terlihat sangat emosional," ujar Iqbal, Minggu malam 7 Januari 2024, seperti dikutip dari Antara.
Sementara itu, capres nomor urut 1 Anies Baswedan beberapa kali saling sanggah dengan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto. Terkait hal ini, Anies memberikan penjelasan.
Menurut dia, apa yang disampaikan dalam debat itu bukan persoalan pribadi melainkan tentang keselamatan dan keamanan bangsa. Karena itulah, ia menyampaikan fakta-fakta yang ditemukan.
"Kita tunjukkan apa saja yang selama ini menjadi masalah, justru karena itulah kita akan melakukan koreksi," kata Anies.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi juga angkat bicara. Jokowi menilai perlu ada format yang lebih baik terkait debat pilpres 2024. Dia menyebut, pastinya akan ada banyak yang kecewa dengan tontonan debat pilpres yang sudah berlangsung.
"Saya kira akan banyak yang kecewa. Sehingga debatnya memang perlu diformat lebih baik lagi, ada rambu-rambu sehingga hidup," kata Jokowi di sela kunjungan kerjanya di Serang, Banten, Senin 8 Januari 2024.
Berikut sederet respons sejumlah pihak usai debat capres ketiga yang digelar pada Minggu malam 7 Januari 2024 dihimpun Liputan6.com:
Â
1. Komentar Ustaz Adi Hidayat
Debat Capres sudah berlangsung Minggu 7 Januari 2024 di Istora Senayan, Jakarta. Riuh gemuruh komentar warganet pun telah menggema di beragam media sosial terkait debat.
Mulai dari serangan-serangan capres satu ke yang lain, substansi jawaban para capres, hingga sikap Capres Prabowo Subianto dan Anies Baswedan yang enggan bersalaman di akhir acara.
Aksi debat ketiga capres sudah banyak dibicarakan netizen bahkan saat debat masih berlangsung. Banyak pihak menyayangkan pertanyaan Anies Baswedan seputar food estate, anggaran Kemenhan dan kesejahteraan prajurit TNI yang dinilai menyerang personal Prabowo. Sebaliknya, banyak juga yang mengkritik Prabowo yang tidak secara terbuka menjawab pertanyaan Anies dengan gamblang.
Pada akkhirnya, komentar di dunia maya pun juga turut berkembang menjadi debat antar warganet. Menanggapi hal ini, Ustaz Adi Hidayat pun ikut bersuara. Melalui channel Youtube Adi Hidayat Official, UAH memberikan kritik dan saran pada pelaksanaan debat ketiga atau kedua untuk para capres ini. UAH menyatakan ada tiga catatan khusus bagi para capres dan pelaksanaan debat secara umum.
"Khususnya dalam reaksi sesi kedua pada debat cawapres bahwa kiranya sifat-sifat yang ditampilkan dalam debat itu bisa lebih substansial untuk mengedukasi masyarakat dan dengan sifat edukatif ini kita bisa melihat menilai dan bahkan mungkin bisa memberikan satu masukan untuk memotivasi kita dalam menentukan siapa yang dipandang layak menurut persepsi masing-masing," kata UAH.
UAH mengusulkan agar peran panelis dalam debat bisa mewakili kepentingan-kepentingan masyarakat di daerah. Seperti halnya format debat pada pemilu sebelumnya yang melibatkan 38 provinsi dengan perwakilan yang bisa menyampaikan kebutuhan di daerah secara implementatif. Tujuannya, kata UAH, agar kebutuhan masyarakat di seluruh daerah bisa tersampaikan di forum yang akan menentukan siapa pemimpin bangsa ini.
"Sehingga sifat debat itu itu berubah menjadi nilai-nilai yang substansial dan sifatnya bisa edukatif sekaligus juga nuansanya bisa uji publik," ujarnya.
Sayangnya, dalam debat yang sudah tiga kali digelar, ia memandang nuansa edukasi sangat kecil terlihat. Lebih banyak nuansa show atau tampil untuk menunjukkan keunggulan misalnya dalam retorika atau beradu argumen dan lain sebagainya.
Meski sah-sah saja, namun UAH menyayangkan substansi terkait nilai debat yang melahirkan visi misi bagaimana menyelesaikan berbagai persoalan masyarakat dan bangsa, membangun dan mencerahkan serta memajukan bangsa ini tidak bisa didapatkan secara sempurna.
"Yang dikhawatirkan justru adalah adanya sentimen-sentimen negatif baik antar paslon yang kemudian diviralkan sehingga yang dikonsumsi oleh masyarakat itu bukan substansi visi misinya tapi ketegangan-ketegangan yang ada dalam debatnya Bagaimana paslon A paslon B tidak bersalaman bagaimana saling sentimen ini tidak mengedukasi tidak memberikan nilai positif untuk kami yang menyimak," tuturnya.
Menurutnya, masyarakat hanya ingin mendengar bagaimana rencana-rencana para calon presiden dan wakil presiden ini ke depan untuk memajukan bangsa ini menyelesaikan setiap persoalan yang ada di seluruh tapak wilayah NKRI, salah satunya tentang pertahanan yang menjadi topik debat kemarin.
UAH memandang dalam debat yang berlangsung sekitar 3 jam ini belum ada capres yang bisa mengangkat konteks kesejahteraan prajurit TNI meski dilarang berbisnis hingga analisis Undang-undang tentang TNI misal terkait jati diri TNI. Termasuk apakah rumah dinas dan pendapatan TNI cukup sehingga mereka bisa tetap fokus menjaga keutuhan NKRI meski mempertaruhkan nyawanya.
"Formulasi apa yang dirumuskan oleh para capres ini untuk bisa memberikan sebuah harapan yang besar bagi mereka ketika ditugaskan dan sesuai dengan undang-undangnya mereka tidak berpikir lagi tentang kesejahteraan," kata UAH.
Begitu juga dalam hal menggunakan SDA di tanah air untuk kepentingan rakyat yang bisa diarahkan pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), pengelolaan tambang untuk kesejahteraan PNS seperti TNI. Menurutnya, ada satu hal yang perlu dipikirkan dan tidak dijelaskan di forum debat soal kesejahteraan TNI ini.
"Kalau sekadar hanya ingin melihat siapa yang unggul, siapa yang paling kuat argumen atau menang kalah dan sebagainya itu tidak berarti banyak bagi kami masyarakat. Rakyat yang mendambakkan kejelasan tentang peta rancang bangun untuk memimpin Indonesia itu seperti apa," bebernya.
UAH juga mengkritisi konsep debat capres dan cawapres yang ada saat ini. Dia menyayangkan keberadaan panelis dalam forum debat yang hanya bertugas mengambil undian pertanyaan untuk capres. Padahal, dahulu kehadiran panelis hadir untuk menampilkan sisi intelektualitas mereka. Seperti halnya pada debat capres tahun 1999 yang menghadirkan sosok seperti Sosiolog Imam Prasodjo dan pengamat politik Eep Saifullah Fatah yang memberikan pertanyaan-pertanyaan kritis.
"Jangan sampai yang kami tangkap dengan fasilitas media sosial yang banyak sekali yang sekarang sudah banyak diviralkan bahkan dipotong-potong masyarakat termasuk kami hanya menikmati sentimennya saja bukan argumennya ini seakan-akan ini punya masalah dengan ini jadi sentimen pribadi," ungkap ulama kelahiran 11 September 1984 ini.
Karenanya, UAH memohon jika diperkenankan konsep debat diubah seperti halnya dahulu kala seperti pada tahun 1999. Pasalnya dia menilai konsep debat yang melahirkan sentimen negatif tidak membangun kedamaian. "Bagaimana di atasnya ya menampilkan kedamaian bersifat lebih elegan itu akan lebih nyaman ya diterimanya sehingga itu bisa meredam gejolak. Jadi kalau anda ingin mengatakan 'Mari kita hadirkan pemilu yang damai yang tertib yang baik', maka mohon berikan contoh dari atas yang secara elegan bisa ditampilkan wawasan," pintanya.
UAH pun menyampaikan pandangan yang berada di luar kapasitasnya ini ia utarakan karena ulama memiliki tugas untuk menjaga kedamaian di tengah masyarakat.
"Jadi kalau kami dituntut untuk mengajak masyarakat tenang damai sementara tokoh-tokoh di atasnya dan mesin politiknya tidak mengarahkan kepada sifat-sifat itu lantas kiranya tidak mudah bagi kami untuk bisa memberikan hal-hal positif yang mendamaikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ungkapnya.
Menurutnya, yang lebih penting adalah semoga Allah SWT mengizinkan siapapun untuk memimpin Indonesia bisa membawa Indonesia menuju kemakmuran. Dia pun mengingatkan jabatan pemimpin bangsa adalah amanah yang harus dijalani dengan ikhlas karena meski jabatan sudah ditinggalkan tapi hisab akan tetap ada.
Â
Advertisement
2. Kata Pengamat
Pengamat Politik Universitas Jember Muhammad Iqbal menilai Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo lebih menguasai materi dibandingkan Prabowo Subianto, dalam debat capres ketiga di Istora Senayan Jakarta, Minggu malam 7 Januari 2024.
"Penguasaan materi baik saat pemaparan dan merespons kandidat saya kira paling tinggi ada pada capres Anies. Berikutnya Ganjar sedikit di bawah Anies. Sedangkan Prabowo justru paling buruk, tidak fokus dan berkali-kali terlihat sangat emosional," ujar Iqbal, Minggu malam 7 Januari 2024 seperti dikutip dari Antara.
Padahal banyak kalangan bilang tema debat ketiga adalah milik "Prabowo banget" karena kapasitasnya sebagai Menteri Pertahanan, sedangkan Anies dan Ganjar dinilai secara umum tidak punya pengalaman tata kelola pertahanan dan keamanan.
Menurutnya, ilmu ketahanan dan pengalaman global Anies yang seorang sipil murni telah berhasil menjebol pertahanan kemampuan dan daya tahan emosi Menteri Pertahanan Prabowo yang seorang militer.
Termasuk juga Ganjar, sosok anak polisi yang berpengalaman merakyat sebagai kepala daerah justru juga mampu 'sat-set' membobol daya pertahanan argumen Prabowo.
"Sangat disayangkan, bila baru di forum debat capres saja Prabowo sudah sangat emosional, apalagi jika nanti di forum nyata domestik maupun komunitas dunia," ucap akademisi FISIP Universitas Jember itu.
Ia mengatakan semua pertanyaan dari panelis terbukti memang sangat berkualitas, relevan dan penting terkait tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi dan geopolitik tersebut.
Terkait materi soal kebijakan dan strategi kemudahan akses pengembangan tentang pertahanan yang tangguh, teknologi siber, kecerdasan buatan.
Ia menilai Ganjar juga lebih konkret menjawab karena menyebutkan lembaga seperti BSSN, LPDP, BRIN, Kepolisian Siber, harus dioptimalkan dengan sistem keamanan yang baik dengan kecepatan internet yang tinggi, sehingga capres nomor urut 3 itu mengusulkan ada Duta Besar Siber.
Sementara Prabowo hanya normatif menjawab putra-putri bangsa perlu menguasai sistem AI dan siber. Kemudian secara seni dan strategi debat terlihat Prabowo yang seharusnya dijagokan menang justru malah larut lebih emosional, sehingga kehilangan fokus jawaban yang strategis dan konkrit.
Sebaliknya, Ganjar dengan gaya khas pengkisah narasi tampak lebih luwes dan taktis ketika memaparkan sistem pertahanan 5.0, harmonisasi dan sinkronisasi sistem keamanan, atau viralisme karya anak bangsa jadi mendunia.
"Terlebih ketika bertanya tajam ke Prabowo soal belanja alutsista bekas dan tidak tercapainya target 'MEF' pertahanan," ucap pakar komunikasi Unej itu.
Sedangkan Anies yang sejak sesi pembuka langsung menekan Prabowo-dengan taktik "gegenpressing" (istilah dalam sepak bola) ketika mempersoalkan besarnya anggaran Kemenhan, namun belum mampu membuat sejahtera TNI, Polri dan ASN pertahanan.
Serta dinilai tidak mampu melindungi sistem keamanan nasional dan sosial dari berbagai ancaman peretasan, narkoba, pencurian ikan dan pasir serta serangan siber.
"Terlebih ketika argumen Anies menyerang kebijakan food estate yang dinilai merusak kedaulatan lingkungan serta ironi kepemilikan lahan oleh Prabowo di saat banyak prajurit belum punya lahan rumah," jelas Iqbal.
Kemudian, Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam memberikan nilai terhadap ketiga pasangan calon presiden (capres) dalam debat ketiga Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 yang digelar di Istora Senayan, Minggu, 7 Januari 2024 kemarin.
Menurut Umam, capres yang tampil cerdas dalam debat semalam yakni Ganjar Pranowo. Sementara, Anies Baswedan dinilai berisi dan cenderung lebih menyerang. Sedangkan Prabowo Subianto dianggap bertahan.
"Dalam debat ketiga ini, Ganjar cerdas. Anies bernas (berisi) dan ofensif (menyerang). Prabowo defensif (bertahan), namun kurang elaboratif," ujar Umam dalam keterangannya, Senin 8 Januari 2024.
Umam menyebut Ganjar tampil simpatik, lebih tertib, pola konfrontasi yang terukur, dan diperkuat dengan substansi yang cukup impresif. Dia memilai Ganjar mampu mengelaborasi argumen tentang visi pertahanan, keamanan, dan diplomasi ekonomi dengan cukup impresif.
"Ganjar mampu mengelaborasi basis argumennya secara clear ketika tampil menjelaskan tentang kematangan perencanaan dan komitmen anti-korupsi dalam eksekusi kebijakan pertahanan, penguatan infrastruktur cyber nasional, dan komitmennya pada upaya revitalisasi kinerja ASEAN yang cenderung prosedural," kata Umam.
Dosen Ilmu Politik Universitas Paramadina itu mengatakan Ganjar juga terlihat kompak dengan calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan dalam menyerang Prabowo pada debat semalam. Menurutnya, serangan bertubi-tubi ini dilakukan Ganjar dan Anies untuk mengejar elektabilitas Prabowo.
"Dalam debat, serangan kepada lawan tentu sangat penting untuk menciptakan poin politik guna mendelegitimasi kredibilitas lawan. Namun di saat yang sama, jika serangan itu disampaikan berlebihan, hal itu bisa berpeluang memunculkan rasa simpati publik terhadap pihak yang mendapatkan hantaman bertubi-tubi," tandas Umam.
Lalu, penyampaian visi misi diawali oleh capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo, disusul capres nomor urut satu Anies Baswedan, dan terakhir oleh capres nomor urut dua Prabowo Subianto.
Semula sejumlah isu internasional diprediksi akan meramaikan debat capres pada Minggu malam, termasuk Palestina, Rohingya atau Laut China Selatan. Palestina sendiri disinggung oleh ketiga capres. Demikian pula dengan Laut China Selatan. Namun, tidak dengan isu Rohingya, yang belakangan ramai dibahas mengingat jumlahnya semakin besar di Indonesia.
"Tidak munculnya sejumlah isu penting tersebut harus kita pahami dalam konteks prosedur debat dan tujuan yang ingin dicapai tiap capres melalui debat," ujar pengajar di Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada (UGM) Irfan Ardhani kepada Liputan6.com, saat diminta pandangannya terkait absennya isu Rohingya dalam debat capres.
Secara prosedural, ungkap Irfan, isu tersebut bisa muncul dalam pertanyaan panelis dan pertanyaan antar-capres.
"Dalam hal ini, saya kurang memahami apakah panelis tidak menyiapkan pertanyaan tentang isu-isu tersebut (kecuali Laut China Selatan) atau memang tidak muncul dalam undian saja," tutur Irfan.
Fenomena lain yang dipertontonkan dalam debat capres kemarin malam adalah bagaimana Prabowo "dikeroyok" oleh Anies dan Ganjar, yang menyerangnya dengan isu-isu pertahanan. Sebut saja Anies, yang mengulang isu pembelian alutsista bekas.
"Lantas mengapa isu itu tidak dimunculkan melalui pertanyaan antar-capres? Saya rasa tiap capres, khususnya Anies dan Ganjar, melihat debat sebagai sarana untuk meningkatkan elektabilitas pribadi sembari menurunkan elektabilitas lawan paling kuat, yakni Prabowo. Isu seperti Rohingya dan Laut China Selatan mungkin dianggap tidak memiliki dampak elektoral yang signifikan. Oleh karena itu, mereka memilih pertanyaan tentang pertahanan yang dapat memunculkan persepsi mengenai inkompetensi Prabowo sebagai menteri pertahanan," ucap dia.
Irfan menambahkan, "Mengenai kemerdekaan Palestina, saya kira semua capres memiliki aspirasi yang sama sehingga tidak perlu ditanyakan. Sebagai catatan, statement Prabowo tentang Gaza justru mengundang sentimen negatif di media sosial," jelas Irfan.
Â
3. Jawaban Para Capres
Silang pendapat mewarnai debat ketiga Pilpres 2024 pada Minggu malam 7 Januari 2024. Calon presiden (Capres) nomor urut 1, Anies Baswedan beberapa kali saling sanggah dengan Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto.
Terkait hal ini, Anies memberikan penjelasan. Menurut dia, apa yang disampaikan dalam debat itu bukan persoalan pribadi melainkan tentang keselamatan dan keamanan bangsa. Karena itulah, ia menyampaikan fakta-fakta yang ditemukan.
"Kita tunjukkan apa saja yang selama ini menjadi masalah, justru karena itulah kita akan melakukan koreksi," kata Anies dalam konferensi pers usai debat capres di Istora Senayan, Minggu malam.
Anies mengatakan, ia ingin menghadirkan kepemimpinan yang menjunjung tinggi etika. Bicara soal kepemimpinan, Anies mengutip kata-kata dari Panglima Jenderal Soedirman.
"Hendaknya perjuangan kita harus didasarkan pada kesucian. Karena itu jangan lakukan kompromi dalam urusan etika karena ketika memimpin sebuah mekanisme pertahanan angkatan perang maka etika itu menjadi nomor satu. Itulah sebabnya mengapa kami betul-betul memastikan ini harus dijunjung tinggi," ujar dia.
"Dan menyampaikan bahwa ada persoalan selama ini. Kami sampaikan sebagai bagian dari keinginan untuk republik ini aman, keinginan dari republik ini bisa mempertahankan keselamatan setiap keluarga. Jadi ini adalah usaha kita untuk memastikan bahwa amanah itu nyata," sambung dia.
Anies menyampaikan, gagasan-gagasan yang diutarakan diharapkan menjadi referensi bagi pemilih untuk menetukan sosok pemimpin yang akan akan datang.
"Kami percaya rakyat Indonesia nanti bisa menyandingkan bisa mengambil preferensi bisa mengambil keputusan mana yang lebih tepat siapa yang lebih tepat untuk dititipkan keselamatan keamanan bagi bangsa kita," kata Anies menandaskan.
Kemudian, capres nomor urut dua Prabowo Subianto menyinggung sikap kandidat lain dalam debat capres ketiga lantaran berbicara seenaknya pada tema pertahanan dan keamanan negara.
"Yang pertama, kalau kita tujuan yang mengerti harus memberikan data yang benar, jangan menyesatkan rakyat, jangan provokasi, dan jangan menghasut," tutur Prabowo.
Menurut Prabowo, seorang negarawan mestinya lebih mementingkan keselamatan negara di atas kepentingannya sendiri.
"Semua, kita butuh kerukunan, keselamatan. Jangan karena ambisi ingin jadi presiden seenaknya bicara. Saya kira ini tidak pantas," ucap dia.
Prabowo pun mengaku kecewa dengan kualitas debat capres ketiga. Dia pun menyerahkan kepada rakyat untuk menilai.
"Sejujurnya saya kecewa, tapi ya sudah tidak apa-apa, saya percaya kepada rakyat, di depan rakyat yang punya akal, punya hati, rakyat yang akan menilai," kata Prabowo Subianto menandaskan.
Sementara itu, capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo menilai bahwa Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto tidak mampu membeberkan fakta saat debat ketiga Pilpres 2024.
Dengan jawaban Prabowo yang tidak menunjukkan data, menurut Ganjar, publik bisa menilai mana capres yang mampu menyampaikan gagasan dan mana yang tidak.
"Publik kita minta untuk menilai, bahwa saya mengajak untuk membandingkan data dan beliau tidak sanggup," kata Ganjar usai debat capres.
Ganjar juga menyatakan menolak tawaran Prabowo untuk diskusi terkait data-data pertahanan Indonesia, di luar panggung debat.
"Tidak perlu. Debatnya tuh hari ini. Kenapa musti besok. Kalau memang tidak siap, jangan debat. Kalau mau siap, ya persiapkanlah dengan baik debat itu," kata dia.
Menurut Ganjar, waktu yang terbatas bukan halangan untuk berdebat. Menurutnya, apabila tidak bisa adu data di debat maka tidak perlu mengundang ke forum lain.
"Kalau waktunya kita terbatas, itulah ujian yang paling bagus. Maka kalau Anda tidak perform, jangan menantang pada ruang lain. Ruang lain nanti ada ruang sendiri. Dan Anda akan berbicara dengan yang lain," kata Ganjar.
Ganjar mempersilakan apabila Prabowo ingin berdiskusi dengan DPR, namun untuk berdebat dengannya forum hanya di debat KPU.
"Sebagai menteri pertahanan umpanya, beliau akan berdebat nanti dengan DPR dan publik akan melihat. Tapi dengan saya sudah cukup ada di sini," kata Ganjar Pranowo menandaskan.
Â
Advertisement
4. Kata PSI dan Partai Golkar
Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep menyempatkan diri menyaksikan debat capres bersama Sekjen PSI, Raja Juli Antoni, dan DPW Riau di salah satu kawasan Pekanbaru, Riau.
Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep mengatakan, debat capres kali ini berjalan dengan lancar. Kaesang menilai, capres nomor urut dua, Prabowo Subianto dapat menyampaikan dan menjawab pertanyaan dengan baik.
"Tapi kalau kita lihat di debat kali ini, agak sedikit lucu ya," ujar Kaesang kepada Liputan6.com.
Kaesang menjelaskan, pada debat tersebut terlihat capres paslon dua seperti melawan dua calon. Hal itu berdasarkan pengamatan Kaesang saat nonton bareng (nobar) debat bersama DPW Riau.
"Tapi ya nggak apa-apa, ini kan dinamika politik jadi saya rasa Pak Prabowo sangat baik dibandingkan dua calon tadi," jelas Kaesang.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto menilai apa yang disampaikan calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dalam debat capres 2024 adalah apa yang sudah dilakukan pemerintah.
Menurut dia, jawaban Prabowo atas pertanyaan dari panelis maupun capres lain tak lagi sekadar teori, tapi apa yang sudah dilakukan sebagai Menteri Pertahanan.
"Apa yang dijawab itu adalah jawaban-jawaban apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah, termasuk Pak Prabowo. Bukan dalam tataran teori, itu best practice," tutur Airlangga dalam keterangannya.
Airlangga menegaskan, apa yang disampaikan Prabowo benar adanya. Bahwa, seluruh masyarakat Indonesia bahkan seluruh negara-negara di dunia juga merasakan dampak pandemi Covid-19 selama tiga tahun.
Kondisi itu harus memaksa seluruh kementerian, termasuk Kementerian Pertahanan, untuk melakukan refocusing anggaran. Airlangga sendiri saat musibah Covid-19 menyerang ditunjuk sebagai Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).
"Saya memimpin penanganan Covid-19 diperintahkan Pak Presiden langsung, dan itu kepentingannya adalah untuk rakyat yang pertama. Jadi sudah sesuai dengan UUD bahwa kesejahteraan rakyat dan keamanan rakyat adalah yang utama. Itulah yang dilakukan (Prabowo). Jadi yang disampaikan sudah benar," kata Airlangga.
Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran ini menambahkan, wajar jika Prabowo mendapat serangan dari capres lain yang menjadi lawan debatnya.
Menurut dia, hal itu justru menunjukkan siapa yang sudah unggul dari ketiga capres di Pilpres 2024 ini.
"Yang unggul pasti diserang, jadi karena perbedaannya sudah relatif tinggi, jadi itu biasa-biasa saja (diserang di debat)," ujar Menko Perekonomian ini.
Â
5. Respons Sekjen PDIP dan Waketum PAN
Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan, hanya Ganjar Pranowo yang memberikan penjelasan secara konkret dan realistis dalam debat capres yang kedua, Minggu 7 Januari 2024.
"Gagasan pertahanan sangat membumi, bahkan data-data yang disampaikan Pak Ganjar tidak bisa dijawab oleh Pak Prabowo yang seharusnya sebagai Menhan mampu menjawab itu," kata Hasto dalam keterangannya.
Di sisi lain, Hasto melihat Anies Baswedan memang memiliki keberanian untuk menyerang paslon lain meski terlalu akademis
"Tetapi kembali pada kritik yang disampaikan lebih banyak nuansa akademis dan kemudian Pak Ganjarlah yang mampu memberikan jawaban yang menggambarkan pemahaman beliau bahwa hubungan luar negeri harus dibangun untuk kepentingan nasional Indonesia," kata Hasto.
Di sisi lain, Hasto menjawab pertanyaan awak media mengenai reaksi dan jawaban Prabowo di debat capres kali ini yang ia nilai emosional.
"Di Twitter (kini X) muncul Gemoysian padahal kalau kita lihat debat pertama dan kedua kita lihat pendukung 02 itu menampilkan karakter-karakter yang mencoba membangun hegemoni dan penuh emosi. Itu pun kami saat itu maklumi sehingga apa yang dilakukan dengan mendatangi moderator dengan mendatangi tim kampanye lain, itu cara-cara yang tidak terpuji," kata Hasto.
Selain itu, terkait sikap Prabowo yang tidak mau bersalaman dengan Anies, Hasto meyayangkan hal tersebut.
"Seharusnya pemimpin tidak boleh emosional seperti itu. Harusnya salaman saja tunjukkan suatu hal yang baik sehingga Pak Prabowo perlu belajar juga bagaimana membangun karakter bangsa sehingga apa yang disampaikan Pak Prabowo tadi tentang etika sebagai hal yang tertinggi itu juga dijalankan satunya kata dan perbuatan. Ini yang kami sayangkan," jelas Hasto.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto menilai penampilan Calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dalam debat capres, Minggu 7 Januari 2024 yang diselenggarakan KPU menunjukan kualitasnya sebagai seorang negarawan.
Dia juga setuju dengan sikap tegas Prabowo yang menyatakan bahwa tidaklah mungkin semua kekuatan dan kelemahan sistem pertahanan nasional dibuka untuk umum.
"Karena ini menyangkut kepentingan nasional makanya diperlukan kehati-hatian dalam mengekspose permasalahan ini," ujar Yandri.
Dalam debat tersebut Yandri menyayangkan adanya capres yang menyatakan tidak perlu ada rahasia data pertahanan. Sehingga mencecar Prabowo sebagai menteri pertahanan untuk membuka data kekuatan dan kelemahan pertahanan nasional.
"Sangat berbahaya apabila ada Calon Presiden yang menganggap bahwa data pertahanan nasional tidak perlu dirahasiakan. Calon seperti ini sangat tidak layak menjadi Presiden," kata Yandri.
"Kita menyaksikan berkali-kali Prabowo menyampaikan bahwa kita tidak boleh lemah, kita tidak boleh ditindas. Sehingga peningkatan kualitas pertahanan nasional mutlak untuk dilakukan," sambungnya.
Apalagi Prabowo juga berkomitmen untuk melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif serta pendekatan menjadi tetangga yang baik dalam pergaulan internasional.
"Komitmen Prabowo dalam keberpihakan kepada kemerdekaan Palestina juga disampaikan dengan mendorong diplomasi kepada negara-negara lain dalam rangka melaksanakan amanat konstitusi kita yaitu mewujudkan perdamaian dunia," ungkap Yandri.
Komandan Penggalangan TKN Prabowo Gibran ini melihat bahwa Prabowo sangat menguasai materi pertahanan nasional dan strategi politik luar negeri yang mengedepankan kepentingan nasional Indonesia.
"Tema debat kali ini berkaitan dengan pertahanan, keamanan serta politik luar negeri, sebagai calon pemimpin nasional, Prabowo memiliki pandangan untuk menjaga kedaulatan nasional dan Indonesia berperan serta aktif dalam pergaulan internasional," tutup Yandri.
Â
Advertisement
6. Apresiasi Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid menyatakan rasa hormatnya pada calon presiden (capres) Prabowo Subianto yang tidak terpancing untuk membuka data pertahanan Indonesia saat dicecar oleh capres lain pada debat Minggu malam 7 Januari 2024.
"Alhamdulillah, Pak Prabowo tidak terpancing untuk membuka data pertahanan kita. Menurut saya ini bentuk kenegarawanan, mementingkan negara diatas politik. Meski sudah dicecar sebegitu rupa," ujar Meutya kepada wartawan di Jakarta yang disampaikan melalui keterangan tertulis, Senin 8 Januari 2024.
Menurut Meutya Hafid, para capres yang meminta Prabowo untuk membuka data pertahanan Indonesia secara terbuka tidak memahami resikonya pada kedaulatan negara.
"Data pertahanan tidak bisa sembarangan dibuka. Sifatnya rahasia negara, confidential. Hanya bisa dibuka di kalangan tertentu," ucap dia.
Meutya menilai, para capres yang meminta Prabowo membuka data pertahanan tidak paham masalah risiko data pertahanan apabila dibuka di publik sembarangan.
"Apalagi debat ini diperhatikan oleh seluruh dunia. Jika dibicarakan di publik, sama saja membuka rahasia pertahanan kita ke negara lain," terang dia.
Meutya menilai, debat yang membahas pertahanan negara, seharusnya menjadi ranah persatuan antara capres karena sifatnya yang rawan terhadap kedaulatan bangsa.
"Memanfaatkan data pertahanan yang sifatnya rahasia untuk menyudutkan lawan politik mestinya tidak terjadi. Negara lain sangat berkepentingan terhadap isu pertahanan ini. Harusnya kita memperlihatkan persatuan bahwa Indonesia dalam debat pertahanan, tentunya dengan sikap calon pemimpin yang penuh jiwa negarawan," tutur Meutya.
Meutya kemudian mengimbau rakyat Indonesia untuk berhati-hati dalam memilih pemimpin kedepan. Karena, kata dia, kedaulatan negara dipertaruhkan.
"Kondisi geopolitik dunia sangat rentan. Sangat mungkin berdampak kepada kita. Untuk itu kita butuh pemimpin kuat yang bisa menjamin kedaulatan negara untuk membawa kita menghadapi tantangan dunia," ucap dia.
"Seorang pemimpin negarawan yang memikirkan negara diatas kepentingan lain, apalagi ambisi politik pribadinya," tandas Meutya.
Â
7. Tanggapan Presiden Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkomentar soal jalannya debat capres. Menurut presiden, jalannya debat semalam lebih terlihat seperti adu serang personal dengan minimnya substansi dari visi masing-masing kandidat.
"Memang saya melihat substansi dari visinya malah tidak keliatan yang keliatan justru saling menyerang yang sebetulnya tidak apa-apa asal kebijakan. Asal policy, asal visi tidak apa-apa," kata Jokowi kepada awak media, Senin 8 Januari 2024.
Jokowi mencatat, debat capres semalam sudah menyerang personal dan pribadi yang tidak ada hubungan dengan konteks tema debat yakni pertahanan, keamanan, geo politik, hubungan internasional, globalisasi, dan politik luar negeri.
"Jadi saya kira kurang memberikan pendidikan, kurang mengedukasi masyarakat yang menonton," ucap dia.
Jokowi berharap, agar tidak terjadi situasi yang sama seperti debat semalam, maka disarankan penyelenggara debat yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU) agar mengevaluasi formatnya.
"Debatnya memang perlu diformat lebih baik lagi, ada rambu sehingga hidup, saling menyerang tidak apa-apa tapi kebijakan, policy, visinya yang diserang bukan untuk saling menjatuhkan dengan motif personal," minta presiden.
"Saya kira tidak baik (saling menyerang) dan tidak mengedukasi," Jokowi menandasi.
Advertisement