Harga Rumah Subsidi di Bali Harus Disesuaikan

Ketua DPR REI Bali I Gusti Made Aryawan memperkirakan penjualan rumah di segmen menengah-atas turun 50 persen.

oleh Anto Erawan diperbarui 05 Nov 2015, 15:18 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2015, 15:18 WIB
REI: Harga Rumah Subsidi di Bali Harus Disesuaikan
by Anto Erawan

Liputan6.com, Denpasar - Pulau Bali mungkin menjadi salah satu kawasan yang paling keras terpukul akibat pelemahan sektor properti Tanah Air belakangan ini.

"Kami memerkirakan penurunan penjualan rumah di segmen menengah-atas mencapai 50 persen sampai 70 persen, sementara untuk rumah menengah-bawah turun sekitar 10 persen hingga 30 persen," kata Ketua DPD REI Bali, I Gusti Made Aryawan kepada Rumah.com.

Made Aryawan menuturkan, penjualan perumahan menengah bawah—dengan harga di bawah Rp500 juta—masih tergolong baik. Namun demikian, dia menyayangkan regulasi pemerintah yang mematok harga rumah subsidi untuk MBR (masyarakat berpenghasilan rendah) di Bali di angka Rp126,5 juta per unit, sama dengan kawasan Nusa Tenggara.

"Bali jelas berbeda dengan Nusa Tenggara. Harga lahan di sini sudah sangat tinggi, sehingga tak layak dijadikan rumah sederhana bersubsidi," kata Aryawan.

Untuk itu, imbuh Made Wiryawan, dirinya telah bertemu dengan Maurin Sitorus, Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) untuk membicarakan hal tersebut.

"Saya mengusulkan agar harga rumah di Bali bisa direvisi menjadi Rp190 juta hingga Rp200 juta per unit. Atau setidaknya disamakan dengan Papua dan Papua Barat yang mencapai Rp174 juta per unit," tegas Aryawan.

Di Bali sulit sekali mendapatkan lahan dengan patokan harga Rp 200 ribu per meter persegi untuk rumah subsidi. Jika harga disesuaikan, harga lahan Rp300 ribu per meter persegi bisa untuk mengembangkan rumah subsidi.

"Jika di Papua harga lahan murah tetapi harga material bangunan mahal, maka di Bali sebaliknya," kata Made Wiryawan.

Kawasan yang dapat dijadikan lokasi rumah subsidi—dengan catatan harga disesuaikan—antara lain Karangasem, Negara, Singaraja, dan Tabanan.

“Kami berharap tahun depan harga sudah bisa disesuaikan. Di saat sulit seperti ini, pengembang di daerah lain bisa beralih menjual rumah subsidi, tetapi kami tidak bisa, karena masalah harga ini,” pungkas Made Wiryawan. (Anto E/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya