Masihkah Depok Jadi Lokasi Pilihan Pembeli Rumah Pemula?

Sejumlah pengembang mulai berpikir ulang untuk membidik kawasan Depok untuk buat proyek perumahan.

oleh Kantrimaharani diperbarui 18 Jan 2016, 13:44 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2016, 13:44 WIB
Masihkah Depok Menjadi Lokasi Pilihan  Pembeli Rumah Pemula?
Setelah Pemerintah Daerah Kota Depok mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) Kota Depok No.13/2013 tentang bangunan dan izin mendirikan bangun

Liputan6.com, Jakarta - Setelah Pemerintah Daerah Kota Depok mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) Kota Depok Nomor 13/2013 tentang bangunan dan izin mendirikan bangunan beserta produk turunannya, beberapa pengembang mulai berpikir ulang untuk membidik kawasan Depok untuk membuat proyek perumahan untuk kelas menengah.

Peraturan tersebut menjelaskan pengembang hanya bisa membangun rumah dengan kavling minimal 120 meter persegi.

Achmad Samy, Direktur PT Umawar Issabluza, pengembang perumahan Paradesa, mengakui Perda tersebut cukup memberatkan.

"Pasalnya harga tanah sudah telanjur tinggi sedangkan kami harus membuat rumah dengan minimal lahan seperti itu, otomatis ini berpengaruh kepada penawaran harga yang tinggi. Rumah dengan luas lahan 120 meter (persegi) tersebut merupakan rumah mewah, sedangkan segmentasi pembeli di Depok memiliki ciri khas tersendiri," kata Azis dikutip dari www.rumah.com (18/1/2016).

Achmad juga menjelaskan segmentasi pasar di Depok cukup beragam. Banyaknya perguruan tinggi di Margonda menjadikan lokasi ini banyak dihuni oleh mahasiswa.

Selain itu, pembeli pemula (first time buyer) yang mencari perumahan di Depok memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.

Ada yang bisa menunggu sambil menabung, ada yang ingin memiliki rumah secepatnya dengan uang yang ada saat ini, yang kebanyakan belum terkumpul banyak.

"Peraturan pembatasan lahan tersebut otomatis berpengaruh terhadap penentuan harga di kawasan yang berpotensi tinggi, seperti di Margonda dan sekitarnya. Karena pada dasarnya produk (rumah) yang laku di pasaran adalah produk yang dibutuhkan atau dicari oleh semua kalangan. Bukan yang tersegmentasi (untuk menengah ke atas)," jelas Achmad.

Pembangunan Infrastruktur dan Karakter Pembeli

Ditemui di tempat yang berbeda, Azis Cahya Perdana, Manager Marketing PT Genesis Indojaya menuturkan kawasan Depok menjadi incaran karena lokasi yang strategis. Harga di kawasan Depok itu juga relatif terjangkau, berkisar Rp 140 juta – Rp 800 juta.

Azis menjelaskan, jangkauan daya beli konsumen perumahan di Depok beragam. Ada first time buyer yang mencari harga rumah di kisaran Rp 150 juta-Rp 450 juta. Ada pula pembeli yang membeli rumah kedua atau rumah kesekian mereka. Mereka mengincar hunian di kisaran Rp600 juta-Rp 1 miliar.

Pembeli yang telah memiliki rumah dan membeli rumah keduanya atau yang kesekian di Depok kebanyakan adalah orang yang telah mapan di sana. Rumah berikutnya yang mereka beli biasanya untuk anak-anak mereka, sehingga orang tua dan anak tersebut bisa tetap berdekatan.

"Mereka memilih Depok karena masih asri, kualitas airnya bagus, dan lingkungannya yang kondusif," ujar Azis.

Perkembangan infrastruktur di Depok juga terlihat pesat. Pembangunan jalan tol dan jalur commuter line menjadikan kawasan ini kian mudah dijangkau.

Namun Azis mengakui adanya Perda tersebut membuat para pengembang melakukan penyesuaian harga. Ia berharap Pemerintah Kota Depok mempertimbangkan kembali peraturan tersebut dan menyesuaikannya dengan pangsa pasar potensial di kawasan itu. (Kantri M/Ahm)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya