Liputan6.com, Makassar - Potensi abrasi di wilayah pesisir Kelurahan Tallo, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, dinilai sangat tinggi. Untuk mencegahnya, 2.500Â tanaman bakau pun ditanam.
Koordinator Coastal Community Development-Internasional Fund for Agricultural (CCD-IFAD) Kelurahan Tallo, Kecamatan Tallo, Taufik mengatakan, dengan penanaman bakau yang melibatkkan pihak terkait seperti unsur pemerintah, mahasiswa, pelajar, dan masyarakat merupakan langkah bijak meminimalkan rusaknya ekosistem di wilayah pesisir utara Kota Makassar.
"Kami hanya sebatas menjalankan program kerja, namun yang utama adalah pelibatan masyarakat secara berkelanjutan. Sebab mangrove adalah tanaman tumbuh yang butuh waktu lama dan manfaatnya sangat baik bagi kawasan pesisir pantai," kata Taufik ketika ditemui di Jalan Cendrawasih, Kota Makassar, Selasa (22/9/2015)
Ketua Forum Komunitas Hijau Kota Makassar Yusran menyatakan, fenomena alam akibat perubahan iklim tidak lagi menjadi dongeng belaka. Masyarakat sudah diperlihatkan dengan terjadinya kekeringan yang melanda Tanah Air.
"Tidak luput wilayah Sulsel, khususnya Kota Makassar. Belum lagi ketika musim hujan tiba disertai angin kencang yang pastinya akan menerpa kawasan pesisir utara Kota Makassar yaitu di Tallo," ucap Yusran.
Melalui program pemberdayaan masyarakat pesisir CCD-IFAD kota Makassar, 50 orang di antaranya Mapala Sintalaras UNM, Forum Komunitas Hijau, Sispala Bosowa International School, Sispala SMA Negeri 17, SMK Negeri 8, SMK Negeri 2 Gowa, dan anak usia dini di kampung Karabba, berjibaku menanam 2.500 bakau, pada Minggu 20 September 2015. (Mvi/Ans)