Liputan6.com, Sidoarjo - Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) mewaspadai adanya luberan lumpur Lapindo yang ada di dalam kolam penampungan lumpur. Kewaspadaan ini menyusul puncak musim hujan di wilayah setempat. BPLS pun terus memantau sejumlah titik tanggul penahan lumpur.
 "Saat ini yang menjadi perhatian kami adalah di titik 81, karena ketinggian air dengan bibir tanggul (lumpur Lapindo) sekitar 50 centimeter. Namun, kondisi itu masih aman saat musim hujan seperti sekarang ini," ucap Humas BPLS Hengki Listia Adi di Sidoarjo, Jawa Timur, seperti dilansir Antara, Jumat 19 Februari 2016.
Ia mengemukakan pemantauan di seluruh tanggul penahan lumpur memang perlu dilakukan setiap hari. Bila ada retakan atau segala sesuatu yang membahayakan, maka dapat segera dilakukan tindakan.
"Sampai sejauh ini kondisinya masih bisa dibilang aman dan tidak ada kendala yang berarti, terutama saat musim hujan seperti yang terjadi sekarang ini," papar Hengki.
Disinggung tentang kondisi di titik 21 yang berbatasan langsung dengan Jalan Raya Porong, Hengki mengatakan titik 21 sangat aman. Sebab di titik 21, isi kolam penampungannya bukan air, melainkan lumpur yang sudah mengeras. Dengan demikian, tidak perlu dikhawatirkan yang terjadi di titik 21 ini.
Lumpur Tetap Dialirkan
Namun begitu, imbuh Hengki, pihaknya masih terus melakukan pengaliran lumpur ke Kali Porong untuk mengurangi beban yang ada di dalam kolam penampungan utama dari luapan Lumpur Lapindo.
"Pengaliran lumpur dengan menggunakan kapal keruk ke Kali Porong tetap kami lakukan supaya beban yang ada di dalam kolam penampungan berkurang," urai Hengki.
Ia menyebutkan saat ini sejumlah pompa yang digunakan untuk menguras air di Jalan Raya Porong juga sudah dilepas karena banjir yang ada di kawasan itu sudah surut.
"Begitu pula dengan pompa bantuan milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga sudah dilakukan pelepasan dan diharapkan tidak akan terjadi banjir lagi di wilayah tersebut saat musim hujan ini," ujar Hengki.
Advertisement
Di Sidoarjo, selama beberapa hari terakhir terjadi musibah banjir di sejumlah kecamatan. Berdasarkan catatan, ada 7 kecamatan dengan jumlah 48 ribu kepala keluarga yang rumahnya terendam banjir.
Banjir sempat melumpuhkan jalur kereta api yang melintas di sisi tanggul penahan lumpur Lapindo, Porong, Sidoarjo. Akibatnya, PT Kereta Api Indonesia mengalami kerugian sampai dengan ratusan juta rupiah setiap harinya akibat banjir ini.