Terima Santunan, Janda Korban Bom Bali I Ini Menangis Tersedu

Demi menyambung hidup, janda salah satu korban Bom Bali I ini berjualan di kawasan Pantai Padanggalak, Sanur, Denpasar.

oleh Liputan6 diperbarui 19 Apr 2016, 21:47 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2016, 21:47 WIB
Janda Korban Bom Bali I
Korban Bom Bali terima santunan.

Liputan6.com, Denpasar - Hampir 14 tahun berlalu, tragedi Bom Bali I masih terekam di benak Nyoman Rencini. Ia adalah janda salah satu dari sekitar 200 korban jiwa petaka pada 12 Oktober 2012 malam.

Seiring waktu yang bergulir, Rencini lambat laun berupaya menghapus kepiluan hati sepeninggal sang suami, Ketut Sumerawat. Demi menyambung hidup, Rencini berjualan di kawasan Pantai Padanggalak, Sanur, Denpasar, Bali. Namun, hidup Rencini jauh dari sejahtera.

Lantaran itulah, demi meringankan bantuan, Jaringan Jurnalis Bali (JJB) menyalurkan dana solidaritas kepada Nyoman Rencini. Terutama, menambah modal berjualan bagi janda korban Bom Bali I tersebut.

Mewakili JJB, Dewa Putu Sumerta menyerahkan dana tali kasih sebesar Rp 1,7 juta di lapak kecil milik Nyoman Rencini di Pantai Padanggalak. Bantuan itu diserahkan kemarin, Senin, 18 April 2016.

Ia mengatakan, dana tersebut merupakan sumbangan para jurnalis yang ada dalam Komunitas JJB. Dana sumbangan ini, selanjutnya akan digunakan Rencini untuk menambah barang dagangan yang pada saat penyerahan bantuan sudah sangat sedikit.

Rencini pun menangis terharu dan menyampaikan terima kasih atas bantuan JJB. Menurut dia, bantuan tersebut sangat bermanfaat untuk menyambung hidup yang hingga kini melarat dan tercampakkan.

"Bantuan kecil yang kami sampaikan ini untuk mengetuk hati pemerintah atau warga lainnya yang hidup berkecukupan, untuk membantu sesama yang hidup susah. Ibu Rencini hanya salah satu, kebetulan dijumpai salah satu anggota JJB hidup dalam kondisi susah," ujar Putu Sumerta seperti dilansir Antara, Selasa (19/4/2016).

Sehabis ledakan (SBS)

Suami Rencini, Ketut Sumerawat, meninggal dunia saat bom yang diledakkan Amrozi cs meluluhlantakkan Sari Club Legian, Kuta, Bali pada 14 tahun lalu.

"14 tahun berlalu, hidup saya bukan tambah baik, tapi tambah susah, morat-marit banyak utang, setelah suami tulang punggung keluarga meninggal dunia kena bom Bali. Syukur saya masih bisa bertahan menghidupi tiga anak-anak saya, meski hidup tetap melarat," ujar Rencini saat ditemui di Pantai Padanggalak.

Rencini dan anak-anaknya kini tinggal di rumah kos, di sekitar Setra Madura Sanur. Rumah kos ini sebentar lagi akan habis masa kontraknya. Berbagai pekerjaan serabutan pernah dijalani untuk menyambung hidup.

Kini Rencini, janda korban Bom Bali I, membuka lapak kecil di Pantai Padanggalak sekadar untuk bisa makan sehari-hari bersama tiga anaknya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya