Mengapa Orang Malaysia dan Singapura Ziarah ke Bukit Siguntang?

Bukit Siguntang adalah bukit kecil setinggi 29-30 meter di atas permukaan laut yang terletak sekitar 3 km dari tepian utara Sungai Musi.

oleh Nefri Inge diperbarui 28 Apr 2016, 16:01 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2016, 16:01 WIB
Nenek Moyang Singapura
Nenek moyang Singapura dari Palembang

Liputan6.com, Palembang - Bukit Siguntang adalah sebuah bukit kecil setinggi 29-30 meter di atas permukaan laut yang terletak sekitar 3 kilometer dari tepian utara Sungai Musi, Palembang. Di sekitar bukit ini ditemukan beberapa benda purbakala yang dikaitkan dengan Kerajaan Sriwijaya.

Di puncak bukit itu terdapat beberapa makam yang dipercaya sebagai leluhur warga Palembang. Nama-nama tokoh yang dimakamkan antara lain Raja Si Gentar Alam, Panglima Bagus Kuning, Panglima Bagus Karang, Putri Rambut Selako, Putri Kembang Dadar,  Panglima Liatu Api, dan Tuan Junjungan.

Oleh masyarakat setempat, kompleks itu dianggap keramat dan menjadi tempat tujuan ziarah. Namun, tidak semua peziarah adalah warga setempat karena ternyata warga Malaysia dan Singapura juga banyak bertandang.

Salah satu alasan yang mendasari kunjungan mereka adalah keyakinan warga Malaysia dan Singapura bahwa nenek moyang mereka berasal dari Palembang. Terkait hal itu, sejarawan Sumatera Selatan Ali Hanafiah membenarkan hal itu.

"Raja Sriwijaya terakhir, yaitu Parameswara, tidak mau takluk dengan Kerajaan Majapahit. Kekuatan Sriwijaya juga sudah melemah, jadi Parameswara memilih hijrah ke Melayu dan buat Kerajaan Singapura," ujar Ali kepada Liputan6.com, Rabu, 27 April 2016.

Kerajaan Melayu itu sekarang menjadi negara Malaysia dan Singapura. Sejarah itu juga dibuktikan dengan kemiripan perawakan antara orang Indonesia, Singapura dan Malaysia. Kemiripan juga ditemukan dalam bahasa yang digunakan.

Terkait nama Singapura, Ali menuturkan jika nama itu dicetuskan oleh Parameswara. Ia kemungkinan melihat seekor singa sedang melintas di depannya. Sejarah tersebut tertulis dalam beberapa prasasti peninggalan Sriwijaya, seperti Prasasti Kedukan Bukit, Talang Tuo di Museum Bala Putera Dewa Palembang serta Prasasti Telaga Batu di Museum Nasional.

"Namun untuk cerita pemilihan nama tersebut, perlu dibuktikan lebih lanjut tentang keasliannya," ucap dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya