Cerita 'Desa Payung', Lebaran, dan Anak Nongkrong

Payung-payung unik tampak menggantung di atas bentangan tali yang terikat di tiang bambu di desa tersebut.

oleh Panji Prayitno diperbarui 10 Jul 2016, 07:07 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2016, 07:07 WIB
Payung Berhias
Payung berhias dengan lampu kerlap-kerlip menggantung di atas jalanan Blok Dodog, Desa Sendang, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Liputan6.com, Indramayu - Suasana Idul Fitri dan libur Lebaran di Blok Dodog, Desa Sendang, kian semarak. Payung-payung unik tampak menggantung di atas bentangan tali yang terikat pada tiang bambu di desa yang terletak di Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Payung berhias pernak-pernik unik itu menjadi lampion dengan lampu kerlap-kerlip. Ternyata, payung-payung tersebut hasil kreativitas anak muda desa untuk merayakan Lebaran.

Menurut koordinator pemuda Desa Sendang, Atho Urrohman, pemilihan payung sebagai lampion adalah simbol untuk saling mengayomi antar-warga dari berbagai latar belakang. Hasil ide dan kreasi para pemuda ini sekaligus menunjukkan kekompakan kerja sama. Mereka pun rela mengeluarkan uang pribadi mereka.

"Hari raya tidak hanya sebagai ajang silturahmi, melainkan penyaluran karya bagi pemuda di desa ini," ucap Atho di Indramayu, Jabar, Sabtu 9 Juli 2016.

Dia mengatakan, pemasangan lampion perayaan Idul Fitri ini sudah berlangsung sejak H-7 sebelum Lebaran. Rencananya, lampion tersebut akan terus dipasang hingga Rabu pekan depan 13 Juli 2016.

Demi mengaktualisasikan diri berkarya bersama warga desa, para pemuda bahkan rela mengeluarkan uang dari kocek pribadi. "Tidak ada anggaran dari lembaga karena kalau dianggarkan kami pasti tidak bisa bebas berekspresi dalam karya," tutur Atho.

Payung berhias dengan lampu kerlap-kerlip menggantung di atas jalanan Blok Dodog, Desa Sendang, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Ditemui secara terpisah, Harun Kriting salah satu tokoh pemuda Desa Sendang mengatakan, pembuatan hiasan di sepanjang jalan juga bertujuan sebagai bentuk pembuktian diri kepada masyarakat. Bahwa anak muda yang suka nongkrong juga mampu berkreasi dan percaya diri menampilkan karya.

Menurut Harun, hal ini terlihat dari konsistensi pemuda yang selalu menghiasi desa mereka dengan kreativitas saat memasuki Lebaran selama enam tahun belakangan.

"Dari generasi ke generasi anak muda terus kami pupuk, agar setiap tahun dapat berlangsung lebih meriah."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya