Liputan6.com, Kotawaringin Timur - Warga Sampit, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah bingung. Setiap kali menebar bibit ikan, selalu saja mati.
"Saya menebar ribuan bibit ikan lele, besok harinya semua mati. Sepertinya ini masalah air. Padahal airnya saya gunakan air sumur, bukan air PDAM," kata seorang warga Sampit Rudi, seperti dilansir dari Antara dan ditulis Selasa (26/7/2016).
Tingkat keasaman tinggi menjadi salah satu kendala pengembangan budidaya ikan di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.
Besarnya peluang usaha budidaya ikan di Kotawaringin Timur, membuat minat masyarakat menekuni bidang usaha ini mulai meningkat. Sayangnya, tidak semua bernasib mujur langsung menuai hasil karena di hadapkan berbagai kendala.
Tingkat keasaman tanah dan air menjadi salah kendala. Banyak yang berhasil mengelola kolam ikan atau tambak dengan bermodal air sumur. Namun tidak sedikit pula yang gagal.
Beny, salah satu pembudidaya ikan yang sukses. "Saya juga pakai air sumur, tapi alhamdulillah hasilnya bagus," tutur Beny.
"Tapi kolamnya saya beri atap, takutnya ikannya tidak tahan kalau kena air hujan," sambung dia.
Kenapa?
Kepala Bidang Budidaya Perikanan pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kotawaringin Timur Muhammad Indra mengatakan, keasaman tanah dan air di daerah memang berbeda-beda. Tanah gambut memiliki tingkat keasamannya cukup tinggi.
"Kondisi itu bisa diatasi dengan menabur kapur air atau kapur pertanian sesuai takarannya. Tapi lebih baik memang harus ada alat pengukur keasaman air untuk memastikan berapa kadarnya sehingga tahu apa yang bisa dilakukan," jelas Indra.
Dia menduga, matinya benih ikan dalam waktu singkat itu disebabkan keasaman yang tinggi. Dia menyarankan pemilik tambak memastikan terlebih dulu kualitas air sebelum menebar benih ikan.
Dinas Kelautan dan Perikanan siap membantu menurunkan tenaga lapangan untuk membantu memeriksa kualitas air sebelum pemilik keramba menebar benih. Pihaknya bisa memberi masukan setelah mengukur dan melihat kualitas air dengan menabur kapur sesuai tingkat keasaman.
Saat ini pemenuhan kebutuhan ikan di daerah itu sebagian masih dipasok dari luar daerah sehingga harganya relatif mahal. Harga ikan patin sekitar Rp 26.000/kg, ikan nila Rp 36.000/kg, dan gurame mencapai Rp 60.000/kg.