Liputan6.com, Makassar - Bone Tambu, salah satu pulau eksotik di antara gugusan pulau-pulau kecil kebanggaan warga Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Masyarakat lokal menyebut pulau ini sebagai 'sangkarang' atau pulau kaya dengan keragaman hayati bawah laut.
Letaknya di Kelurahan Barang Caddi, Kecamatan Ujung Tanah. Luas pulau ini dua kali lapangan sepak bola ukuran nasional. Penduduknya berjumlah 130 kepala keluarga (KK). Mayoritas bekerja sebagai nelayan.
Kepala Dinas Pendidikan Makassar Ismunandar menuturkan, secara geografis, Pulau Bone Tambu berupa delta pasir di tengah laut dengan ketinggian hanya sekitar 1,5 meter di atas permukaan laut. Karena kondisi tanah dan airnya, maka tanaman yang bisa tumbuh dengan baik di daerah ini hanya pohon kelapa.
"Pemkot Makassar sangat mempertahankan keberadaan pulau ini. Karena pada Januari 2013 lalu, Bone Tambu adalah pulau yang sempat rata direndam banjir air laut atau (rob) setinggi 50 cm akibat naiknya permukaan air laut," kata Ismunandar kepada Liputan6.com, Senin (8/8/2016).
"Dan fenomena ini adalah salah satu dampak perubahan iklim," sambung dia.
Salah satu masalah yang masih membelit masyarakat di pulau ini adalah soal kualitas pendidikan. Anak-anak di di sana kekurangan guru. Hanya ada kepala sekolah yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) dan sejumlah tenaga pengajar berstatus honorer.
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, SD dan SMP Negeri 42 Satu Atap di Pulau Bone Tambu sama sekali tak memiliki guru olahraga.
"Di pulau ini juga di tahun 2013 lalu, pernah diterjang abrasi. Makanya pengambilan sumpah jabatan dua kepala sekolah kita gelar langsung di pulau," kata Ismunandar.
"Pulau yang hanya butuh waktu 30 menit dari Kota Makassar ini memang jadi perhatian serius semua pihak, selain kaya dengan terumbu karang," ucap Ismunandar.