Liputan6.com, Jambi - ‎ Gubernur Jambi Zumi Zola bersama sejumlah aktivis memperingati Tiger Day (Hari Harimau) dengan mengajak puluhan anak-anak Jambi agar lebih tahu dan sayang akan satwa dilindungi itu.
‎Menurut Zola, kegiatan tersebut juga sebagai bagian edukasi kepada anak-anak agar lebih menjaga kelestarian alam. "Ini penting agar anak-anak mengerti akan pentingnya keseimbangan alam, termasuk flora fauna di dalamnya," ujar Zumi Zola pada Minggu, 14 Agustus 2016.
Zola mengatakan, harimau merupakan salah satu satwa ikonik di Jambi. Ia mengakui, kondisi harimau Sumatera makin berkurang setiap hari akibat maraknya pembukaan lahan serta perburuan ilegal. ‎Selain mendukung upaya penegakan hukum akan perburuan satwa ilegal, Zola juga mendesak agar masyarakat maupun perusahaan tidak serampangan dalam membuka lahan yang imbasnya bisa mengganggu habitat satwa, khususnya harimau Sumatera.
"Kita harus bekerja sama melakukan pengawasan, laporkan kepada aparat terkait apabila melihat, atau mendengar adanya upaya perburuan satwa ilegal," kata Zola.
Pada kegiatan itu, Zola mengajak puluhan anak-anak menggambar dan mewarnai dengan tema harimau serta membubuhkan cap tangan di spanduk bertuliskan "Save Our Tigers". Zola juga ikut menyaksikan dua anak rimba yang sedang menggambar harimau.
Baca Juga
Selain itu, Zola juga akan menggagas agar pendidikan tentang satwa dilindungi bisa menjadi pelajaran tambahan di sekolah. Dengan itu, diharapkan anak-anak lebih paham dan sayang akan kehidupan satwa.
‎‎"Jangan sampai anak cucu kita nanti hanya tahu cerita harimau Sumatera dari museum saja, tanpa tahu wujud aslinya hidup di alam bebas," ujar Zola menambahkan.
Sebelumnya, Ketua Forum Harimau Kita (FHK), Yoan Dinata mengatakan, berdasarkan hasil studi terbaru selama lima tahun terakhir memperlihatkan bahwa enam dari 33 kantong habitat harimau di Sumatera sudah tidak terdeteksi lagi di antaranya di Tanah Karo, Parmonangan, Maninjau, Buki Kaba, Bukit Betabuh, Bukit Sosa, dan Asahan.
"Penyebab menurunnya populasi harimau Sumatera adalah hilangnya habitat dan aktivitas perburuan harimau beserta hewan mangsanya karena diperdagangkan," ujar Yoan.
Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir hingga Juni 2016, tercatat 58 ekor harimau diperdagangkan yang terdiri dari dua ekor harimau hidup dan 14 harimau awetan. Kemudian juga diperdagangkan 13 lembar kulit utuh, 70 taring harimau dan delapan tulang harimau.