Liputan6.com, Cirebon - Nasib petani garam Cirebon semakin terancam seiring abrasi yang mengikis lahan garam di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Sementara
Dari 16 ribu hektare lahan garam yang digarap petani di Kabupaten Cirebon, tidak semua dikelola optimal.
Ketua Ikatan Petani Garam Indonesia Cirebon Moch Insyaf Supriyadi mengatakan, dari jumlah lahan tersebut ada yang beralih fungsi menjadi lahan pengelolaan udang dan bandeng serta menjadi lahan industri.
"Banyaknya perubahan di lahan petani garam sudah terjadi dalam kurun waktu tiga terakhir," kata Insyaf di Cirebon, Jabar, Selasa (23/8/2016).
Dia mengatakan, selain banyaknya lahan yang beralih fungsi, petani garam juga mengalami kekhawatiran karena faktor alam. Meski sudah ada penanggulangan dari pemerintah dengan memasang tanggul dan pemecah ombak, ancaman pengikisan lahan masih membayangi 60.000 jiwa petani.
Baca Juga
Tiap tahun, sekitar 300 hektare lahan terkikis habis akibat abrasi yang terjadi di Pantura Cirebon dari sepanjang bibir pantai 52 kilometer. Dengan kondisi ini perlu segera dilakukan antisipasi dengan menambah tanggul atau pemecah ombak. "Perlu empat kilometer lagi pemasangan tanggul agar meminimalisir terjadinya dampak dari abrasi," kata Insyaf.
Jika tidak segera diantisipasi, menurut dia, maka diprediksi lima tahun ke depan lahan garam akan terkikis habis karena dampak dari abrasi. Seperti yang terjadi di Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon, lahan garam tersisa 600 meter dari jalan raya. Di daerah Rawaurip dan Pengarengan, lahan garam yang tadinya 7,5 kilometer dari bibir pantai, saat ini sudah berada di 4 kilometer.
"Bahkan ada yang sudah 1,8 kilometer dari bibir pantai, prediksi 5 tahun ke depan akan lebih banyak yang terkikis. Banjir rob sudah mencapai kepada pinggiran yang ada di wilayah Kecamatan Pangenan maupun yang ada di pinggir pantai," ujar dia.
Garam Cirebon memasok 20 persen kebutuhan garam secara nasional. Namun, karena faktor cuaca dan standar kualitas, garam Cirebon hanya memenuhi 20 persen dari hasil produksi tahun 2015 lalu, sebesar 260 ribu ton.
"Memang garam Cirebon masih kalah dengan garam di Jawa Tengah, Jepara, Rembang, dan Madura. Tapi kebutuhan garam kita sebagian besar sangat dibutuhkan oleh industri," kata Insyaf.