Pesona Negeri Seribu Rumah Gadang

Atap runcing dari 176 rumah gadang yang tersisa di Nagari Koto Baru, Kecamatan Sungai Pagu, Solok akan membawa kita pada kenangan masa lalu.

oleh Erinaldi diperbarui 04 Sep 2016, 11:07 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2016, 11:07 WIB
atap rumah gadang
(Erinaldi/Liputan6.com)

Liputan6.com, Padang - Saribu Rumah Gadang. Sebutan ini melekat pada salah satu kabupaten termuda di Sumatera Barat, yakni Solok Selatan.

Hawa sejuk dan keelokan alam membuatnya menjadi salah satu lokasi wisata primadona.

Banyak hal yang bisa dinikmati di Solok Selatan. Mulai dari hamparan kebun teh di dataran tinggi, pemandian air panas, hingga sensasi menginap di kawasan Seribu Rumah Gadang.

Tak cukup satu hari untuk menikmati keindahan alam dan keramahan masyarakatnya.

Belum lagi atap runcing dari 176 rumah gadang yang tersisa di Nagari Koto Baru, Kecamatan Sungai Pagu, Solok, Sumbar akan membawa kita pada kenangan masa lalu. Lokasi ini berjarak sekitar 4 jam perjalanan darat dari pusat Kota Padang.

(Erinaldi/Liputan6.com)

Jumlah ini tercatat sebagai nagari atau desa terbanyak yang masih menyisakan rumah adat Minang. Sepuluh rumah gadang difungsikan sebagai penginapan bagi para pelancong. Memang tidak serasa di hotel berbintang, namun memberikan sensasi yang sulit dilupakan.

Dinding dan lantai kayu yang berbalut ukiran menghiasi ornamen rumah gadang, memberi kesejukan bagi pengunjung. Dominasi kayu pada konstruksi rumah gadang diyakini mampu menetralisir suhu dingin di kawasan tersebut.

Hidangan makan malam disajikan pemilik homestay dengan bajamba--hidangan disajikan di lantai rumah.

Seni beladiri silat dan pertunjukan serunai menemani pengunjung melewati malam. Kita juga berkesempatan mencoba gerakan-gerakan beladiri yang dibawakan para pesilat profesional.

Suhu dingin di bawah 18 derajat saat malam hari mempengaruhi cara berpakaian masyarakat di hamparan kaki puncak tertinggi Sumatera, Gunung Kerinci. Puas menyaksikan atraksi budaya, saatnya menepi ke peraduan diikuti derik lantai rumah gadang.

Jauh dari hingar bingar kota menjadikan kawasan ini membantu para pelancong melewati pergantian malam dengan ketenangan. Saat pagi tiba, waktunya bagi para pengunjung untuk memulai tantangan baru, olahraga tubing di Ducati atau Jorong Durian Cabang Tigo.

Aliran Sungai Pulakek menjadi tempat yang pas untuk menguji adrenalin bagi Anda penggemar olahraga body rafting.

"Konsep ini yang dikembangkan ASATI (Asosiasi Sales of Travellers Indonesia) Sumbar dengan pemberdayaan masyarakat setempat," ujar Ketua ASATI Sumbar, Ade Nusyirwan, pada Liputan6.com.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya