Miris, Pencabulan Ekstrem dari Palembang Sampai Bali

Ada bocah sodomi bocah sampai dukun cabuli hamili remaja.

oleh Dewi DiviantaNefri IngeFelek Wahyu diperbarui 06 Sep 2016, 21:45 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2016, 21:45 WIB
Ilustrasi Pencabulan
Ilustrasi Pencabulan (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Palembang - Aksi pencabulan masih saja terjadi di negeri ini. Laporan wartawan Liputan6.com dari berbagai daerah menunjukkan aksi-aksi tercela itu bahkan terjadi secara ekstrem. Aksi bejat si pencabul di luar nalar sehat.

Dari Palembang, Sumatera Selatan, Rudi, kakek usia 55 tahun, warga Jalan Teratai Putih Kelurahan Sukarami Kecamatan Sukarame, Palembang, Sumatera Selatan mencabuli dua bocah tetangganya, laki-laki dan perempuan.

Kejadiannya sekitar dua bulan lalu, saat korban mampir ke rumah pelaku untuk mengambil mangkok yang dipinjam Rudi. Pelaku lalu mengajak korban ke lantai atas rumahnya.

"Rudi langsung mengeluarkan kemaluannya dan menyuruh anak saya memainkannya pakai tangan. Setelah itu anak saya disuruh pulang dan diancam agar tidak memberitahukan kepada siapapun," ujar Her, ayah korban saat melaporkan kejadian pencabulan tersebut di SPKT Polda Sumsel, Senin, 5 September 2016.

Tak hanya Her yang melaporkan kasus ini. Jdi (33), tetangga pelaku, juga ikut serta melaporkan Rudi dalam kasus yang sama. Anak putrinya juga menjadi korban pencabulan dalam sebulan terakhir.

Menurut Jdi, saat anaknya bermain di dekat rumah Rudi, anaknya dibawa masuk ke rumah dan ditelanjangi. Lalu, kemaluan anaknya dipegang-pegang oleh pelaku sampai anaknya kesakitan.

Karena terus merasa kesakitan di bagian kemaluannya, orangtua FZ menanyakan apa yang terjadi. Akhirnya, FZ menceritakan tentang kasus pencabulan yang dialaminya.

"Ternyata anak saya jadi korban selanjutnya setelah DY. Sebelumnya saya sudah melaporkan ke Polsekta Sukarame dan tersangka sempat ditahan," ujar dia.

Mereka takut karena pelaku masih berkeliaran, sehingga kembali melaporkan kasus pencabulan tersebut ke Polda Sumsel.

Bocah Cabuli Saudara Sendiri

Gara-gara diajak nonton gambar porno, bocah laki-laki yang baru berusia 6 tahun asal Kota Semarang, Jawa Tengah, menjadi korban pencabulan oleh kerabatnya yang lebih besar. Tindak pelecehan dialami sang bocah di area perkuburan tidak jauh dari rumahnya.

Saat mendatangi Mapolrestabes Semarang guna melaporkan tindakan yang menimpa anaknya, DJ (46), orangtua korban, mengungkapkan pelecehan menimpa anaknya pada Minggu, 4 September 2016. Saat itu, pelecehan dilakukan R usai mengajak anaknya membaca gambar porno yang dibawanya.

Pelecehan yang dilakukan R, remaja 15 tahun yang masih familinya sendiri diketahui ketika korban dipijat sore hari kemudian.

"Anak saya menangis kesakitan diurut di bagian pantatnya. Neneknya langsung bertanya dan dijawab dengan jujur oleh anak saya," ungkap DJ dalam keterangannya kepada petugas.

Kepada sang nenek, korban kemudian mengaku ia ditindih pelaku dengan kondisi celana dipelorotkan oleh pelaku. Mendengar pengakuan korban, pihak keluarga langsung memeriksakan korban ke RSUP dr Karyadi Semarang guna mencari informasi secara medis.

"Dokter bilang ada luka akibat penetrasi benda tumpul di anus anak saya. Kemudian disarankan lapor polisi," ucap DJ

Ketika ditanya petugas, dengan polos korban menceritakan kepada polisi jika tindakan tersebut sudah dua kali dilakukan. Aksi terakhir dilakukan 1 September 2016 lalu, saat korban bermaksud membeli kerupuk di rumah R.

Namun, korban malah diperlihatkan gambar porno kemudian diajak ke tengah kuburan tidak jauh dari rumah R. Di lokasi kuburan itulah, R melakukan tindakannya.

Dukun Cabul 2 Tahun Cabuli ABG

Malang nian nasib Luh M (18), seorang gadis asal Desa Jungut Batu, Kabupaten Klungkung, Bali. Berniat hendak menyembuhkan penyakit pinggang yang dideritanya, Luh M justru dicabuli sang dukun. Luh M akhirnya hamil hingga melahirkan seorang bayi.

Dukun cabul itu bernama Wayan B. Awal cerita ini bermula ketika berusia 16 tahun. Selepas SMA, Luh M mengeluh sakit pada pinggangnya. Ia pun pergi berobat kepada pria 53 tahun yang merupakan tetangga di desanya itu.‎‎

"Sebetulnya kasus ini sudah lama. Korban dicabuli sejak masih berusia 16 tahun sampai dia berusia 18 tahun. Saat korban hamil dan melahirkan, warga menanyakan siapa ayah dari anak itu. Dukun itulah menurut korban ayah dari anak yang dilahirkannya," ucap aktivis perempuan dan anak dari P2TP2A Kota Denpasar, Siti Sapurah, Senin (5/9/2016).‎

Pelaku kemudian memijat tubuh korban dan mengatakan jika penyakit korban bisa sembuh hanya dengan melakukan hubungan seksual. Terdorong ingin sembuh, korban menurut. Akhirnya perbuatan cabul itu terus berlanjut hingga korban berusia 18 tahun dan hamil hingga melahirkan seorang bayi.‎

"Keluarga korban sudah melapor ke Polres Klungkung. Tim Polda Bali juga sudah turun ke lokasi bersama kami. Namun tidak ada tindak lanjutnya, sehingga warga bertanya-tanya," kata Siti.

‎Menurut dia, dalam waktu dekat, warga akan melaporkan kasus ini kepada pihak kepolisian. Tujuannya agar kasus ini mendapat kepastian hukum.

Selain itu juga agar pelaku mendapat ganjaran setimpal agar kasus serupa tak kembali terulang di desa mereka. Ditempuhnya jalur hukum itu juga agar warga tak nekat main hakim sendiri kepada pelaku.
‎
"Pelaku yang tidak lain si dukun itu sudah mengakui perbuatannya saat diperiksa polisi. Tetapi pelaku justru didiamkan dan hingga saat ini masih menjalankan praktiknya," ucap Siti.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya