Liputan6.com, Kupang - Pemerintah mendukung upaya pelestarian budaya menangkap ikan paus oleh masyarakat Lamalera, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur. Tradisi unik ini digelar rutin dan menjadi perhatian khalayak dalam dan luar negeri.
"Pemerintah menginginkan agar budaya penangkapan ikan paus di Lembata tetap lestari sebagai keunikan yang tidak dimiliki oleh masyarakat mana pun di belahan dunia," kata Asisten Deputi Budaya, Seni dan Olahraga Maritim Kemenko Maritim Kosmas Harefa di Kupang, Kamis sore, 29 September 2016, seperti dilansir Antara.
Dia mengatakan aktivitas menangkap ikan paus merupakan kekayaan budaya bahari yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung perekonomian masyarakat dan nilai-nilai luhur sehingga harus dipelihara.
Advertisement
"Semua itu harus dilihat sebagai kekayaan yang bisa dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan aspek lain seperti pariwisata yang mampu mendatangkan keuntungan bagi masyarakat maupun pemerintah setempat," kata dia.
Baca Juga
Untuk itu, kata dia, pihaknya tengah menggagas seminar internasional tentang ikan paus yang direncanakan akan diadakan pada Oktober ini.
"Seminar ikan paus ini dilakukan untuk mengangkat budaya tersebut ke permukaan sehingga bisa diketahui oleh masyarakat dari berbagai belahan dunia," ucap dia.
Untuk itu, pihaknya menargetkan akan menghadirkan ahli atau pemerhati lingkungan dari Australia, Selandia Baru, tokoh adat dan masyarakat Lamalera, pemerintah pusat dan daerah, dan juga berbagai elemen masyarakat lainnya.
Kosmas berharap, dengan mengangkat budaya menangkap ikan paus tersebut menjadi perhatian masyarakat dunia nantinya Lamalera dan budayanya menjadi destinasi wisata unggulan.
Dia menambahkan, pemerintah pusat saat ini pun tengah gencar mengembangkan potensi pariwisata alam dan budaya masyarakat di berbagai daerah hingga ke pelosok.
"Untuk NTT tahun ini sudah mendapat juara untuk pariwisata dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia. Kita dorong agar budaya menangkap ikan paus ini juga ke depan menjadi destinasi wisata unggulan di daerah tersebut," ucap dia.