Bulog Tarik Beras Tak Layak Konsumsi di Gowa

Beras rusak itu akan dibawa kembali ke gudang dan akan diolah ulang hingga layak dikonsumsi.

oleh Fauzan diperbarui 04 Nov 2016, 09:00 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2016, 09:00 WIB
Beras
Ilustrasi Beras (Istimewa)

Liputan6.com, Makassar - Beras Raskin tak layak konsumsi yang disalurkan oleh Bulog Makassar ke Kabupaten Gowa pada Kamis, 3 November 2016 telah diganti dengan beras yang memiliki kualitas lebih bagus.

Hal ini diungkapkan langsung oleh Kepala Divisi Regional Bulog Makassar, Andi Muis Ali. Ia mengatakan bahwa semua beras Raskin tak layak konsumsi yang disalurkan ke Gowa itu telah ditarik kembali dan langsung digantikan dengan beras berkualitas yang lebih baik.

"Sudah kita tarik semua dan langsung kita ganti yang lebih baik karena memang SOP-nya begitu," ujar Andi Muis kepada Liputan6.com, Kamis, 3 November 2016.

Ia menjelaskan bahwa beras Raskin yang berwarna cokelat kehitaman itu sebenarnya tidak rusak. Pasalnya di beberapa desa yang mendapatkan beras itu, kondisinya cukup baik.

"Buktinya tidak semua beras yang disalurkan kemarin seperti itu. Hanya beberapa desa saja," kata dia.

Beras itu, ujar Andi Muis, nantinya kita akan bawa kembali ke gudang dan akan diolah ulang hingga layak konsumsi.

"Kita tarik semua kembali ke gudang, lalu nanti akan dikelola ulang hingga layak konsumsi," kata Andi Muis.

Terungkapnya beras Raskin tak layak konsumsi ini pertama kali diketemukan saat Bupati Gowa, Sulawesi Selatan, Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo‎, menolak penyaluran beras oleh Bulog Makassar untuk masyarakatnya di dua kecamatan, yakni Pallangga dan Patallassang.

Berdasarkan pemantauan, beras itu berwarna hitam dan rusak. "Saya minta turun langsung cek di lapangan. Ada memang beberapa yang kualitasnya buruk dan kita minta untuk diganti," kata Adnan kepada Liputan6.com via pesan singkat, Rabu, 2 November 2016 lalu.

Mengenai jumlah beras yang dikembalikan tersebut, Adnan tidak mengetahui persis. "Yang dikembalikan itu untuk dikonsumsi dua kecamatan di Kabupaten Gowa, tapi jumlahnya persis saya tak tahu," kata Adnan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya