Menyulap Rumah Kumuh di Bantaran Sungai Musi Jadi Potensi Wisata

Pemkot Palembang akan menyulap rumah kumuh menjadi rumah wisata air di Kota Pempek.

oleh Nefri Inge diperbarui 19 Feb 2017, 15:11 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2017, 15:11 WIB
Rumah kayu dipinggiran Sungai Musi (Liputan6.com/Nefri Inge)
Rumah kayu dipinggiran Sungai Musi (Liputan6.com/Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Banyaknya rumah kumuh di bantaran Sungai Musi dilirik Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang sebagai potensi pariwisata. Untuk mewujudkannya, Pemkot Palembang akan menyulap rumah kumuh menjadi rumah wisata air di ibu kota Provinsi Sumatera Selatan tersebut.

Diungkapkan Wali Kota Palembang Harnojoyo, penataan rumah terapung yang terkesan kumuh di pinggiran Sungai Musi menjadi program percepatan pembangunan pariwisata jelang Asian Games 2018 mendatang.

"Kita berupaya menata agar Sungai Musi menjadi lebih indah dan pemandangan utama adalah rumah terapung warga di pinggiran sungai,” ucap Harnojoyo kepada Liputan6.com, Sabtu, 18 Februari 2017.

Penataan kawasan rumah kumuh dilakukan dengan berbagai cara, seperti mengubah posisi depan rumah ke arah Sungai Musi. Karena sebelumnya, Sungai Musi hanya menjadi pemandangan di belakang rumah warga.

Alhasil, potensi pariwisata di bidang wisata air bisa didukung dengan adanya rumah terapung yang tertata dengan baik di bantaran Sungai Musi, Palembang.

Saat ini, Pemkot Palembang sedang fokus menata kawasan kumuh di Kecamatan Seberang Ulu II dan Kertapati Palembang. Penataan ini juga, lanjut dia, untuk menggalakkan program nasional 100 persen pelayanan air bersih dan nol persen persen kawasan kumuh.

"Program penataan percepatan pariwisata ini kita tawarkan ke perusahaan di Palembang, baik melalui Corporate Social Responsibility (CSR), Build Operate and Transfer (BOT) atau kerjasama lainnya," kata Wali Kota Palembang.

Adapun Syaiful selaku Kepala Pekerjaan Umum (PU) Palembang mengungkapkan program penataan rumah kumuh yang dilakukan seperti penggantian kayu dinding dan lantai rumah, pengecatan hingga dekorasi lainnya. Bahkan, pihaknya mengganggarkan dana sebesar Rp 10 juta hingga Rp 20 juta untuk bedah rumah kumuh di Palembang.

"Untuk perbaikan rumah kumuh, kita juga harus melakukan seleksi. Apakah rumah tersebut memang milik yang menempati atau bukan," ia memungkasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya