Liputan6.com, Tomohon - Cuaca cerah pada Senin (20/2/2017) pagi dimanfaatkan warga Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara, untuk membersihkan rumah dan lingkungan yang dipenuhi lumpur. Sehari sebelumnya, banjir bandang menggenangi ratusan rumah yang ada di tujuh kelurahan di kota yang terletak di kaki Gunung Lokon itu.
"Syukurlah sejak pagi hari cerah. Kami manfaatkan untuk bersihkan tumpukan lumpur. Karena belum tahu bagaimana kondisi cuaca sore dan malam hari. Kami juga masih waswas," ujar Jenni Pantouw, warga Kelurahan Walian, Kecamatan Tomohon Selatan.
Jenni menuturkan, banjir Minggu kemarin merendam rumah beserta sejumlah isinya. "Kami hanya sempat mengamankan barang- barang berharga. Syukurlah tadi malam air surut," ujar dia.
Advertisement
Dinas Sosial Kota Tomohon hingga Minggu malam mendata sedikitnya 150 kepala keluarga terdampak banjir bandang. Kecamatan Tomohon Selatan merupakan kawasan terparah banjir semalam.
Kepala Dinas Sosial Jon Lumopa mengungkapkan, pemerintah terus mendata korban banjir Kota Tomohon. "Sampai tengah malam kami data, saat ini 150 KK yang sudah terdata," kata John.
Baca Juga
Data dimaksudnya untuk penyaluran bantuan makanan cepat saji untuk penanganan darurat. Selain dampak genangan, informasi diperoleh terjadi kerugian material.
"Menyangkut bantuan kerugian material masih akan dilihat dulu, apa ada pos dana bantuan yang dianggarkan," ujar dia.
Hujan deras mengguyur Kota Tomohon menyebabkan banjir bandang menggenangi sedikitnya tujuh kelurahan di Kecamatan Tomohon Selatan, Minggu, 19 Februari 2017. Berdasarkan data, banjir bandang menggenangi Kelurahan Walian, Walian 1, Matani 1, Matani II, Tumatantang, Saronsong dan Ulindano.
Rosye Mengko (49), warga Walian Lingkungan 1 mengaku tak bisa berbuat banyak ketika air tiba-tiba mengepung pemukiman. Rumahnya yang berada di bawah jalan utama Kelurahan Walian tergenang banjir mencapai 2 meter.
"Di jalan raya saja sampai 1 meter. Mau angkat kursi, baju-baju, barang-barang tak sempat. Jadi pasrah saja," kata Rosye.