Liputan6.com, Yogyakarta - Memelihara dan membersihkan masjid mungkin sudah menjadi tugas dari marbot atau takmir masjid. Namun di Yogyakarta, ada sebagian kecil anak muda yang rela membersihkan masjid sejak pagi hari, tanpa perlu dibayar.
Mereka tergabung dalam Komunitas Bersih-Bersih Masjid (BBM). Komunitas ini setiap Minggu pagi selalu mendatangi masjid yang meminta untuk dibersihkan. Rusdianto selaku Ketua BBM Yogyakarta mengatakan, mereka mengerjakan kegiatan positif ini dari pagi hingga sore hari, tergantung besarnya masjid atau musala.
Seperti pada Minggu pagi, 12 Maret 2017. Sekitar pukul 09.00 WIB, delapan orang sibuk membersihkan Musala At-Taubah di RT 48 RW 12, Kelurahan Bausasran, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta.
Mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Sebagian membersihkan bagian dalam musala, sebagian membersihkan tempat wudu. Sebagian lainnya membersihkan karpet. Bagian wudu dan toilet menjadi bagian yang paling lama dibersihkan. Menurut Rusdianto, dua lokasi itu merupakan tempat yang paling sulit dibersihkan.
Baca Juga
"Sesuai jadwal ada setiap Minggu. Kadang diselingi baksos (bakti sosial). Februari full baksos. Maret mulai lagi," ucap dia, Minggu, 12 Maret 2017.
Rusdianto menjelaskan, gerakan ini bermula saat ia dan beberapa pemuda berkumpul di Masjid Jogokariyan, Yogyakarta. Lalu, saat itu di masjid tersebut ada gerakan bersih-bersih masjid. Alhasil pada awal April 2016, mereka sepakat membuat komunitas ini untuk masjid se-Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Lalu, kita cari donatur untuk membeli alat-alat kebersihan. Semua dari donatur vacuum (cleaner) sampai genset," ujar dia.
Sementara itu, Joko Wasisto selaku Sekretaris BBM menambahkan, saat ini total anggota BBM sekitar 15 orang. Namun setelah membuka kesempatan bagi warga Yogya ikut bergabung melalui online, maka jumlahnya bertambah sekitar 20. Namun ia tidak pernah membatasi siapa pun untuk ikut gerakan ini.
"Mungkin ada yang mau seperti ini, tapi enggak ada temannya. Enggak ada wadahnya, nah ini kita sudah punya, mari kita berbuat baik bersama," kata Joko.
Walau sudah berjalan selama setahun, apa yang dilakukannya ini tidak berjalan mulus. Sebab, ia pun sudah pernah ditolak beberapa kali oleh takmir masjid tertentu. Alhasil, ia sudah paham jika ada beberapa masjid yang menolak untuk dibersihkan dengan alasan yang sama.
"Kita belum ngomong kita sudah ditolak dan didiskreditkan. Dibilang aliran tertentulah. Padahal, mau bersih-bersih saja, waktu itu sudah mau deal kita mau berangkat takmir itu cancel, kita dikira aliran tertentu," tutur dia.
Menurut Joko dengan penolakan itu justru membuat Komunitas BBM semakin semangat. Sebab niat mereka adalah untuk bersih-bersih masjid bukan mengarahkan ke aliran tertentu. Bahkan ia mengaku jika ilmu agamanya juga belum cukup untuk masuk aliran tertentu.
Advertisement
Tak Pungut Bayaran
Joko menyebut jika apa yang dilakukan BBM memang tanpa dipungut biaya sepeser pun. Namun apa yang dilakukan mereka selama ini memiliki tujuan tertentu. Ia dan teman-temannya bukanlah "ambulans" pembersih masjid.
Namun gerakan mereka bertujuan memberikan pemahaman bagaimana masjid itu baik takmir maupun pemuda sekitar untuk memelihara masjid atau musala.
Ia pun berharap nantinya tidak hanya bersih-bersih masjid. Ke depannya Komunitas BBM diharapkan dapat memenuhi semua kebutuhan masjid. Seperti meja untuk belajar membaca Alquran atau belajar Iqro.
Selanjutnya, menurut Joko, ada sarana transportasi untuk membawa alat kebersihan sendiri. Sebab selama ini mereka masih menyewa atau bahkan masih pinjam. Selain itu juga membantu merenovasi masjid dengan menggaet beberapa donatur yang ada.
"Ikhlas lillahi ta'ala. Jadi, kalau bisa sih semua kebutuhan masjid. Mungkin bagi yang ada uang hanya bingung mau ke mana memberikan sedekah, bisa sinergi dengan kita," ujar dia.
"Bisa menghubungi kami, Humas Sahabat BBM Indonesia Tony: 0878 4329 8351," Joko menambahkan.
Sementara itu, Dwi Mulyono selaku takmir Musala At-Taubah mengatakan dirinya mengaku senang dengan kehadiran Komunitas Bersih-Bersih Masjid yang sudah membersihkan tempat peribadatan umat Islam tersebut. Ia pun mengaku musalanya semakin bersih dan wangi. Ia berharap ke depannya para pemuda dan takmirnya dapat terangsang untuk membersihkan sendiri.