Liputan6.com, Cilacap – Kantor Kementerian Agama Purbalingga dan Cilacap mencatat separuh lebih calon jemaah haji (calhaj) masuk kategori risiko tinggi (risti) lantaran usia tua dan penyakit kronis yang diderita.
Kepala Kemenag Cilacap, Jamun Effendi, mengatakan dari 1,024 calhaj yang tercatat, ada dua yang dipastikan urung berangkat ke Tanah Suci. Satu orang meninggal, satu orang lainnya terserang stroke berat, sehingga dinyatakan tak mampu menjalankan (tidak istitoah).
"Satu calhaj yang meninggal adalah almarhumah Ibu Tarti, warga Sikampuh Kecamatan Kroya. Sementara, calhaj yang tidak istitoah atas nama Suparso (70), warga Gunung Simping, Cilacap," kata dia, Sabtu, 22 Juni 2017.
Jamun menjelaskan, informasi yang diperolehnya, dari sebanyak 1.024 calhaj asal Cilacap, lebih dari 50 persennya merupakan calon jemaah haji berisiko tinggi. Pasalnya dilihat dari faktor usia, rata-rata sudah berusia tua dan banyak yang menderita penyakit.
Penyakit yang paling banyak diderita oleh calon jemaah haji antara lain hipertensi, stroke, gula darah, jantung, dan obesitas. Ada pula yang karena faktor usia sangat tua, bahkan ada yang berkategori sangat tua. Namun, para calon haji ini lolos tes kesehatan lantaran bisa hidup normal sambil mengonsumsi obat.
Baca Juga
"Disebut ada 1,73 persen yang berusia di atas 80 tahun sampai 90 tahun. Berarti jumlahnya sekitar 20-an orang, ikut dalam rombongan haji Cilacap," sebut Jamun.
Untuk melayani jemaah berisiko sangat tinggi itu, kata Jamun, pihaknya memberikan pendampingan khusus, terutama oleh para ketua-ketua regu yang anggotanya ada calon jemaah haji berisiko tinggi. Dinas Kesehatan Cilacap, ujar dia, juga lebih intensif mendampingi calhaj yang risiko tinggi ini.
Sementara, Kepala Kemenag Purbalingga, Akhmad Muhdzir, mengatakan dari 813 calhaj Purbalingga, 400 orang di antaranya merupakan calhaj berisiko tinggi. Dari ratusan orang yang berisiko tinggi itu, tiga orang di antaranya dinyatakan tidak istitoah.
"Calhaj yang risiko tinggi mencapai 400 orang. Namun yang direkomendasikan untuk menunda keberangkatan hanya tiga orang. Yang lain masih dapat berangkat dengan catatan ada pendampingan," kata Muhdzir.
Muhdzir menjelaskan, sebagian besar 400 calhaj berisiko tinggi itu adalah calhaj dengan usia tua. Selain itu, ada pula yang menderita berbagai penyakit kronis. Akan tetapi, dia menjamin mereka akan didampingi khusus selama menunaikan ibadah haji di tanah suci.
"Menurut laporan dari Kepala Seksi Haji dan Dinas Kesehatan dari seluruh calhaj sudah siap melaksanakan ibadah haji baik secara fisik maupun mental," ujarnya.
Advertisement
Saksikan video menarik di bawah ini: