Selasa Wage, Malioboro Lengang Tanpa Pedagang

Alih-alih berjualan, seluruh PKL dan anggota komunitas di Jalan Malioboro justru diminta untuk membersihkan kawasan Malioboro.

oleh Yanuar H diperbarui 26 Sep 2017, 18:03 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2017, 18:03 WIB
Malioboro Yogyakarta
Jalan Malioboro Yogyakarta (Liputan6.com / Yanuar H)

Liputan6.com, Yogyakarta - Pedagang kaki lima dan komunitas lain yang beraktivitas di sepanjang Jalan Malioboro sepakat meliburkan diri, Selasa (26/9/2017). Setiap Selasa Wage, para PKL didukung Pemerintah Kota Yogyakarta menggelar kerja bakti membersihkan kawasan itu dalam gerakan "Reresik Malioboro".

"Kegiatan ini sudah menjadi keputusan bersama sehingga kami pun harus ikut mendukung. Libur satu hari tidak masalah. Kesempatan ini juga bisa dimanfaatkan untuk beristirahat," kata salah seorang pedagang kaki lima (PKL) Malioboro Mujono, di sela Reresik Malioboro, dilansir Antara.

Kegiatan "Reresik Malioboro" rencananya akan dilaksanakan secara rutin tiap Selasa Wage atau tiap 35 hari sekali. Pada hari tersebut, tidak diperbolehkan satupun aktivitas pedagang kaki lima, seniman jalanan, andong, becak dan pedagang asongan di sepanjang Jalan Malioboro.

Alih-alih berjualan, seluruh pedagang dan komunitas di Jalan Malioboro justru diminta untuk membersihkan kawasan Malioboro. Seluruh pedagang diminta menutup lapak mereka mulai pukul 00.00 WIB hingga 24.00 WIB.

Mujono, bersama pedagang lain yang biasanya beraktivitas di sisi barat Jalan Malioboro enggan menghitung pendapatan yang hilang saat mereka harus libur tiap Selasa Wage.

"Memang ada pendapatan yang hilang. Tetapi tunjuan dari kegiatan ini adalah untuk membersihkan Malioboro. Harapannya, tidak hanya diikuti PKL, tetapi juga toko-toko yang ada di sepanjang Malioboro," katanya.

Hal senada disampaikan pedagang suvenir Mudilah yang sudah berjualan di Malioboro sejak 1974. "Karena libur, maka tidak ada pendapatan yang masuk. Mau bagaimana lagi karena ini sudah menjadi kesepakatan bersama. Ya, libur saja," katanya.

Mudilah mengatakan, seluruh gerobak yang digunakan pedagang kaki lima sudah disimpan di gudang yang berada tidak jauh dari lokasi berjualan.

Kegiatan membersihkan Malioboro dilakukan dengan menyemprot lokasi pedagang kuliner berjualan dengan air bersih untuk menyingkirkan kotoran atau noda minyak di lantai, menyapu sampah dan membersihkan selokan dari limbah.

Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan, komunitas pedagang kaki loma di Malioboro sudah sepakat jika setiap Selasa Wage tidak beraktivitas di Malioboro terhitung dari ujung utara hingga Titik Nol Kilometer.

"Pedagang libur satu hari. Saya yakin, pedagang tidak akan rugi karena libur sehari. Kegiatan ini juga menjadi bentuk penghargaan kita terbadap Malioboro sebagai tempat mencari nafkah," katanya.

Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Kota Yogya, Ignatius Tri Hastono, menjelaskan salah satu upaya membersihkan Malioboro ini dengan kegiatan reresik Malioboro. Tidak hanya dinas tapi juga dari berbagai lembaga masyarakat juga terlibat.

"Reresik itu memberikan kesempatan kepada Malioboro untuk tampil bersih tanpa ada gangguan dari pedagang," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini!

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya