Kisah Moge Inggris, Saksi Bisu Perang Kemerdekaan RI di Cirebon

Moge tua saksi bisu perang kemerdekaan RI itu dipamerkan saat perayaan HUT ke-72 TNI di Alun-Alun Kejaksan, Kota Cirebon.

oleh Panji Prayitno diperbarui 06 Okt 2017, 17:20 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2017, 17:20 WIB
HUT ke-72 TNI
Sepeda Motor BSA WD 40 tahun 1948 buatan Inggris menarik perhatian banyak pengunjung saat pameran memperingati HUT ke-72 TNI di Alun-alun Kejaksan, Kota Cirebon. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Saat perayaan Hari Ulang Tahun atau HUT ke-72 TNI, sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) dipamerkan di Alun-Alun Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa Barat. Beragam jenis senjata ataupun peralatan yang dimiliki TNI dari seluruh markas militer di Cirebon, dipamerkan, termasuk peninggalan perang kemerdekaan RI.

Mulai senjata dari berbagai tahun hingga peluru dan meriam. Namun, ada yang menarik dari pantauan Liputan6.com di lokasi. Dalam pameran tersebut, terpampang satu sepeda motor gede (moge) klasik di stan milik Detasemen Peralatan (Denpal) Komando Resor Militer (Korem) 063/SGJ Cirebon.

Moge merek Birmingham Small Arms Company (BSA) WD 40 tahun 1948 buatan Inggris itu juga menjadi perhatian pengunjung. Merujuk sejarahnya, moge tersebut berjasa dalam perang kemerdekaan RI untuk mengusir tentara Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia.

Kala itu, motor dari Kavaleri Bandung diperbantukan di Cirebon, untuk berperang menumpas Darul Islam atau Tentara Islam Indonesia (DI/TII) dan Belanda.

"Tugasnya waktu itu membawa amunisi dan personel. Waktu itu tahun 1947 sampai 1953 setelah merdeka kan Cirebon bergolak," ujar salah seorang anggota TNI Denpal Korem 063/SGJ, Serda Muhammad Edi, Kamis, 5 Oktober 2017.

Dalam peperangan memperjuangkan kemerdekaan RI, kata dia, motor tersebut juga berjasa bagi pasukan TNI. Di Cirebon, moge buatan Inggris ini ditugaskan menemani pejuang sebagai bagian dari pasukan pengintai.

Selain itu, motor tersebut juga difungsikan menjadi kendaraan antar-jemput personel. "Termasuk untuk surat-menyurat juga pakai motor ini," katanya.

Tak lepas dari tugas dan fungsi membela Tanah Air, moge tersebut juga tangguh di medan perang. Dia mengungkapkan, semasa perang, motor BSA WD 40 tidak pernah mogok dan rewel terhadap bahan bakar.

"Bukan cuma bensin yang jadi bahan bakar. Minyak tanah pun jadi bahan bakar dan tidak merusak mesin sampai sekarang kadang masih dipakai untuk kegiatan tertentu," ujar dia.

Dalam perang kemerdekaan RI, motor tersebut diberi tambahan sampan di bagian samping. "Yang naik prajurit tamtama dengan membonceng komandan regu menggunakan sampan," kata Muhammad Edi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya