Tanggul Jebol, Warga Pondok Raden Patah Semarang Terendam

Warga masih dihantui ancaman banjir meski tanggul kali Babon sudah diperbaiki.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 01 Des 2017, 14:04 WIB
Diterbitkan 01 Des 2017, 14:04 WIB
Banjir di Semarang
Banjir di Semarang. (Liputan6.com/Edhie Prayitno Ige)

Liputan6.com, Semarang - Erlina, warga perumahan Pondok Raden Patah, Semarang, kaget ketika bangun tidur pada Jumat (1/12/2017) pagi. Saat kakinya turun dari tempat tidur, ternyata ia disambut genangan air hingga mata kaki.

Awalnya, Erlina sudah bersiap jika hujan turun dengan intensitas tinggi. Namun, setelah tanggul kali Babon yang sebelumnya jebol sudah diperbaiki, hal itu menenangkannya.

"Memang hujan kali ini tidak begitu deras, namun terus-menerus tidak ada hentinya," kata Erlina.

Perumahan Pondok Raden Patah berada di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Ratusan warga itu mayoritas bekerja di Semarang. Meskipun seperti sudah terbiasa terkena banjir, Erlina mengaku kaget.

"Kalau warga sini, kalau enggak rob ya kena banjir luapan kali Babon," kata Erlina.

Sulis, warga lain, menyebutkan bahwa ia pernah mengalami banjir hingga kedalaman lebih dari 60 cm pada 1988. Nyaris setiap tahun warga di perumahan Pondok Raden Patah itu harus mengalami kebanjiran dua hingga tiga kali.

"Kali ini kemungkinan karena pintu air waduk Kedungombo dibuka. Tadi air mulai masuk rumah sekitar jam enam," kata Sulis.

Di wilayah Pondok Raden Patah, RW 01 RW 03, genangan air mencapai lutut orang dewasa. Sebelumnya, pada 2015, perumahan itu juga terendam air cukup dalam akibat pintu air waduk Kedungombo dibuka.

"Akan lebih parah jika banjir itu bersamaan dengan datangnya rob. Kayaknya hari ini juga berbarengan dengan rob," kata Sulis.

 

Banjir Besar Ketiga Selama 2017

Banjir di Semarang
Banjir di Semarang. (Liputan6.com/Edhie Prayitno Ige)

Pada 2017, banjir ini merupakan banjir besar ketiga kalinya. Belum dipastikan penyebabnya, tetapi kemungkinan besar memang karena elevasi air di waduk Kedungombo sudah tinggi sehingga harus dibuka pintu airnya.

Jika hal itu yang dilakukan, air akan meluber ke sungai-sungai di sisi timur dan utara, sehingga banjir terjadi di Kudus, Purwodadi, Demak, dan mungkin Pati.

Selain itu, lima rumah warga di Desa Sriwulan, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jateng, roboh diterjang banjir yang bercampur rob. Empat rumah milik warga di RW 8, dan satu rumah lainnya di RW 2.

Menurut Kepala Desa Sriwulan, Zamroni, para pemilik rumah yang roboh sudah mengungsi ke rumah tetangga. "Sementara ini, warga yang rumahnya roboh, mengungsi di rumah tetangga," kata Kepala Desa Sriwulan, Zamroni.

Banjir dan rob juga merendam ribuan rumah warga dengan ketinggian air antara 50 - 150 cm. "Ada 3.500 rumah terendam banjir rob, sehingga warga tidak bisa beraktivitas seperti biasanya," kata Zamroni.

Desa lain yang ikut terendam adalah Desa Bedono, Purwosari, Sidogemah, Gemulak, Timbulsloko, Surodadi, Tugu, dan Sayung. Sejumlah fasilitas publik, seperti sekolah dan Puskesmas Sayung juga terendam. Jalur Pantura juga terendam hingga 50 cm dan mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya