Liputan6.com, Ponorogo - Tidak hanya Kabupaten Pacitan yang kebanjiran, hujan dengan intensitas sedang sejak Selasa, 28 November 2017, tengah malam hingga Rabu, 29 November 2017 juga menyebabkan sebagian wilayah Kabupaten Ponorogo terendam banjir.
Setidaknya ada dua wilayah yang terkena banjir, yaitu Desa Paju, Kecamatan Ponorogo dengan Desa Tatung, Kecamatan Balong.
Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Ponorogo, Setyo Budiono menuturkan pihaknya kini tengah bersiap dengan kondisi dan cuaca ekstrem.
Advertisement
Baca Juga
"Desa Paju terdampak paling parah karena banjir sampai memasuki rumah warga dan membuat warga mengungsi ketempat yang lebih aman," tuturnya kepada Liputan6.com, Rabu, 29 November 2017.
Ada 75 warga yang terpaksa harus diungsikan di Masjid Agung Ponorogo menggunakan truk engkol. Pasalnya, warga merasa takut jika banjir terus meninggi bisa mengancam keselamatan jiwa mereka.
Ketinggian air di wilayah ini mencapai 70 cm atau sebatas paha orang dewasa. Pengungsi didominasi ibu-ibu, anak-anak, dan lansia, sedangkan pemuda dan bapak-bapak terlihat bergantian berjaga di rumah masing-masing.
Â
Warga Terdampak Banjir Mengungsi
Menurut Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Ponorogo, Setyo Budiono, banjir kali ini disebabkan debit air yang meningkat tajam tidak sebanding dengan tampungan air. Meski beberapa waktu lalu, BPBD Ponorogo sudah melakukan normalisasi di beberapa sungai dan selokan.
Namun, mengingat kondisi kota Reog yang diguyur hujan sehari semalam, membuat tanggul di Desa Tatung, tepatnya Jalan Gatut Kaca, mengalami jebol dengan lebar 5 meter mengakibatkan banjir ke pemukiman warga dan areal persawahan.
"Ponorogo terdampak banjir, karena saat ini puncak musim penghujan," ujar dia.
Ponorogo termasuk ke dalam wilayah rawan bencana banjir dan longsor mengingat pulau Jawa saat ini tengah menghadapi Tropycal Cyclone (TC) sehingga meski antisipasi bencana sudah dilakukan jauh hari.
Hujan yang tidak bisa diprediksi kapan datangnya mengakibatkan BPBD Ponorogo harus selalu siap sedia jika terjadi bencana.
Salah satu warga, Imam Iswaji saat ditemui menambahkan ada puluhan rumah warga dengan jumlah 150 kepala keluarga yang mengalami banjir. Menurutnya, sesuai arahan BPBD dan perangkat desa, warga diungsikan ke sekolah madrasah yang kebetulan tempatnya memang tinggi.
"Banjir ini paling besar dibandingkan tahun 2007 lalu, pertemuan antara sungai Badegan dan Slahung mengakibatkan sungai tidak kuat menahan debit air, akhirnya meluap ke rumah warga," kata Imam.
Advertisement
Jalur Pacitan-Ponorogo Terputus
Jalur Ponorogo-Pacitan, Jawa Timur kembali terputus setelah sehari sebelumnya sempat terbuka usai dilakukan normalisasi menggunakan alat berat.
"Informasinya longsor susulan kembali terjadi di titik perbatasan di Kecamatan Slahung, Ponorogo," kata Bupati Pacitan Indartato saat ditemui di posko pengungsian Kota Pacitan, Kamis (30/11/2017), seperti dilansir Antara.
Selain jalur utama dari Pacitan menuju Ponorogo dan Madiun, akses menuju Trenggalek melalui jalur lintas selatan juga tertutup longsor.
Namun, penanganan kedaruratan bencana, menurut Indartato, masih difokuskan untuk jalur Ponorogo dengan pertimbangan menjadi akses utama daerah itu menuju kabupaten/kota sekitarnya.
"Akses transportasi arah Wonorigi, Jawa Tengah sudah bisa dilalui. Sedangkan jalur menuju Trenggalek melalui Tulakan-Lorok -Panggul juga sudah normal setelah sebelumnya sempat tertutup genangan banjir," kata Indartato.
Ia mengatakan akses JLS sengaja belum disentuh upaya normalisasi karena perangkat alat berat sementara dikerahkan untuk membuka jalur Pacitan-Ponorogo yang semalam kembali terputus akibat longsor susulan.
"Sumber daya kita juga masih difokuskan pada penanganan prioritas pencarian korban yang masih hilang dan pengungsi," ujarnya.
Â
Simak video pilihan berikut ini: