Ajaib, Warga Jambi Produksi Garam dari Mata Air Pegunungan

Bagi warga Desa Sungai Keradak Jambi tak ada istilah asam di gunung, garam di laut.

oleh Bangun Santoso diperbarui 06 Feb 2018, 17:30 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2018, 17:30 WIB
Garam dari Pegunungan Jambi
Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Limau Unit V Sarolangun, Misriyadi bersama hasil penelitian garam yang berasal dari pegunungan. (Foto: Husnil Aqili/Liputan6.com-B Santoso)

Liputan6.com, Jambi - Istilah asam di gunung garam di laut sepertinya tak berlaku bagi warga Desa Sungai Keradak, Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Bila garam dikenal dari laut, warga desa ini justru membuat garam dari mata air pegunungan. Kok bisa?

Menurut penuturan salah seorang warga Sarolangun, Husnil, cerita bermula saat warga Desa Sungai Keradak mendapati ada mata air pegunungan di desa itu yang justru asin layaknya air laut. Oleh warga setempat, air itu disebut air inom. Rasa airnya asin layaknya garam.

"Kapan pastinya tidak tahu, yang jelas sudah lama ditemukan air inom di kawasan pegunungan Batang Asai itu," ujar Husnil saat dihubungi di Kota Sarolangun, ibu kota Kabupaten Sarolangun, Selasa (6/2/2018).

Awalnya, kata Husnil, warga banyak menggunakan air inom itu untuk sarana pengobatan. Salah satunya untuk menyembuhkan penyakit gondokan. Ada juga warga yang memanfaatkan air inom untuk kebutuhan rumah tangga yakni bumbu masakan pengganti garam.

Kecamatan Batang Asai di Kabupaten Sarolangun memang dikenal memiliki potensi yang unggul. Tidak hanya alamnya, tapi juga potensi wisatanya.

 

Dikembangkan Menjadi Garam

Batang Asai Jambi
Tak hanya alamnya yang indah, Batang Asai di Kabupaten Sarolangun, Jambi juga kaya akan hasil alamnya yakni buah Kepayang sebagai bahan baku minyak kepayang. (dok. Husnil Aqili/Bangun Santoso)

Sementara itu, Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Limau Unit V Sarolangun, Misriyadi mengatakan, dari hasil penelitian diketahui potensi air asin di Desa Sungai Keradak tidak hanya satu titik saja. Namun, lumayan banyak.

"Air ini juga mengandung zat yodium yang cukup tinggi," ujar Misriyadi.

Dengan kandungan yodium yang cukup, KPHP Sarolangun tengah mengembangkan produksi air asin di Desa Sungai Keradak menjadi garam. Harapannya, bisa mendatangkan nilai ekonomis bagi warga setempat.

"Sudah diuji coba, garam hasil pengeringan ini dalam waktu dekat akan dibawa ke Jambi untuk diuji laboratorium sebelum diproduksi lebih banyak," ujarnya menjelaskan.

Melihat potensi itu, Misriyadi sangat optimistis akan produksi garam di Desa Sungai Keradak. Apalagi, mata air asin di daerah itu sangat melimpah dan hampir tak pernah kering meskipun saat musim kemarau.

Untuk itu, ia mengimbau agar warga benar-benar menjaga kelestarian hutan. Keberadaan hutan yang asri dan terjaga di Kecamatan Batang Asai menjadi salah satu kunci utama keberadaa mata air di daerah itu tetap terjaga dan melimpah.

"Ini bisa menjadi sumber ekonomi yang membanggakan masyarakat karena sesuatu yang unik dan langka," imbuh Misriyadi.

 

Potensi Wisata

Air Terjun Telun Tujuh
Lokasi air terjun Telun Tujuh di Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. (dok. Arfandi Sarbaini/Bangun Santoso)

Kecamatan Batang Asai di Kabupaten Sarolangun dikenal sebagai salah satu daerah terindah di kabupaten itu. Bentang alam dan isinya dikenal masing asri dan terjaga. Di balik rimbunnya hutan dan perbukitan di Batang Asai terdapat sejumlah objek wisata. Salah satunya adalah air terjun.

Salah satunya adalah air terjun bertingkat tujuh, atau oleh warga setempat dinamakan air terjun Telun Tujuh. Selain lokasi ini, ada juga spot lain yakni air terjun Simpang Narso yang memiliki ketinggian 45 meter serta air terjun Seluro dengan ketinggian 25 meter.

Rata-rata lokasi air terjun di Batang Asai masih asri dan terjaga hampir tak tersentuh. Lokasinya sebagian besar ada di dalam kawasan hutan sehingga sangat pas bagi yang hobi berpetualang serta tantangan.

Saat perjalanan menuju titik-titik air terjun itu, pengunjung akan disuguhi indahnya pepohonan tua khas Sumatera. Begitu juga berbagai satwa khususnya burung-burung hutan.

Untuk sampai di Kabupaten Sarolangun membutuhkan waktu sekitar empat jam perjalanan darat dari Kota Jambi. Sementara, jarak Kecamatan Batang Asai dari Kota Sarolangun sebagai ibu kota kabupaten adalah sekitar 92 kilometer.

Kecamatan Batang Asai disebut-sebagai salah satu 'surga' di Kabupaten Sarolangun. Ini karena eloknya alam di wilayah ini. Kawasannya yang berada di pegunungan serta terdapat sungai arus deras dengan bebatuan sepanjang kurang lebih 90 kilometer menjadikan Batang Asai memiliki panorama yang indah.

Karenanya tak salah, sungai di Batang Asai pernah menjadi ajang pertandingan arung jeram internasional beberapa waktu lalu.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya