Pria Bermukena di Ponpes Cianjur, Incar Kiai atau Mau Mencuri?

Pihak ponpes disebut sudah memaafkan tingkah laku pria bermukena yang menyusup ke lingkungan pesantren itu.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Feb 2018, 12:02 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2018, 12:02 WIB
Ilustrasi Pencurian Motor
Ilustrasi Pencurian Motor Sumsel (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Cianjur - Polres Cianjur, Jawa Barat, membantah pemberitaan penyusup yang tertangkap di ponpes di Kecamatan Bojongpicung, sebagai orang yang mengincar santri atau kiai. Pihak Polres menyebut dia pencuri yang memiliki kelainan jiwa.

Dodo alias Maya (30) pelaku ditangkap setelah kedapatan warga mencuri di dalam kamar santri ponpes yang terletak di Kampung Kebon Jeruk, Desa Negralasi, Kecamatan Bojongpicung, Sabtu, 10 Februari 2018.

"Warga Kabupaten Bandung itu diduga memiliki gangguan mental, sehingga nekat masuk ke lingkungan pendidikan pesantren dengan menggunakan mukena. Warga sedang ronda curiga, sehingga mengintai hingga ke dalam ponpes," kata Kapolres Cianjur, AKBP Soliyah, di Cianjur, Minggu, 11 Februari 2018, dilansir Antara.

Akhirnya, si penyusup ditangkap dari dalam kamar santri dengan barang bukti satu buah teepon selular di tangannya. Namun, berita penangkapannya menjadi viral di dunia maya sebagai pelaku yang mengincar santri dan kiai.

"Itu tidak benar. Berdasarkan hasil pemeriksaan, pelaku memang memiliki gangguan mental sejak kecil. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan pihak keluarga yang datang setelah beredarnya isu tersebut," katanya.

Setelah dikomunikasikan secara mendalam, ternyata pelaku tidak bisa kooperatif. Bahkan, pihak ponpes tidak membuat laporan karena sudah memaklumi kondisi pencuri itu yang benar mengalami gangguan jiwa.

"Pelaku memang memiliki gangguan mental dan jiwa, sehingga pihak polsek sudah mendamaikan pihak ponpes dan keluarga pelaku, untuk sama-sama memaafkan dan tidak melaporkan kejadian tersebut," katanya.

 

 

Jangan Telan Mentah-Mentah

Bangsal Rumah Sakit Jiwa
Perawat merapikan tempat tidur pasien di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Dr Soeharto Heerdjan, Grogol, Jakarta Barat, Kamis (10/4). (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Terkait beredarnya isu orang gila yang diduga menyerang sejumlah pesantren di berbagai wilayah, pihaknya mengharapkan warga tidak mudah terprovokasi karena fenomena tersebut menjadi peluang untuk pihak yang ingin situasi tidak kondusif.

Ia mendorong warga untuk tidak menelan mentah-mentah informasi yang beredar, apalagi yang dapat memicu perdebatan atau konflik. "Harapan kami, warga menggali dulu informasi yang sebenarnya, tidak percaya berita yang belum jelas apalagi menyebarkan berita bohong," katanya.

Kapolsek Bojongpicung, AKP Muhamad Nur, menuturkan pihaknya sudah mempertemukan keluarga Dodo dengan pihak ponpes dengan mendatangkan Entis alias Otoy bin Kanta (40) yang merupakan kakak kandung Dodo alias Maya.

Otoy menjelaskan sejak kecil adiknya sudah menunjukkan karakter yang tidak normal dan berbeda dengan anak seusianya. Bahkan, adiknya hanya satu hari mengeyam pendidikan di sekolah dasar karena dikembalikan guru karena kelainan perilaku.

Keluarga pernah beberapa kali membawa Dodo berobat ke ahli hikmat dan dukun dengan harapan dapat sembuh seperti semula. Namun, upaya tersebut tidak membuahkan hasil. Saat beranjak dewasa, Dodo sering keluar rumah dan menghilang.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya