Tiket Gratis, Museum Geopark Batur Malah Sepi

Museum Geopark Batur berada di Bangli, Bali, yang menyimpan pengetahuan berharga sejumlah gunung berapi, termasuk Gunung Batur dan Gunung Agung.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Mar 2018, 18:30 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2018, 18:30 WIB
Wisata Berujung Petaka, 3 Warga Tangerang Tewas di Danau Batur
Danau Batur. (dok. http://ppebalinusra.menlh.go.id)

Liputan6.com, Bangli - Tiket gratis tak menjamin kedatangan pengunjung. Buktinya, Museum Geopark Batur di Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali sepi tamu. Padahal, mereka mengaku sudah mempromosikan museum tersebut ke mana-mana.

"Tetap saja para pelajar enggan berkunjung ke sini, apalagi biro perjalanan wisata agak enggan membawa turis karena tidak ada komisi buat mereka. Masuk ke sini kan gratis tidak perlu beli tiket," kata Desak Made Andariyani, koordinator pengelola Museum Geopark Batur di Kintamani, Bali, Kamis (22/3/2018), dilansir Antara.

Museum Geopark dibangun oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Pengelolaannya kemudian diberikan kepada Pemkab Bangli. Tapi karena pengelolaannya tidak berhasil dan pengunjung sepi, pengelolaan Museum Geopark itu kemudian diserahkan kembali ke Kementerian ESDM.

"Tiap tahun memang ada peningkatan jumlah kunjungan tapi tidak signifikan," kata Andariyani.

Menurut dia, pada 2017 ada sekitar 35.000 pengunjung ke museum Geopark Batur. Sebanyak 65 persen adalah pelajar, sedangkan 25 persen turis mancanegara.

"Dan 10 persen adalah turis dewasa domestik. Itu pun sebagian besar merupakan guru yang mendampingi muridnya berkunjung ke museum," katanya.

Padahal, museum menyimpan banyak informasi dan pengetahuan tentang alam, termasuk sejarah aktivitas Gunung Batur dan Gunung Agung yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan alam dan budaya di Bali.

 

 

Sasar Tamu IMF

091109dgunung_batur.jpg
Gunung Batur di Bali.

Museum Geopark Batur kini berbenah diri dan meningkatkan informasi yang interaktif bagi pengunjung. Pihak museum bersiap menyambut sekitar 7.000 tamu IMF dan Bank Dunia yang akan bertemu di Bali, 8-14 Oktober 2018.

Museum Geopark yang dapat menampung maksimal 2.000 orang dan memiliki sembilan pemandu yang dapat berbahasa asing. Sejumlah fasilitas akan ditambah, seperti pemasangan layar lebar mengenai Magma Indonesia.

Lewat layar tersebut, pengunjung dapat melihat data terbaru tentang status semua gunung api di Indonesia, informasi gempa yang baru terjadi, bencana longsor, pergerakan tanah, dan lain sebagainya. "Informasi yang diperoleh pengunjung nanti dari Sabang hingga Merauke," katanya.

Kedua, memasang kamera yang dapat melihat langsung aktivitas dari gunung Batur serta pemasangan seismograf digital untuk gunung Batur dan Gunung Agung. Kemudian, penambahan database dan informasi kekayaan fauna dan flora Indonesia dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

"Ke lima, informasi pariwisata di Bali dan seluruh Indonesia dari Kementerian Pariwisata," katanya.

Selain itu juga, pengelola museum Geopark Batur akan merevitalisasi berbagai fasilitas informasi agar lebih interaktif, misalkan maket gunung seluruh Indonesia. "Orang dapat pencet Gunung Sinabung, maka akan akan muncul lampu merah dan keluar asap sebagai informasi gunung tersebut sedang aktif," kata Desak Made Andariyani.

Semua prasasti sejarah Bali, seperti piagam bahasa Bali kuno dan bebatuan, akan diinformasi lebih rinci sehingga memuaskan dan menambah informasi bagi para pengunjung.

Saksikan video pilihan berikut ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya