168 Bencana Alam Melanda Sukabumi Sepanjang Januari-April 2018

Bencana alam yang paling banyak terjadi dalam kurun waktu empat bulan terakhir di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, adalah tanah longsor dan pergeseran tanah.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Mei 2018, 13:01 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2018, 13:01 WIB
Longsor Sukabumi
Longsor kembali menutup akses jalan provinsi penghubung Palabuhanratu menuju kawasan Pajampangan di bagian selatan Kabupaten Sukabumi, Jabar. (Foto: Polsek Simpenan, Sukabumi/Liputan6.com/Mulvi Mohammad)

Liputan6.com, Sukabumi - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mencatat sepanjang Januari hingga April 2018, kabupaten terluas di Pulau Jawa dan Bali ini diterjang 168 kali bencana alam.

"Bencana paling banyak terjadi dalam kurun waktu empat bulan terakhir tersebut adalah tanah longsor dan pergeseran tanah," ucap Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi, Maman Suherman, di Sukabumi, Senin (7/5/2018), dilansir Antara.

Ia menjelaskan, ada beberapa kecamatan yang paling rawan bencana alam, salah satunya Kecamatan Warungkiara Desa. Sudah beberapa kali terjadi bencana pergeseran dan pergerakan tanah yang menyebabkan puluhan rumah rusak di daerah ini.

Pemerintah sudah menyalurkan bantuan ke masing-masing keluarga yang menjadi korban bencana. Serta, membuat hunian sementara untuk keluarga yang rumahnya tidak bisa dihuni lagi akibat bencana tersebut.

Selain bencana alam berupa longsor dan pergeseran tanah, kebakaran juga kerap terjadi di wilayah Kabupaten Sukabumi yang mayoritas pemicunya adalah korsleting listrik. Kemudian angin puting beliung seperti yang belum lama ini terjadi di Kecamatan Warungkiara yang mengakibatkan 88 kepala keluarga terdampak bencana.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

12 Kecamatan Dilanda Bencana

Tanah Bergerak
Pergerakan tanah terjadi di Sukabumi, Jawa Barat

Bencana lainnya adalah banjir. BPBD Sukabumi mencatat terdapat 12 kecamatan sepanjang tahun ini yang dilanda bencana, di antaranya Sagaranten, TegalBuled, Cibitung, Ciemas, dan Pabuaran.

"Khusus untuk banjir, bencana ini disebabkan oleh pendangkalan hulu sungai yang disebabkan pola hidup masyarakat yang kurang sadar seperti membuang sampah sembarangan ke sungai," kata dia.

Maman mengatakan, tidak salah jika Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu daerah di Indonesia yang menjadi lumbung bencana. Meski demikian, BPBD terus berupaya setidaknya bisa mengurangi dampak.

Ia mengimbau masyarakat untuk selalu waspada karena bencana alam bisa datang kapan saja dan tidak melakukan aktivitas yang bisa menjadi pemicu terjadinya bencana.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya