Kala Tim SAR Temukan 2 Korban Banjir di Sukabumi, Jasad Ibu dan Anak Saling Peluk

Dua korban banjir di Sukabumi ditemukan meninggal dunia di antara puing bangunan, keduanya merupakan ibu dan anak yang ditemukan berpelukan di antara material puing bangunan bercampur sampah.

oleh Fira Syahrin Diperbarui 08 Mar 2025, 00:38 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2025, 00:37 WIB
Tim SAR saat mengevakuasi jenazah korban banjir di Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi, Jumat (7/3/2025). (Liputan6.com/Fira Syahrin).
Tim SAR saat mengevakuasi jenazah korban banjir di Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi, Jumat (7/3/2025). (Liputan6.com/Fira Syahrin).... Selengkapnya

Liputan6.com, Sukabumi - Seorang ibu dan anak yang dilaporkan hilang menjadi korban banjir pada Kamis (6/3/2025) ditemukan tak bernyawa di antara puing bangunan bercampur sampah.

Kedua korban yakni ibu bernama Santi alias Zahra (40) dan anak bernama Nurul (3) asal Kampung Gumelar Rt 02/ RW 22 Kelurahan Palabuhanratu, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.

Kasi Operasi Kantor SAR Jakarta Ahmad Rizkiansyah mengatakan, kedua korban ditemukan pada Jumat (7/3/2025) pukul 13.30 WIB dan langsung dievakuasi ke RSUD Palabuhanratu.

Pencarian terhadap dua korban banjir Sukabumi ini sempat ditunda, karena medan di lokasi bencana yang masih tergenang air disertai material sampah.

“Kedua korban bisa ditemukan bersama-sama ini ibu dan anak kalau untuk kesulitannya seperti yang lihat di belakang banyak sekali sampah tumpukan sampah kita temukan terkubur di dalam tumpukan sampah,” ujarnya.

Dia mengungkapkan, saat ditemukan posisi korban ibu dan anak ini saling memeluk di antara puing bangunan bercampur sampah, pada radius sekitar 5 meter dari rumah korban.

“Ibu dan anak ditemukan dalam kondisi berpelukan pada saat dievakuasi, ditemukan pada radius 5 meter dari lokasi rumahnya di antara tumpukan sampah akibat banjir,” ungkapnya.

Kedua korban tak sempat menyelamatkan diri saat arus sungai Cipalabuan meluap dengan cepat hingga merusak rumah warga di sekitarnya, termasuk rumah korban.

“Pada saat airnya memang sudah tinggi dengan arus yang sangat deras itu ibu dan anak masih di dalam rumah belakang rumah pada saat airnya mulai menghantam rumah tersebut ibu dan anak ini terjatuh,” jelasnya.

Hingga kini tim SAR gabungan masih melakukan pencarian terhadap 5 orang lainnya. Sementara, ada 3 orang korban jiwa yang telah tercatat dalam kejadian banjir dan longsor ini.

 

 

26 Kecamatan Terdampak Banjir dan Longsor, 157 KK Mengungsi

Tim SAR saat mengevakuasi jenazah korban banjir di Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi, Jumat (7/3/2025). (Liputan6.com/Fira Syahrin).
Tim SAR saat mengevakuasi jenazah korban banjir di Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi, Jumat (7/3/2025). (Liputan6.com/Fira Syahrin).... Selengkapnya

BPBD Kabupaten Sukabumi mencatat pada Kamis dan Jumat (6-7 Maret 20225) data sementara longsor dan banjir ini terjadi pada 26 kecamatan, dengan total rumah rusak sebanyak 26 rumah. Ada 7 rumah yang masuk kategori rusak berat.

“Data sementara, 157 KK (328 jiwa) mengungsi, 3 orang meninggal dunia yakni 1 orang dari Kecamatan Simpenan dan 2 orang dari Kecamatan Palabuhanratu. Kemudian korban hilang atau dalam pencarian sebanyak 5 orang, yakni 2 orang di Kecamatan Simpenan dan 3 orang di Kecamatan Lengkong,” ujar Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna. 

Adapun 26 kecamatan tersebut diantaranya Kadudampit, Curug Kembar, Simpenan, Palabuhanratu, Waluran, Bantargadung, Cisaat, Cikembar, Warungkiara, Sagaranten, Lengkong, Jampang Tengah, Ciemas, Cimanggu, Pabuaran, Gunungguruh, Cikakak, Cicantayan, Cisolok, Sukaraja, Caringin, Cikidang, Jampang Kulon, Purabaya, Cidadap, Surade. 

Pihak BPBD masih terus memperbarui data dampak bencana banjir dan longsor di Kabupaten Sukabumi ini. Jaringan internet dan listrik yang terputus di beberapa lokasi bencana, masih menjadi kendala petugas gabungan di lapangan dalam menanggulangi kejadian ini. 

 

 

 

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya