Gelombang Tinggi Laut Selatan Belum Berakhir, Cilacap Sudah Rugi Rp 300 Juta

Dampak gelombang tinggi lebih parah terjadi di pantai Cilacap wilayah timur

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 27 Jul 2018, 11:00 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2018, 11:00 WIB
Kolam renang rusak akibat terjangan gelombang tinggi di pesisir Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/BPBD Cilacap/Muhamad Ridlo)
Kolam renang rusak akibat terjangan gelombang tinggi di pesisir Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/BPBD Cilacap/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Untuk kedua kalinya di dua pekan terakhir, gelombang pasang kembali menerjang pesisir selatan Jawa Tengah hingga Yogyakarta sejak Selasa (24/7/2018) lalu. Diperkirakan gelombang tinggi ini baru akan berakhir pada 28 Juli 2018 esok.

Amukan ombak ke daratan ini menyebabkan sejumlah infrastruktur umum rusak. Akibatnya Cilacap mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.

Di Cilacap, gelombang tinggi menyebabkan sejumlah titik tanggul penahan gelombang di Desa Kamulyan Kecamatan Cilacap Selatan, Cilacap rusak dan berada dalam kondisi kritis. air laut pun sempat melimpas ke permukiman, meski tak berdampak signifikan.

Warga pun saat itu lantas memperbaiki tanggul yang kritis secara darurat. Hal itu untuk mencegah dampak lebih parah jika air laut mencapai permukiman penduduk.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Martono mengungkapkan, dampak gelombang tinggi lebih parah terjadi di pantai Cilacap wilayah timur.

Gelombang tinggi menyebabkan area wisata di Pantai Cemara Sewu dan Pantai Sidayu, Binangun rusak.

Air laut melimpas ke kolam renang dan merusak struktur bangunan. Tak hanya itu, satu kapal tuna bermuatan juga tenggelam dan terbalik akibat hantaman gelombang tinggi.

'Warung milik warga dan tembok kolam renang, temboknya saja. Tapi gelombang tinggi diperkirakan masih terjadi sampai 28 Juli,' ujarnya kepada Liputan6.com, Kamis, 26 Juli 2018.

Perbaikan Tanggul Penahan Gelombang Tinggi Dipercepat

Warung di sempadan Pantai Cilacap porak poranda dihantam Gelombang tinggi. (Foto: Liputan6.com/BPBD Cilacap/Muhamad Ridlo)
Warung di sempadan Pantai Cilacap porak poranda dihantam Gelombang tinggi. (Foto: Liputan6.com/BPBD Cilacap/Muhamad Ridlo)

Lantaran gelombang tinggi masih berlangsung. Hingga kini BPBD belum menghitung nominal kerugian total.

Dia mencotohkan, pada Rabu malam, tanggul di Tegalkamulyan kembali ambrol lantaran hantaman gelombang tinggi. Namun, diperkirakan kerugian mencapai Rp 300 juta.

'Angka pasti belum, karena data masih terus masuk. Sekarang juga ada tanggul yang kembali ambrol. Ya, kalau sama kapal, (kerugian) bisa sampai Rp 300 juta,' dia menerangkan.

BPBD mengantisipasi melimpasnya air laut ke permukiman dengan mempercepat perbaikan tanggul penahan gelombang yang rusak. BPBD juga meminta warga mewaspadai kemungkinan terjadinya gelombang tinggi.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap, Tri Komara Sidhy mengatakan, dalam bencana gelombang pasang yang terjadi di Cilacap ini, belum ada laporan kerugian yang dialami warga, kecuali warung di pantai Widarapayung dan Sodong, Adipala, Cilacap.

Sebabnya, di wilayah timur, permukiman penduduk jauh dari garis pantai. Adapun di Cilacap selatan kota, gelombang pasang tertahan oleh tanggul penahan gelombang.

Sebab itu, ia pun meminta warga dan seluruh instansi terkait untuk mewaspadai munculnya gelombang pasang yang kemungkinan terjadi hingga 28 Juli 2018 esok. Nelayan pun diimbau tak melaut lantaran risiko kecelakaan amat besar.

'Sementara ini jangan melaut sampai kondisi laut normal,' ucap Komara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya