Air Sungai Bau dan Bikin Gatal, Festival Perahu Hias Banyuwangi Terancam

Diduga air sungai itu tercemar limbah pabrik gula sehingga berbau dan bikin gatal. Pelaksanaan Festival Perahu Hias di Banyuwangi pun terancam.

diperbarui 21 Sep 2018, 07:02 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2018, 07:02 WIB
Air Sungai Gatal dan Bau, Fesitival Perahu Hias di Bangorejo Terancam Gagal
ILUSTRASI: Fesitival Perahu Hias. (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)

Banyuwangi - Festival perahu hias, yang dalam kalender Banyuwangi Festival akan diselenggarakan pada Sabtu, 6 Oktober 2018 mendatang di Sungai Sampean, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi, terancam gagal. Pasalnya, warga khawatir terkena dampak akibat sungai yang bau dan bisa menyebabkan gatal jika terkena kulit karena tercemar limbah.

Pandu Wiliam (24), salah seorang warga setempat menyampaikan, jika kondisi air tetap seperti ini, warga ragu untuk turun ke sungai.

"Saat acara peserta harus ada yang turun ke sungai, karena mereka yang menjadi nakhodanya. Tapi jika kondisinya seperti ini, kami ragu untuk turun," ungkapnya saat di temui TIMES Indonesia (timesindonesia.co.id), Rabu, 19 September 2018.

Rencananya, dia bersama warga akan datang ke PT Industri Gula Glenmore (PT IGG) untuk menyampaikan agar pembuangan limbah dihentikan sementara selama festival berlangsung.

"Air sungai sekarang baunya seperti kolam lele yang lama tidak dikuras. Rencananya kami ingin mendatangi pabrik agar limbah tidak dibuang ke sungai, karena kami yang di hilir yang terkena dampaknya," dia memungkasi.

Sebagai informasi, tercemarnya sungai diduga akibat aliran limbah pabrik PT IGG ke sungai Kalibaru, Desa Karangharjo sampai dengan Sungai Sampean di Kecamatan Bangorejo. Air sungai berubah warna keruh dan bau. Saat mengenai kulit, mengakibatkan rasa gatal. Bahkan, ikan di sepanjang aliran sungai juga banyak yang mati.

 

Baca berita menarik lainnya dari Times Indonesia di sini.

Tanggapan Pabrik Gula

Pabrik Gula Glenmore Bantah Sengaja Buang Limbah ke Sungai
Air sungai yang tercemar limbah Pabrik Gula Glenmore, Banyuwangi. (Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)

Manajemen Industri Gula Glenmore (IGG) membantah sengaja membuang limbah ke sungai. "Bukan dibuang, ini pas ambrol," kata Humas IGG, Sugiyanto, Rabu, 19 Agustus 2018.

Meski pihak Pabrik Gula Glenmore, Banyuwangi, Jawa Timur, mengelak, kondisi di lapangan justru bertolak belakang. Kondisi aliran sungai jalur pembuangan limbah justru makin memprihatinkan.

Dibanding sebelumnya, warna air makin keruh, berwarna biru kehitaman, bau tebu juga cukup menyengat.

Keterangan masyarakat, limbah BUMN pabrik gula terbesar di Asia Tenggara ini sudah lama mencemari air sungai. Namun, tetap saja melenggang seperti tak tersentuh aturan.

"Ya sangat disayangkan, IGG kan BUMN milik pemerintah, seharusnya bisa memberi contoh, bukan malah menjadi pelaku pencemaran lingkungan," ungkap Ketua Ormas Otoritas Putra Glenmore (OPG), Rifki Alamudi.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya