Strategi Pemkot Cirebon Genjot Layanan Smart City

Sejumlah aplikasi yang dibuat pemda Kota Cirebon dianggap belum dapat digunakan maksimal oleh masyarakat yang ada di Pantura Jawa Barat

oleh Panji Prayitno diperbarui 07 Nov 2018, 09:29 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2018, 09:29 WIB
Strategi Pemkot Cirebon Genjot Layanan Smart City
Pemkot Cirebon terus berbenah dalam meningkatkan pelayanan berbasis IT menuju salah satu kawasan smart city. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Pemkot Cirebon terus berbenah dalam memaksimalkan pelayanan masyarakat berbasis teknologi informasi. Berbagai inovasi dilakukan Pemkot Cirebon dalam mensosialisasikan program Smart City. Namun, mereka mengaku upaya tersebut belum maksimal dilakukan.

"Perlu meningkatkan sinergitas dan komitmen serius," kata Sekretaris Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (DKIS) Kota Cirebon Ma'ruf Nuryasa, Selasa (6/11/2018).

Ma'ruf mengaku, beberapa inovasi layanan berbasis aplikasi pendukung pariwisata yang dibuat oleh DKIS belum dikelola optimal. Seperti aplikasi Wisata Kota Cirebon (Wistakon), dia mengaku isi konten dalam aplikasi tersebut belum lengkap.

Dalam aplikasi tersebut, tidak hanya menampilkan lokasi wisata Cirebon. Sejumlah agenda tahunan juga belum dicantumkan.

"Seharusnya kalau mau jual agenda budaya tahun 2019 sudah di publikasi tahun ini dan kita belum sama sekali. Selain itu kita harus memperkaya informasi di aplikasi ini," kata dia.

Dia mengatakan, dalam upaya tersebut DKIS Kota Cirebon sudah melakukan kunjungan ke Pemda Badung Provinsi Bali. Dia menyebutkan, ada beberapa program smart city yang bisa diadopsi dari Pemda Badung.

Seperti layana wifi gratis dengan didukung infrastruktur yang memadai. Ma'ruf menyebutkan saat ini sudah ada 30 titik wifi terpasang.

"Masih on progress ya kami targetnya lebih dari 50 titik dengan infrastruktur tentunya semua wilayah di Kota Cirebon sudah ditanam fiber optik agar tidak tersendat," ujar dia.

Dia mengatakan, dalam meningkatkan laynan wifi gratis tersebut, DKIS Kota Cirebon melibatkan layanan operator yang masuk ke dalam dewan smart city.

Selain Wifi gratis, Pemkot Cirebon juga aman maksimalkan pemasangan kamera Cctv di sejumlah titik persimpangan. Saat ini, tercatat ada 8 titik persimpangan dengan jumlah 12 unit cctv sudah terpasang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Strategi

Strategi Pemkot Cirebon Genjot Layanan Smart City
DKIS Kota Cirebon dan Diskominfo Kabupaten Badung Provinsi Bali masuk dalam 25 besar kota/kabipaten di Indonesia dalam program Smart City. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Dia mengakui keseriusan Pemda Kabupaten Badung Bali dalam memaksimalkan program Smart City. Dia mengatakan akan menggandeng semua sumber daya yang ada di Kota Cirebon untuk maksimalisasi program Smart City.

"Kabupaten Badung masuk dalam 25 besar kota kabupaten se Indonesia dalam program Smart City. Kota Cirebon masuk juga tapi belum menonjol seperti Badung," aku Ma'ruf.

DKIS Kota Cirebon akan lebih gencar menggandeng sejumlah komunitas dari berbagai kalangan.

"Tidak hanya berbasis anggaran dari APBD saja karena program harus berkelanjutan dan menjadi milik masyarakat Kota Cirebon," sambung dia.

Kepala Diskominfo Kabupaten Badung, I Wayan Wade Darmaje mengatakan, pemda setempat sejak awal sudah menerapkan layanan berbasis IT.

"Jadi sebelum ada program Smart City kami sudah komitmen untuk pelayanan berbasis IT menuju smart city," ujar dia.

Dari komitmen tersebut, secara tidak langsung seluruh jajaran Pemda Kabupaten Badung terintegrasi. Dia mengaku membutuhkan biaya besar untuk komitmen melayani masyarakat berbasis IT.

"Memang modal awal besar tapi kalau tidak kami lakukan akan tertinggal terus dan dengan IT masyarakat dipastikan terlibat langsung," kata dia.

Kabid TIK Diskominfo Kabupaten Badung I Dewa Made Ardita mengatakan, penguatan infrastruktur menjadi hal penting dalam memaksimalkan program smart city.

Dia mengatakan, Pemkab Badung selalu melibatkan universitas untuk kajian akademis.

"Dalam kajian akademis kita libatkan Universitas Udayana sebagai acuan kami kemudian membuat perencanaan dan konsep kemudian diajukan kepada pimpinan. Yakinkan pimpinan," sebut dia.

Menurut dia, program smart city terbagi menjadi tiga unsur. Yakni hardware, software dan brand ware. Namun demikian, infrastruktur lebih penting untuk memaksimalkan program tersebut.

"Selain gandeng universitas kami juga mempekerjakan tenaga profesional yang gajinya diatas PNS bahkan kepala dinas. Tapi itu tidak ada kesenjangan karena para profesional pasti transfer ilmu kepada para ASN di Pemkab Badung," ujar dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya