Kisah Bocah Ajaib di Cianjur, Makan Kaca dan Minum Bensin

Kebiasaan aneh anaknya itu, pertama kali diketahui ketika menginjak usia dua tahun, setiap mencium bau bensin anaknya langsung mendekat dan menghirupnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Des 2018, 03:06 WIB
Diterbitkan 02 Des 2018, 03:06 WIB
Ilustrasi bocah
Ilustrasi bocah | Sumber Foto: vebma.com

Liputan6.com, Cianjur - Syarif Hidayat (13), bocah Kampung Bonghas, Desa Sindangraja, Kecamatan Sukaluyu, Cianjur, Jawa Barat, memiliki kebiasaan makan minum aneh.

Setiap harinya anak laki-laki pasangan Salim (47) dan Deuis (37) tersebut memakan pecahan beling, rumput, menghirup bensin dan minum air aki, namun tidak pernah mengeluh sakit.

Salim menjelaskan, kebiasaan aneh anaknya itu, pertama kali diketahui ketika menginjak usia dua tahun, setiap mencium bau bensin anaknya langsung mendekat dan menghirupnya.

Keanehan lain dilakukan anaknya sehari-hari yang dirawat orang tuanya karena Deuis istrinya bekerja sebagai TKI di Singapura sejak beberapa tahun yang lalu seperti minum air aki dan makan pecahan kaca. Bak bocah ajaib, Syarif tak pernah mengeluh kesakitan.

"Saya jarang pulang karena berjualan di Waduk Jangari, ketika mengetahui hal tersebut saya cukup terkejut karena ketika keinginannya tidak dipenuhi Syarif suka membenturkan kepala," katanya.

Ketika Syarif melakukan kebiasaan anehnya tersebut, keluarga terpaksa selalu memberikan bensin dalam botol bekas air mineral yang kerap diminumnya seperti air aki.

Kebiasaan aneh itu membuat Salim khawatir akan berdampak pada kondisi kesehatan dan tubuh anaknya karena mengkonsumsi cairan dan makanan yang tidak biasa.

Sementara Fiska Apriliani seorang Bidan Desa Sindangraja yang mendampingi Syarif saat dibawa ke RSUD Cianjur, untuk diperiksa mengatakan secara fisik tidak mengalami penyakit apapun, namun bocah tersebut cenderung memiliki gangguan.

"Diduga Syarif mengidap autisme atau mempunyai dunianya sendiri, untuk berkomunikasi dia hanya mengerti ucapan kedua orang tuanya," kata Fiska.

Sedangkan Ketua KJS Nurhamid, menjelaskan Syarif tidak masuk dalam kategori orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) tapi masuk dalam kategori orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) atau halusinasi dan delusi atau waham.

"RSUD telah memberikan rujukan ke labolaturium untuk dilakukan pemerikaan lebih mendalam, rencananya pekan depan ada kemungkinan bocah Syarif dirujuk ke poli jiwa," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya