Instasunda Pamerkan Ribuan Foto Bermakna di Museum Kota Bandung

Instasunda, salah satu akun Instagram yang memiliki nyaris 100 ribu pengikut, mengapresiasi 1.000 akun terpilih dengan karya terbaik dengan menggelar pameran fotografi.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 09 Des 2018, 22:05 WIB
Diterbitkan 09 Des 2018, 22:05 WIB
Pameran Instasunda
Instasunda menggelar pameran seribu foto di Museum Kota Bandung, Minggu (9/12/2018). (Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Di masa lalu, fotografi kerap dianggap sebagai hobi mewah karena seseorang memiliki kamera canggih dan berkualitas tinggi. Namun, anggapan itu perlahan mulai luntur seiring adanya aplikasi bernama Instagram.

Media sosial yang menawarkan berbagai pilihan untuk menciptakan foto yang menarik secara praktis ini merupakan salah satu yang paling populer di Indonesia.

Para penggunanya berusaha menampilkan foto-foto terbaiknya, demi mengundang banyak like atau komentar.

Berbeda dari kamera yang harganya cukup fantastis dan teknik memotret yang hanya bisa didapat dari pengalaman dan latihan, Instagram justru dapat diunduh secara gratis dan gampang.

Melihat kemudahan yang ditawarkan Instagram, tidak heran bila objek foto yang ada di dalamnya sangat bervariasi.

Melirik fenomena tersebut, Instasunda, salah satu akun Instagram yang memiliki nyaris 100 ribu pengikut tersebut, mengapresiasi 1.000 akun terpilih dan dipamerkan.

Bertempat di Museum Kota Bandung, karya ribuan akun instagram yang terpilih sebagai Instasunda of the Day dari tahun 2015-2017 dipamerkan.

Krisna Satmoko, salah seorang pendiri Instasunda mengatakan, seribu akun itu terpilih karena menyajikan foto dengan nuansa berbeda dan punya makna.

"Yang jelas fotonya harus hasil jepretan sendiri, bebas pakai smartphone atau kamera digital. Kemudian foto yang sudah diunggah kita lakukan pengecekan melalui tineye.com. Biasanya yang hasil duplikat akan ketahuan," kata Krisna di sela acara pembukaan pameran, Minggu (9/12/2018).

Menurut Krisna, dalam mengkurasi karya, pihaknya tidak terlalu menitikberatkan pada teknik fotografi.

"Banyak foto-foto bagus yang diunggah teman-teman, tapi yang kita tekankan tidak melihat tekniknya. Kita justru melihat makna di foto itu sendiri," ujarnya.

Bertujuan untuk Amal

Pameran Instasunda
Salah satu pengunjung me-like karya dalam pameran Instasunda di Museum Kota Bandung, Minggu (9/12/2018). (Huyogo Simbolon)

Terdapat 1.095 foto yang dipamerkan, terdiri dari foto-foto Instasunda of the Day yang terpilih dam kurun tiga tahun (2015, 2016 dan 2017). Selain itu terdapat 36 foto yang merupakan Instasunda of the month, dan 1 foto yang adalah Instasunda of the Year.

Selain pameran, yang menarik dari kegiatan ini adalah pengunjung dapat berpartisipasi dalam live-like foto-foto yang dipamerkan.

Jika dalam Instagram kita menggunakan tombol like untuk foto yang kita sukai, maka dalam live-like di pameran ini, pengunjung menggunakan kertas berbentuk hati.

Mereka tinggal memasukan kertas-kertas tersebut ke dalam kotak kecil di bawah foto yang dipamerkan. Kertas like ini dapat diperoleh dengan menukarkan dengan donasi yang Anda berikan. Satu kertas like senilai Rp 1.000.

Selain berdonasi lewat live-like foto, pameran foto yang bertujuan untuk amal ini juga melelang karya-karya Instragramer.

Panitia telah menyediakan cetakan foto hasil karya mereka dan juga para penyumbang karya. Seluruh hasil lelang akan disalurkan ke Rumah Cinta Anak Cancer Bandung.

Pameran ini berlangsung selama satu minggu hingga 16 Desember 2018. Akan ada diskusi foto selama gelaran pameran.

Satu Foto Terbaik Sehari

Pameran Instasunda
Pengunjung menyimak dan mendokumentasikan karya foto dalam pameran Instasunda, Minggu (9/12/2018). (Huyogo Simbolon)

Instasunda yang didirikan sejak 2011, selalu mengunggah satu foto yang setiap hari di Instagram mereka. Sebelum foto diunggah di akun mereka, para admin melakukan kurasi.

"Admin kita ada 12 orang yang bertugas memilih foto dengan #Instasunda setiap hari. Dari ribuan foto nanti dipilih oleh saya jadi tiga foto. Dari 3 foto itu divoting dan keluarlah satu foto terbaik yang diunggah di akun @Instasunda," kata Krisna.

Pria yang akrab disapa Encis ini berkata, setiap karya foto bervariasi. Ada yang berupa landscape, panorama, portrait dan sebagainya.

Namun ada hal yang dihindari dalam pemilihan foto. Yaitu tidak mengandung unsur SARA dan erotisme.

"Satu foto bisa mencapai 7 ribu likes sekarang. Dulu, waktu awal-awal kita bikin akun dapat 200 likes sehari saja sulit. Sekarang sih satu menit bisa 600 likes," ungkapnya.

Ia menambahkan, hastag Instasunda kini mencapai 2,5 juta dengan jumlah pengikut hampir 100 ribu.

Pencapaian itu menurutnya di luar dugaan. Sebab, pada awalnya hastag tersebut dilakukan semata karena iseng.

"Awal gerakannya secara tidak sengaja pada 2011 dengan bikin hastag Instasunda. Dari awal iseng ini kita bikin pameran dengan tujuan amal," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya