Banjir Limpahan Bikin 769 Warga Kebumen Tertahan di Pengungsian

Wilayah berupa cekungan menyebabkan banjir di tiga kecamatan wilayah Kebumen selatan enggan surut

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 19 Jan 2019, 07:00 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2019, 07:00 WIB
Ilustrasi – Pengungsian banjir di Desa Mulyasari Kecamatan Majenang, Cilacap, 2017. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi – Pengungsian banjir di Desa Mulyasari Kecamatan Majenang, Cilacap, 2017. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Kebumen - Sebanyak 3.151 warga Kebumen mengungsi akibat banjir yang melanda kabupaten pesisir selatan Jawa Tengah ini sejak Rabu pagi, 16 Januari 2019.

Berangsur, pengungsi mulai kembali ke rumah pada Kamis, seturut menurunnya ketinggian rendaman. Pada Jumat, 18 Januari 2019 tercatat sebanyak 2.542 pengungsi telah kembali ke rumahnya.

Mereka adalah pengungsi asal Desa Rangkah, pengungsi di Pondok Pesantren Al Falah dan Al Kahfi Sumberadi dan Desa Roworejo. Wilayah ini adalah Kebumen sisi tengah dan utara.

Sebaliknya, di wilayah selatan Kebumen, seperti Kecamatan Puring, Mirit, dan Adimulyo, pengungsi masih bertahan dan bahkan masih ada kemungkinan bertambah karena terjadi banjir limpahan dari Kebumen atas sehingga genangan masih tinggi.

“Pengungsi masih ada. Karena genangan masih tinggi,” kata Juru Bicara Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen, Heri Purwoto.

Dia mengatakan, hingga Jumat ini, sebanyak 261 keluarga yang terdiri dari 769 jiwa masih bertahan di pengungsian yang tersebar di tujuh desa tiga kecamatan.

“Itu data terbaru pagi ini. Untuk titik-titiknya, masih di Mirit, Puring, satu lagi di Adimulyo,” ucapnya.

Di Desa Wirogetan Kecamatan Mirit pengungsi banjir berjumlah 30 keluarga yang terdiri dari 76 jiwa. Pengungsian berada di MI Wirogeten.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Perhatian untuk Kelompok Rentan

Genangan banjir di Kebumen wilayah Selatan masih tinggi lantaran kontur wilayah berupa cekungan. (Foto: Liputan6.com/Pusdalops-PB Kebumen/Muhamad Ridlo)
Genangan banjir di Kebumen wilayah Selatan masih tinggi lantaran kontur wilayah berupa cekungan. (Foto: Liputan6.com/Pusdalops-PB Kebumen/Muhamad Ridlo)

Kemudian, di Desa Sidobunder, Madurejo, Sitiadi, dan Desa Sidodadi Kecamatan Puring, pengungsi berjumlah 525 jiwa.

Selanjutnya di Desa Adiluhur, Kecamatan Adimulyo pengungsi berjumlah 16 keluarga yang terdiri dari 34 jiwa.

Lantas, Desa Sugihawaras Kecamatan Adimulyo Sebanyak 134 jiwa. Titik pengungsian ada di RT 01, 02, 03 RW 2 dan masjid di RW 03.

“Dapur umum masih dilanjutkan. Masing-masing Posko ada dapur umumnya. Posko kesehatan juga siaga,” ujarnya.

Hari ini, BPBD Kebumen dan relawan memantau perkembangan banjir di tiga tiga kecamatan ini. Pasalnya, masih ada kemungkinan debit air bertambah tinggi dan jumlah pengungsi bertambah.

Musababnya, tiga kecamatan ini berada di wilayah cekungan yang menampung gelontoran air dari Kebumen wilayah atas. Sebab itu, hingga hari ketiga banjir ini, rendaman banjir masih tinggi.

Tim evakuasi BPBD dan relawan juga masih memantau rendaman jika sewaktu-waktu dibutuhkan evakuasi. Sebab, di antara warga ada kelompok rentan seperti bayi, anak-anak, dan lanjut usia yang mesti diprioritaskan.

“Tim evakuasi juga masih berjaga-jaga. Karena di wilayah Adimulyo, Puring itu, air masih tetap masih belum surut,” dia menerangkan.

Selain mendirikan dapur umum, BPBD Kebumen dan Dinas Kesehatan juga mendirikan Posko Kesehatan di pengungsian.

Petugas Puskesmas bersiaga untuk mencegah atau mengobati gangguan kesehatan pengungsi, utamanya kelompok rentan, seperti anak-anak dan lanjut usia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya