Insiden Tragis Bocah 10 Tahun di Pantai Selatan

Esok harinya, setelah 24 jam pencarian, akhirnya titik terang muncul. Maruf ditemukan tak jauh dari titik di mana ia hilang

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 27 Mar 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2019, 08:00 WIB
Ilustrasi – Pencarian Rangga (9), korban tenggelam di Pantai Kemiren, Cilacap, Jawa Tengah, Minggu, (20/11/2017). (Foto: Liputan6.com/Basarnas/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi – Pencarian Rangga (9), korban tenggelam di Pantai Kemiren, Cilacap, Jawa Tengah, Minggu, (20/11/2017). (Foto: Liputan6.com/Basarnas/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Kebumen - Minggu, 24 Maret 2019, barangkali akan menjadi hari yang tak pernah dilupakan oleh orang tua Maruf Al Natazah bocah berusia 10 tahun asal Kelurahan Sidanegara Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Ini adalah hari terakhir mereka bersama dengan Maruf, sebelum bocah nahas ini hilang secara misterius.

Sore itu, Maruf diajak keluarganya untuk berwisata di Pantai Bocor, Setrojenar, Kebumen. Selayaknya anak-anak seusianya, Maruf begitu gembira ketika berada di pantai nan luas membentang.

Sementara keluarganya duduk-duduk jauh dari garis pantai, Maruf bermain sendirian. Pukul 15.30 WIB, mendadak Maruf tak lagi nampak. Maruf hilang secara misterius.

Usai mencari dan tak ditemukan, keluarga lantas melapor kepada petugas yang lantas diteruskan ke kepolisian dan Badan Search and Rescue (Basarnas). Ada dugaan, Maruf tenggelam di perairan selatan yang ombaknya terkenal ganas.

Tim pencari dan penyelamatan atau SAR gabungan mulai mencari keberadaan Maruf. Pencarian tentu dimulai dari titik akhir Maruf terdeteksi. Tim SAR dibagi menjadi beberapa regu penyisir.

Sepanjang malam, pencarian juga terus dilakukan. Tetapi, Maruf tak juga kunjung ditemukan.

Esok harinya, setelah 24 jam pencarian, akhirnya titik terang muncul. Maruf ditemukan tak jauh dari titik di mana ia hilang. Sayangnya, Maruf ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Ia diduga terseret ombak dan tenggelam di Pantai Bocor ketika bermain di garis pantai. Soal bagaimana kejadiannya, tak ada saksi mata yang bisa menjelaskan. Ia ditemukan sekitar 100 meter ke arah barat dari lokasi kejadian.

“Saat ini korban telah diserahkan kepada pihak keluarga oleh personel Polsek Buluspesantren Bripka Winarso,” kata Kasubbag Humas Polres Kebumen, AKP Suparno.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

9 Tewas di Perairan Selatan Sejak awal 2019

Maruf Al Natazah, korban tenggelam pantai Bocor, Setrojenar, Kebumen ditemukan meninggal dunia. (Foto: Liputan6.com/Polres Kebumen/Muhamad Ridlo)
Maruf Al Natazah, korban tenggelam pantai Bocor, Setrojenar, Kebumen ditemukan meninggal dunia. (Foto: Liputan6.com/Polres Kebumen/Muhamad Ridlo)

Komandan Basarnas Pos SAR Cilacap, Moelwahyono mengatakan tragedi yang menimpa Maruf bukan satu-satunya yang terjadi di pantai selatan. Terhitung sejak awal Januari 2019, sembilan orang tewas lantaran tenggelam.

Dari jumlah itu, lima di antaranya adalah wisatawan yang terseret ombak di pantai wisata. Adapun lainnya adalah kecelakaan nelayan dan penambang pasir di muara dan perairan selatan.

“Itu mulai dari Cilacap sampai Kebumen,” kata Moelwahyono, Selasa, 26 Maret 2019.

Moelwahyono mengungkapkan, penyebab utama kecelakaan air adalah minimnya kesadaran dan rendahnya pengetahuan masyarakat soal risiko perairan selatan. Kecelakaan yang terjadi di pantai wisata kebanyakan terjadi lantaran wisatawan abai terhadap peringatan bahaya ombak.

Selain itu, pengawasan di pantai wisata juga sangat terbatas. Petugas pengawas atau penyelamat tak sebanding dengan luas areanya. Terkadang satu atau dua petugas bertanggung jawab atas area wisata sepanjang berkilometer.

“Kadang ada aktifitas masyarakat yang tidak diketahui,” dia menjelaskan.

 

Manajemen Keselamatan dan Penyelamatan untuk Penjaga Pantai

Ilustrasi -evakuasi korban tenggelam. (Foto: Liputan6.com/Basarnas/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi -evakuasi korban tenggelam. (Foto: Liputan6.com/Basarnas/Muhamad Ridlo)

Terkait kecelakaan nelayan, Moelwahyono mengatakan rata-rata kecelakaan terjadi lantaran minimnya kesadaran. Nelayan enggan mengenakan jaket pelampung atau life jacket meski hampir tiap nelayan sudah memperoleh bantuan.

Nelayan juga kerap mengabaikan peringatan gelombang tinggi yang sudah dirilis oleh BMKG dan disebarkan ke kelompok-kelompok nelayan.

Untuk mengurangi angka kecelakaan di pantai wisata, Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Badan Pencarian dan Penyelamatan Nasional (Basarnas) menggelar pelatihan manajemen keselamatan untuk pengelola dan penjaga pantai wisata perairan pantai selatan Jawa Tengah.

Pelatihan digelar selama dua hari, antara Senin dan Selasa (25-26/3/2019) di Pantai Karangduwur, Kebumen. Peserta adalah pengelola pantai wisata dan pegiat keselamatan air atau penjaga pantai mulai Cilacap, Kebumen hingga Purworejo.

Dalam pelatihan itu, pengelola dan penjaga pantai wisata memperoleh berbagai materi. Di antaranya, manajemen keselamatan dan teknik penyelamatan di perairan pantai.

“Yang pertama teknik penyelamatan di air, dan P3K-nya ya. Kita hanya fokus pada pengawasan keselamatan di pantai. Pelatihan bagi rekan-rekan penggiat keselamatan di air. Dalam arti penjaga pantai,” Dia menerangkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya