Senyum Korban Banjir Bandang Sentani Asal Garut

Setelah melalui perjalanan panjang dan melelahkan dari Sentani, Papua, 4 korban selamat banjir bandang dan longsor asal Garut berhasil tiba tadi malam.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 25 Mar 2019, 15:00 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2019, 15:00 WIB
Bupati Garut Rudy Gunawan menyalami para korban selamat banjir bandang Sentani asal Garut
Bupati Garut Rudy Gunawan menyalami para korban selamat banjir bandang Sentani asal Garut (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut Setelah melalui perjalanan panjang dan melelahkan, empat korban selamat banjir bandang Sentani-Papua, asal Garut, Jawa Barat akhirnya tiba di kota Intan, Minggu malam.

Setibanya di Gedung Pamengkang Kompleks Pendopo Kabupaten Garut. Mereka langsung mendapatkan pemeriksaan medis, setelah sebelumnya mendapatkan sambutan hangat Bupati Garut dan pejabat lainnya.

Para korban selamat yakni tiga orang berasal dari Kecamatan Pakenjeng antara lain Rina Wati (26), Rina Yuliani (28), Exsania (4), serta satu orang dari Kecamatan Cisurupan, yaitu Risman (34).

Bupati Rudy Gunawan mengaku terharu sekaligus prihatin, atas perjuangan yang dilalui warganya, saat berada di provinsi kaya tambang emas tersebut.

"Di sana hujan terus, informasinya masih ada beberapa warga tertahan di sana," ujarnya, Minggu (24/3/3019) malam.

Ia berharap, sesampainya di Garut, kondisi kesehatan dan mental para korban segera pulih, sambil menunggu rencana selanjutnya, apakah berangkat lagi ke sana atau tidak.

Berdasarkan informasi yang ia terima, hingga kini masih ada 11 orang Garut yang masih tertahan di sana, sebagian besar betasal dari kecamatan Cibiuk, Leuwigoong dan Cisurupan.

"Kita terus komunikasikan, kita akan failitasi dan kita pun akan lapor kepada Bapak Gubernur," ujarnya.

Siti Jenab (32) salah satu keluarga korban dari Kecamatan Pakenjeng terkesan atas respon cepat pemda Garut, dalam memulangkan para korban. Dengan perjuangan yang tidak mudah, serta dukungan pemda, akhirnya mereka bisa kembali kumpul bersama keluarga. 

Sebelum musibah besar tersebut terjadi, Siti yang masuk ke Sentani bersama tiga anggota keluarga lainnya sejak 2011 itu, tinggal di Jalan Hawai Depan Gereja Advent Sentani, dengan berjualan kuliner. Berdasarkan informasi yang ia peroleh, masih ada dua orang rekannya berada di sana, yang berasal dari Jawa Tengah dan Subang.

Seperti diketahui, banjir bandang dan longsor yang menimpa Sentani, Jayapura, Papua, pada Sabtu lalu (16/3) menimbulkan kerugian materil dan imaterial cukup besar.

Tercatat hingga kemarin, total korban meninggal dunia mencapai 113 orang, sementara 107 orang luka berat, 108 luka ringan, 94 hilang, dan 15.670 pengungsi. Sedangkan korban material masih dalam perhitungan pemerintah.

Simak video pilihan berikut:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya