Tragedi Hugi, Kisah Tewasnya Seorang Gelandangan Akibat Calo

Tangan Hugi menggenggam erat handle pintu, tubuhnya terus ditarik oleh calo agar tidak ikut naik bus. Karena gelandangan bukanlah penumpang.

oleh Galoeh Widura diperbarui 19 Apr 2019, 12:00 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2019, 12:00 WIB
kere
Rekaman CCTV Terminal Bobotsari, Purbalingga mengungkap fakta sebab meninggalnya gelandangan pada Senin (15/4/2019). (foto: Liputan6.com/galoeh widura)

Liputan6.com, Purbalingga = Mari berkisah tentang empati dan simpati yang memudar di masyarakat. Apalagi, jika peristiwa pilu menimpa seorang rakyat jelata yang berkebutuhan khusus. Inilah kisah dari Purbalingga, Jawa Tengah.

Peristiwa di Terminal Bobotsari, Purbalingga, Jawa Tengah pada Senin pagi, 15 April 2019 lalu bisa menjadi contoh miskinnya kepedulian pada peradaban saat ini. Seorang 'gelandangan' bernama Hugi Prasetya (39) warga RT 4 RW 3 Desa Purwosari, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas meninggal di sana.

Apa sebab? Kapolres Purbalingga AKBP Kholilur Rochman melalui Kasat Reskrim AKP Willy Budiyanto mengungkapkan, awalnya gelandangan itu hendak naik bus. Saat ditangga bus, seseorang menarik bajunya untuk turun.

Tentu saja, gelandangan bukanlah penumpang. Dia diatrik oleh calo agar tidak ikut naik bus. Dari rekaman cctv terminal, terlihat korban tampak menggenggam erat pegangan pintu.

Calo itu pun tak kalah kuat menarik baju korban. Kalah tenaga, tangan korban terlepas, dia jatuh dari ketinggian tangga. Kepalanya jatuh menghantam aspal hingga sedikit terpantul. Seketika itu juga, korban diam tak bergerak.

"Sekitar empat menit, korban dibiarkan terbaring di aspal, tidak ada warga yang berusaha menolong. Calo juga pergi dari lokasi," ujar Willy pada Selasa, 16 April 2019.

Kemudian, satu unit taxi terlihat masuk ke terminal. Sang supir tidak melihat korban tergeletak di aspal. Kendaraannya menabrak korban hingga terseret sejauh kurang lebih 3 meter.

Lantas siapakah yang menolong? Supir yang bernama Wantori (50) warga Desa Kandangsari, Kecamatan Pekalongan Timur, Kabupaten Pekalongan yang dengan sadar diri membawa korban ke rumah sakit Harapan Ibu Purbalingga.

Simak video menarik berikut :

 

CCTV Jadi Saksi

kere
Anggota Satreskrim Polres Purbalingga tengah meminta keterangan tersangka pelaku penarikan baju di Terminal Bobotsari, Senin (15/4/2019). (foto: Liputan6.com / galoeh widura)

Polres Purbalingga awalnya menerima laporan tersebut sebagai korban kecelakaan. Alhasil, unit laka lantas yang turun ke lokasi kejadian melakukan olah TKP.

Tetapi, CCTV Terminal Bobotsari mengungkapkan fakta lain sebagaimana kronologi yang diungkapkan oleh Willy. Olah TKP pun diganti oleh unit Sat Reskrim Polres Purbalingga.

"Awalnya identitas korban tidak diketahui karena tidak membawa kartu identitas satu pun. Barang berharganya juga sekedar baju yang melekat," katanya.

Lantas, tim Inafis turun membawa alat pencari identitas dengan sidik jari. Barulah diketahui korban berasal dari Kabupaten Banyumas.

Berdasarkan keterangan tim medis, korban meninggal karena mengalami gegar otak berat. Diduga, dia telah meninggal sebeluk tertabrak taxi.

”Berdasarkan fakta-fakta tersebut, kami mengamankan pelaku atas nama Abu Jafar. Ada dugaan tindak kriminal dalam kasus ini sehingga akan kami usut susai dengan hukum yang berlaku," katanya.

Wajah Kasat Reskrim tampak geram saat mengungkapkan kejadian tersebut. Dia meminta agar masyarakat jangan diam ketika peristiwa malang menimpa orang lain, siapa pun itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya