Mengintip Rencana Sistem Transportasi Canggih di Ibu Kota Baru RI

Transportasi laut di ibu kota baru ini masih bisa ditingkatkan. Seperti halnya Pelabuhan Semayang dan Peti Kemas Kariangau bisa mengadopsi pengembangan dilakukan Pelabuhan Rotterdam di Belanda.

oleh Abelda RN diperbarui 21 Sep 2019, 05:00 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2019, 05:00 WIB
Mengintip Sistem Transportasi di Ibu Kota Baru RI
Kemenhub merumuskan rencana induk (masterplan) interkoneksi seluruh jalur transportasi ibu kota negara (IKN) di Kaltim. (Liputan6.com/Abelda Gunawan)

Liputan6.com, Balikpapan - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) merumuskan rencana induk (masterplan) interkoneksi seluruh jalur transportasi ibu kota negara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim). Transportasi modern ibu kota baru yang mengintegrasikan sistem jalur darat, laut dan udara di Kaltim.

"Interkoneksi jalur transportasi menghubungkan ibu kota baru," kata Kepala Litbang Kementerian Perhubungan Sugihardjo di Fokus Grup Diskusi di Balikpapan Kaltim, Jumat (20/9/2019).

Fokus diskusi dihadiri Menteri Perhubungan Budi Karya Jamin, Sugihardjo mengatakan, Presiden Joko Widodo memerintahkan seluruh lembaga berkoordinasi merumuskan rencana induk pembangunan ibu kota baru ini. Kemenhub pun sesuai bidangnya mengusulkan transportasi mengusung konsep modern, smart, dan mobility.

"Nantinya konsep transportasi ini akan disampaikan pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat," Budi Karya memaparkan.

Selama kajian di Kaltim, Kemenhub menemukan sejumlah potensi keunggulan transportasi. Provinsi ini diuntungkan eksisnya jalur transportasi darat, laut, dan udaranya. Kaltim sudah lengkap sarana bandara, pelabuhan laut, dan jalan tol Balikpapan–Samarinda.

Bicara soal transportasi udara, Kaltim punya Bandara Sepinggan Balikpapan dan APT Pranoto Samarinda. Di laut pun tidak kalah adanya Pelabuhan Semayang dan Peti Kemas Kariangau seluruhnya berlokasi di Balikpapan.

Namun demikian, Sugihardjo menilai keberadaan bandara dan pelabuhan ini belum cukup. Menurutnya, pemerintah harus kembali mengembangkan bandara dan pelabuhan baru sesuai kebutuhan ibu kota.

"Harus membangun bandara baru khusus transportasi VVIP, tamu negara hingga mobilisasi pasukan," ujarnya. 

 

Konsep Smart City

Mengintip Sarana Transportasi di Ibu Kota Baru RI
Jalan tol Balikpapan - Samarinda Kaltim. (Liputan6.com/Abelda Gunawan)

Demikian pun transportasi laut Kaltim masih bisa ditingkatkan. Seperti halnya Pelabuhan Semayang dan Peti Kemas Kariangau bisa mengadopsi pengembangan dilakukan Pelabuhan Rotterdam di Belanda.

"Pelabuhan Rotterdam dikembangkan terus pesisir pantainya hingga memanjang sejauh 40 kilometer. Pelabuhan di sini juga bisa dibuat seperti itu," ungkap Sugihardjo.

Sedangkan jalan tol Balikpapan–Samarinda nanti menjadi akses tunggal masuk ibu kota. Di tengah tol bisa dibangun stasiun integrasi pengguna sarana transportasi massal.

"Bisa mempergunakan kereta rel listrik (KRL), light rail transit (LRT) atau airport express line," tutur Sugihardjo.

Transportasi ibu kota seluruhnya memanfaatkan angkutan umum ramah lingkungan. Di sejumlah titik lokasi, akses jalan malahan dikhususkan bagi pengendara sepeda listrik dan pejalan kaki.

"Transportasi massal mempergunakan MRT, LRT, e-bus dan terbaru ini ART," ungkap Sugihardjo.

Transportasi ramah lingkungan ini sesuai rencana induk pembangunan ibu kota. Kota ini terdiri tiga ring area mengelilingi pusat pemerintahan. Pusat pemerintahan terhubung lima jalur utama menjadi simbol dasar negara, Pancasila.

"Konsep ibu kota nantinya forest city," ujar Direktur Bina Penataan Bangunan Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Diana Kusumastuti.

Area ring satu menjadi inti pemerintahan seluas 2 ribu hektare peruntukan istana negara, lembaga negara, taman, dan botanical garden. Selanjutnya, pengembangan 220 ribu hektare bagi permukiman ASN/TNI/Polri, perwakilan diplomatik, fasilitas pendidikan/kesehatan, universitas, penelitian, taman nasional, konservasi orangutan, kompleks permukiman swasta, dan lain lain.

"Targetnya 2020 sudah dilakukan groundbreaking pengembangan pemerintah dan swasta,” papar Diana.

Selama pembangunan, menurut Diana, pemerintah memaksimalkan arsitektur modern dengan kolaborasi kearifan lokal Kalimantan. Fisik bangunan sengaja dirancang kompak meminimalkan intervensi alam, peruntukan akses publik, dan smart building energi terbarukan.

"Integrasi ruang hijau, konservasi hutan, new urbanism dan green building," dia menegaskan.

 

Dampak Positif Pembangunan Ibu Kota Baru

Desain Ibu Kota Baru
Desain Ibu Kota Baru di Kalimantan. (Liputan6.com/ Istimewa)

Pemerintah pusat serius merancang desain arsitektur ibu kota. Saat itu pula, Kaltim meminta pengikutsertaan pengembangan empat kota penyangga di sekitarnya.

"Balikpapan, Kutai Kartanegara (Kukar), Penajam Paser Utara (PPU), dan Samarinda," ujar Kepala Dinas Perhubungan Kaltim Salman Lumoindong.

Selama ini, Kaltim mendukung penuh pemindahan ibu kota ke Samboja Kukar dan Penajam. Kota baru ini diyakini cepat maju sebagai ibu kota.

Sehubungan itu, Salman berharap perkembangannya berdampak positif kota/kabupaten sekitar. Ia tidak ingin Kaltim sebaliknya malah tertinggal kemajuan ibu kota.

Salman mencontohkan pemanfaatan sarana transportasi massal ramah lingkungan. Selama ini, Kaltim terus dipusingkan pengelolaan transportasi konvensional, ojek online dan bus antar kota.

“Agar kami juga dilibatkan sehingga bisa lebih maju nantinya. Jangan sampai nanti kami malah jauh tertinggal dengan kemajuan ibu kota,” pintanya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya