Liputan6.com, Ambon - Gempa bumi yang terjadi di Pulau Ambon, Kamis (10/10/2019), memakan korban jiwa. Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Negeri Passo, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, Bripka Pol Arthur Serhalawan menyatakan, Vincent Yonatan Ananto (13) meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan bangunan Ruko Hoki.
"Saat gempa korban sedang berada di Ruko milik orangtuanya, selanjutnya lari keluar dari bangunan, tetapi reruntuhan dari lantai atas jatuh menimpanya sehingga korban meninggal dunia," kata Arthur dikutip Antara.
Korban yang merupakan siswa kelas 8 SMP Kalam Kudus Ambon itu sempat dilarikan ke Rumah Sakit Pangkalan Utama TNI-AL (Lantamal) IX/Ambon.
Advertisement
"Saya telah melaporkan musibah tersebut ke atasan setelah mendampingi korban di RS Lantamal IX yang jenazahnya dijadwalkan disemayamkan di rumah orang tuanya di perumahan Citra Land, Kelurahan Lateri, Kecamatan Baguala, kota Ambon," ujar Arthur.
Sebelumnya, Penjabat Sekda Maluku, Kasrul Selang, mengaku sedang dalam perjalanan menuju Passo untuk meninjau korban gempa beruntun yang menguncang Kota Ambon dan sekitarnya.
"Saya meninjau korban di Passo dulu yang dilaporkan meninggal dunia," katanya.
Dia mengatakan saat melakukan peninjauan belum ada kepastian penyebab korban yang siswa kelas 8 SMP Kalam Kudus Ambon itu sampai meninggal dunia.
Berkembang informasi korban tersebut tertimpa reruntuhan material gedung Ruko berlantai maupun lompat dari lantai II bangunan tersebut.
"Kami akan memastikan kematian korban sehingga tidak berkembang informasi simpang siur," tandas Kasrul.
Serangkaian gempa beruntun tersebut dipicu gempa bermagnitudo 5,2 pada pukul 13.39.44 WIT dan berpusat di 3,57 Lintang Selatan (LS) dan dan 128,26 Bujur Timur (BT) atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 16 Km arah Timur Laut Kota Ambon, pada kedalaman 10 km.
BMKG mencatat hingga Kamis siang pukul 14.05 WIT terjadi delapan aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar 4,6.