Wow, Nilai Investasi Cilacap 2019 Capai Rp7,2 Triliun

Kaya potensi dan kemudahan berinvestasi menjadi alasan besarnya investasi yang diperoleh Cilacap.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 27 Nov 2019, 02:00 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2019, 02:00 WIB
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Bunton, Adipala, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Bunton, Adipala, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Cilacap merupakan salah satu tulang punggung energi nasional. Kilang minyak hingga pembangkit listrik tenaga uap ada di wilayah yang terkenal lantaran punya pulau penjara, Nusakambangan.

Cilacap menyuplai kebutuhan BBM dan listrik untuk Indonesia, terutama di pulau yang kebutuhannya tertinggi, Jawa. Makanya, tak aneh jika kedekatan dengan sumber energi ini membuat pemerintah daerah berencana membuat sebuah kawasan industri, yang konon, bakal seluas 30 ribu hektare.

Investasi digenjot. Ada sejumlah sektor unggulan. Pemerintah Kabupaten Cilacap pun berupaya menciptakan iklim investasi yang baik. Berbagai kemudahan memanjakan investor.

Salah satunya dengan penerapan OSS alias Online Single Submission (OSS) atau program pelayanan terpadu satu pintu. Berinvestasi di Cilacap, seorang pemodal tak perlu repot bolak-balik antar gedung. Sistemnya pun online.

Iklim pro-investasi itu rupanya berimbas ke tingginya realisasi investasi. Hingga September 2019 atau triwulan III 2019 mencapai Rp7,21 triliun atau tepatnya Rp7.218.126.478.542.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Cilacap, Dian Arinda Murni mengatakan itu berarti terjadi peningkatan sebesar 800 persen dibanding target investasi 2019 yang telah ditetapkan

Investasi terbesar di Cilacap pada 2019 di bidang listrik, gas dan air. Sedangkan investasi kedua terbesar adalah industri kayu.

"Ya, PLTU salah satu yang terbesar," katanya, Jumat, 22 November 2019.

Simak video pilihan berikut ini:

Investasi Sektor Perikanan Digenjot

Pesisir selatan Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Pesisir selatan Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Di luar gas bumi, listrik dan air, pelabuhan Cilacap adalah salah satu dermaga penghasil ikan terbesar di Indonesia. Lebih dari 15 ribu nelayan ada di Cilacap.

Karenanya, Pemkab mendorong agar investor mulai berinvestasi di sektor unggulan Cilacap. Misalnya, udang Vaname, pariwisata, industri manufaktur, perhotelan, dan perumahan.

Di bidang perikanan udang Vanamae, Pemkab mendorong agar ada industri hulu hingga hilir. Artinya, Cilacap membuka lebar-lebar bagi investor yang hendak menakan modalnya mulai dari budidaya hingga siap saji.

"Dari tambaknya, pembenihannya, cold storage-nya, processing-nya,” ucapnya.

Geliat meningkatnya realisasi investasi juga terjadi di wilayah pesisir selatan lainnya, Kebumen. Realisasi investasi di Kabupaten yang berbatasan langsung dengan Cilacap itu dua kali lipat dibanding target investasi 2019.

Investasi Kebumen hingga September 2019 sudah mencapai Rp776,7 miliar. Itu berarti dua kali lebih besar dibanding target yang Rp361 miliar.

Kepala Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kebumen, Slamet Mustolkhah mengatakan realisasi investasi yang tinggi ini diyakini merupakan dampak dari iklim investasi yang dibangun Pemkab Kebumen beberapa tahun terakhir.

Terlebih, pada 2019 ini, Pemda menerbitkan Perda Nomor 1 Tahun 2019 tentang pemberian insentif dan kemudahan penanaman modal. Dalam Perda ini, diatur kemudahan investasi Kebumen, baik Penanaman Modal Dalam negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA).

 

Potensi Besar Pariwisata Kebumen

Bukit Hud, salah satu obyek wisata yang ada di Kebumen, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Ahmad Aminasir/Muhamad Ridlo)
Bukit Hud, salah satu obyek wisata yang ada di Kebumen, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Ahmad Aminasir/Muhamad Ridlo)

"Perizinan lebih mudah, lebih cepat. Kita sangat terbuka dengan investasi," katanya, Jumat (22/11).

Dia menjelaskan, seluruh investasi yang masuk ke Kebumen pada 2019 ini merupakan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Tak ada satu pun yang PMA.

"Semuanya masih PMDN," ujarnya.

Dia mengungkapkan, sektor perdagangan dan jasa masih menduduki peringkat pertama investasi Kebumen. Dengan porsi yang lebih kecil, ada konstruksi, pariwisata, pertanian, dan lain sebagainya.

Terlebih, dalam waktu dekat, Pemkab Kebumen akan meluncurkan Mall Pelayanan Publik (MPP), yang di dalamnya, termasuk perizinan usaha atau penanaman modal.

"Rencananya akan diresmikan pada Desember. Ada 150 jenis layanan," ucapnya.

Slamet yakin, iklim investasi yang baik akan semakin meningkatkan nilai investasi di Kebumen. Salah satu yang tengah digenjot adalah sektor pariwisata.

Sebab, Kebumen punya ragam wisata yang potensial dikembangkan. Misalnya, Geopark Karangsambung-Karangbolong yang kini telah ditetapkan sebagai cagar geologi nasional.

Kemudian, pesisir Kebumen dikenal dengan pantainya yang eksotis. Beberapa pantai menawarkan pantainya yang landai. Di sisi lain, ada pula pantai yang berhias perbukitan karang.

"Pengembangan pariwisata itu kan menjadi program pemerintahan Pak Jokowi. Kami juga berupaya merealisasikan itu," ucap Slamet.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya