Lagu 'Pamer Bojo' Wali Kota Solo, Sindir Gibran?

Wali Kota Solo yang juga Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo akhir-akhir ini sering menyanyikan lagu ;Pamer Bojo' namun liriknya diubah dari klambi anyar menjadi klambi abang. Lantas, plesatan lagu itu digugan untuk menyindir Gibran?

oleh Fajar Abrori diperbarui 23 Des 2021, 13:25 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2020, 04:00 WIB
Wali Kota Solo Ubah Lirik Pamer Bojo
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo saat duet dengan penyanyi campursari Didi Kempot saat komser di Balai Kota Solo.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Solo - Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo yang juga Ketua DPC PDIP Solo mengubah lirik lagu milik Didi Kempot yang berjudul Pamer Bojo.

Muncul dugaan bahwa lirik lagu itu diubah untuk menyindir Gibran Rakabuming Raka yang maju sebagai bakal calon Wali Kota Solo.

Wali Kota Solo yang akrab disapa Rudy itu pun dengan tegas menolak tudingan yang menyebutkan dirinya menyindir dengan mengubah lirik lagu  dari klambi anyar (baju baru) menjadi klambi abang (baju merah). Ia kekeh bahwa lagu tersebut tidak menyindir siapapun karena tidak menyebut nama dalam lirik tersebut.

"Siapa yang nyindir? Kalau nyindir ya nyebut jeneng (nama) tho," kata dia saat ditemui di rumah dinas Loji Gandrung, Solo, Jumat, 24 Januari 2020.

Hanya saja, Rudy mengaku jika maksud lirik yang telah diubahnya itu untuk disampaikan kepada DPP PDIP lantaran saat ini banyak kader baru yang berdatangan namun bermasalah. Seperti halnya kader baru, Harun Masiku yang terjerat dalam dugaan kasus suap.

"PDIP kan sekarang banyak pendatang. Nyatanya ada kasus yang kemarin itu (Harun Masiku)," ungkapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ubah Lirik Lagu

Wali Kota Solo Ubah Lirik Pamer Bojo
Wali Kota Solo yang juga Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo saat bertemu dengan Gibran Rakabuming Raka pada bulan September 2019 silam.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Lantas, ia pun menjelaskan maksud lirik yang diubah dari klambi anyar menjadi klambi abang itu artinya jika memiliki baju merah (PDIP) itu harus disimpan dalam hati secara sungguh-sungguh.

Tidak malah dengan mudah untuk berganti baju dengan berpindah ke partai lain.

"Maksud saya kalau nyimpan klambi abang (baju merah) itu di hati dengan beneran. Seperti saya nyimpan klambi abang neng atiku (hatiku) tenanan, ora (bukan) kutu loncat," jelasnya.

Rudy secara terus terang bahwa pesan itu memang sengaja disampaikan kepada DPP PDIP. Sudah selayaknya hal tersebut menjadi introspeksi bagi DPP Partai.

"Saya kan menyampaikan seperti itu untuk partai sendiri, bukan untuk siapa-siapa. Partai sekarang harus mau introspeksi dan evaluasi," harap dia.


Loyalitas Kader Partai

Lantas, ia pun mengingatkan kepada para pengurus pusat partai berlambang banteng moncong putih untuk lebih mempertimbangkan kesetiaan para kader partai yang telah lama mengabdi.

Pasalnya, dengan menerima kader partai baru juga perlu pembuktian kesetiaannya dalam mengabdi sebelum menjadi pejabat publik.

"Menerima sembarang orang itu juga belum tentu loyalitasnya seperti yang lama dan tidak punya kepentingan. Itu saja kok," ucapnya.

Seperti diketahui lirik asli lagu 'Pamer Bojo', yakni dudu klambi anyar sing nang njero lemarimu (bukan baju baru yang disimpan di almarimu). Nanging bojo anyar sing mbok pamerke neng aku (tapi jodoh baru yang kamu pamerkan kepadaku).

Sedangkan oleh Rudy lirik itu diubah menjadi dudu klambi abang sing mbok simpen neng atimu (bukan baju merah yang disimpan dihatimu). Nanging klambi anyar sing mbok pamerke neng aku (tapi baju baru yang kau pamerkan ke aku).

Simak video berikut

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya