Jokowi: Saya Tidak Akan Kampanye untuk Gibran dan Bobby

Keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution berniat maju di Pilkada serentak 2020. Gibran tengah berupaya maju di Pilkada Solo, sementara Bobby di Pilkada Kota Medan.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jan 2020, 20:56 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2020, 20:56 WIB
Gibran Cari Simpati
Gibran Rakabuming Raka memakai sarung saat menjadi pembicara Talkshow Ngaji Eknomi Kreatif di Pondok Pesantren Al Muayad Solo.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi menepis kabar dengan majunya Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution di Pilkada serentak 2020 akan membangun dinasti politik. Menurut dia, hal tersebut adalah keputusan rakyat.

"Yang menentukan rakyat, semua memiliki hak untuk memilih dan dipilih cari partai saja masih kesulitan," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat (17/1/2020).

Dia mengklaim tidak mau ikut campur dengan majunya Gibran dan Bobby. Dia menjelaskan pilihan rakyat yang menentukan.

"Saya enggak akan kampanye. Jadi sekali lagi tidak ada namanya dinasti, pilihan rakyat siapapun kalau gak dikehendaki rakyat ya enggak akan jadi, cari partai masih kesulitan itu pertama," ungkap Jokowi. 

Diketahui, keluarga Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution berniat maju di Pilkada serentak 2020. Gibran tengah berupaya maju di Pilkada Solo, sementara Bobby di Pilkada Kota Medan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Bukan Dinasti Politik

Bobby Afif Nasution
Menantu Presiden Joko Widodo atau Jokowi tersebut diharapkan bisa memimpin Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dengan kepedulian, terutama terhadap kaum ibu-ibu. Harapan disampaikan saat Bobby bersilaturahmi dengan keluarga besar Persaudaraan Dalihan Natolu di Jalan Karya Bakti, Medan Tembung.

Pengamat politik Universitas Airlangga, Surabaya, Hari Fitrianto menilai, keikutsertaan anak dan mantu Jokowi dalam Pilkada 2020 bukan upaya membangun dinasti politik. Sebab, syarat dinasti politik yang menjadi indikator tidak terpenuhi. 

"Majunya Gibran dan Bobby dalam bursa Pilkada tidak bisa dinilai sebagai sebuah bentuk dinasti politik. Paling tidak dalam kacamata negatif. Selama ini dinasti politik terlanjur di-frame sebagai perilaku negatif menguasai jabatan-jabatan publik oleh suatu jalinan keluarga yang memiliki akses terhadap sumber kekuasaan melalui cara-cara tertutup dan anti-demokrasi," kata Hari saat dihubungi, Senin (13/1/2020).

Dalam kasus Gibran dan Bobby, menurut dia, syarat dinasti politik tidak terpenuhi. Sebab, kedua anak muda itu, berusaha mengikuti proses demokrasi baik di internal partai maupun ke parpol lain. 

"Sebagai milenial yang bersemangat, mereka jujur berikhtiar kok, ikut prosedur dan masuk dalam seleksi terbuka yang kompetitif," ungkapnya.

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya