Liputan6.com, Garut - Dua warga Garut, Jawa Barat, meninggal dunia akibat bencana alam di dua lokasi berbeda di wilayah Garut bagian selatan, Senin, 17 Februari 2020. Keduanya meninggal akibat bencana longsor dan banjir bandang.
Karna (57), warga Desa Sukamaju, Kecamatan Talegong, menjadi korban pertama musibah alam itu, setelah timbunan longsor menimpa rumahnya.
Kepala Kantor SAR Bandung Deden Ridwansyah mengatakan, hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Talegong Garut pada pukul 02.00 WIB Senin dini hari, mengakibatkan longsor di wilayah Kampung Legokbintinu Desa Sukamaju.
Advertisement
Baca Juga
"Kantor SAR Bandung baru menerima informasi pukul 14.30 WIB dari pihak BPDB terkait longsor itu," ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Senin (17/2/2020).
Saat itu, akibat hujan deras yang membasahi kawasan tersebut, menyebabkan tebing setinggai 15 meter ambrol, menimpa rumah korban yang berada tepat di bawahnya.
Akibatnya, satu rumah mengalami rusak berat, kemudian belasan dan satu tempat ibadah terancam akibat musibah itu.
"Ada 14 bangunan yang terncam, rinciannya sekitar 13 rumah dan 1 masjid terdampak longsoran di Talegong," ujar dia.
Untuk memberikan pertolongan, sekitar pukul 15.00 WIB, Senin sore, satu tim diberangkatkan untuk melakukan pencarian korban, serta melakukan evakuasi terhadap penduduk, yang berada di dalam belasan bangunan di sekitar lokasi kejadian.
Â
Satu Warga Tersapu Banjir Bandang
Selain bencana longsor, bencana alam yang terjadi hari ini, menewaskan Teti Binti Tasman (35), warga Kampung Talun, Desa Karang Sewu, Kecamatan Cisewu, setelah tersapu banjir bandang.
Furqon, salah seorang saksi dalam musibah itu mengatakan, kejadian berlangsung sekitar pukul 13.30 WIB, saat korban pulang dari ladang sawah yang baru saja digarapnya.
Saat itu, korban yang tengah melintasi sungai Ciawi, dikejutkan datangnya banjir bandang. Ketinggian air yang mencapai 1,5 meter, langsung menyapu tubuh korban, tanpa bisa diselamatkan para saksi yang berada di sekitar lokasi kejadian.
"Tangan korban sempat terpegang, namun derasnya arus sungai deras dan cuaca sedang hujan, sehingga terlepas dan korban terseret arus," papar dia.
Furqon yang berhasil menyelamatkan diri, langsung meminta bantuan warga sekitar untuk melakukan pencarian korban, yang merupakan petani sekaligus ibu rumah tangga tersebut.
"Korban ditemukan warga sekitar pukul 16.00 WIB, tersangkut di bebatuan dalam keadaan meninggal dunia," kata dia.
Kemudian petugas Tagana, Koramil, babinasa dan perwakilan pemerintahan Kecamatan, membawa korban ke rumahnya sekitar pukul 17.30 WIB.
Akhirnya, tanpa melakukan autopsi, kemudian sekitar pukul 18.30 WIB, korban dimakamkan di tempat pemakaman umum warga kampung sekitar.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement