Alasan Bupati Kebumen Kekeh Minta 3 Exit Tol Jawa Selatan

Keberadaan Tol Jawa Selatan ini, dikhawatirkan akan membuat lunglai wisata selatan Kebumen.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 28 Feb 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2020, 14:00 WIB
Jalan Nasional Lintas Selatan-Selatan alias Jalan Dandels, Kebumen, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Polres Kebumen/Muhamad Ridlo)
Jalan Nasional Lintas Selatan-Selatan alias Jalan Dandels, Kebumen, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Polres Kebumen/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Kebumen - Cobalah sekali waktu berkendara di Jalur Lintas Selatan-Selatan (JLSS) alias Jalan Daendels saat melintas di Jawa Tengah selatan. Orang bilang, jalan antara Kulonprogo-Kebumen ini bak penggaris, saking lurusnya.

Jika tak ada warung-warung kopi pinggir jalan, atau petani yang tengah menjemur gabah di bahu jalan, barangkali orang akan mengira bahwa jalur ini adalah jalan tol. Namun bukan, ini bukan jalan berbayar. Hanya saja, semenjak masa kolonial, ide besar jalan ini memang dibikin selurus dan selebar mungkin.

Ini adalah jalan legendaris, karena menjadi jalur kuno kerajaan-kerajaan Jawa. Jalan ini menjadi saksi ketika para pedagang, utusan diplomatik, dan pengirim upeti berlalu-lalang, bahkan saat perang Jawa berlangsung.

Jalur selatan melipat jarak dan waktu Yogyakarta dengan kota-kota lain di sisi selatan Jawa Tengah. Terkini, jalur ini telah menghubungkan Yogyakarta, Purworejo, Kebumen, dan nyaris menembus Kabupaten Cilacap, wilayah terbarat Jawa Tengah sisi selatan.

Jalur Selatan belum lagi tersambung sempurna, mendadak pemerintah mengumumkan pembangunan Tol Jawa Selatan. Tol ini akan menghubungkan Yogyakarta-Bandung.

Prosesnya pun telah dimulai, dari Pejagan, Bandung, Jawa Barat. Segmen ini bakal menghubungkan Bandung dengan Cilacap. Lantas, ada pula segmen Tol Yogyakarta-Cilacap, meski belum diketahui kapan berproses.

Bupati Kebumen, Yazid Mahfudz sudah mendapatkan informasi mengenai rencana pembangunan tol selatan, tetapi ia mengaku belum mendapatkan detail engineering design (DED). Itu termasuk trase atau jalur tol dan kapan akan mulai dibangun di Kebumen.

"Sudah ada informasi itu. Tapi saya belum mendapatkan DED-nya," ucap Yazid, dihubungi beberapa waktu lalu.

Pariwisata Kebumen

Bukit Hud, andalan wisata selatan kebumen yang diinisiasi oleh masyarakat dan para pegiat pariwisata. (Foto: Liputan6.com/Aminasir/Muhamad Ridlo)
Bukit Hud, andalan wisata selatan kebumen yang diinisiasi oleh masyarakat dan para pegiat pariwisata. (Foto: Liputan6.com/Aminasir/Muhamad Ridlo)

Ia menyambut baik proyek strategis nasional ini. Namun, di sisi lain, ia pun mengkhawatirkan keberlangsungan industri pariwisata dan usaha kecil yang hidup dan banyak ditunjang oleh jalur selatan.

Jalur selatan, bagaimana pun telah memicu tumbuhnya perekonomian Jawa selatan, terutama di Kebumen. Di sepanjang pantainya, berkembang tempat wisata yang tiap tahun dikunjungi ratusan ribu wisatawan.

Keberadaan Tol Jawa Selatan ini, dikhawatirkan akan membuat lunglai wisata selatan Kebumen. Jika tak diantisipasi dengan baik, keberadaan tol justru berpotensi mematikan industri wisata.

Sebab, pengelolaan tol berbeda dengan jalan raya umum. Di jalan umum, pelintas dengan mudah berhenti, atau mampir ke objek wisata. Sedangkan, jalan tol sangat dipengaruhi oleh keberadaan exit tol.

Oleh karena itu, Yazid meminta agar Kementerian PUPR membangun tiga exit tol di wilayah Kebumen, jika tol Yogyakarta-Cilacap terealisasi. Tiga exit tol tersebut untuk menunjang agar Kebumen bisa memperoleh manfaat lebih besar.

"Satu di Ayah, kemudian ada juga di tengah dan timur," katanya.

Menurut dia, keberadaan exit tol itu sangat penting untuk mempermudah akses Kebumen ke wilayah lain. Pasalnya, Kebumen memiliki bentang yang lumayan panjang dan membujur dari barat yang berbatasan dengan Banyumas dan Cilacap hingga ke timur yang berbatasan dengan Kabupaten Purworejo.

Keberadaan akses akan memicu perkembangan industri. Selain itu, ketersediaan exit tol di titik-titik tersebut juga akan memastikan industri wisata Kebumen tetap berkembang.

Pintu tol memungkinkan pelintas dari luar wilayah bisa mengunjungi tempat wisata dengan mudah. Imbasnya, kunjungan wisata Kebumen berpotensi meningkat. Exit tol dinilai menentukan hidup dan matinya objek wisata.

"Kalau tidak ada exit tolnya wisata kita bisa mati," ucapnya.

Proyeksi Investasi Kebumen

Situs Geologi Watu Kelir, Kalimuncar, Geopark Karangsambung-Karangbolong, Kebumen, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Situs Geologi Watu Kelir, Kalimuncar, Geopark Karangsambung-Karangbolong, Kebumen, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Selain exit tol, bupati meminta ada rest area di Kebumen. Rest area itu untuk memastikan agar masyarakat Kebumen bisa mendapat manfaat langsung dari keberadaan tol ini.

Di rest area, Pemkab akan memfasilitasi gerai khusus produk lokal Kebumen. Keberadaan gerai ini setidaknya membuat produk industri lokal Kebumen dikenal semakin luas.

Di lain sisi, keberadaan tol juga akan memicu industri Kebumen. Sebagaimana diketahui, beberapa waktu terakhir, banyak perusahaan manufaktur yang memindahkan pabriknya ke wilayah Jawa Tengah. Alasannya tentu saja biaya operasional yang lebih murah dan ketersediaan tenaga kerja.

Bahkan, Yazid pun mengklaim sejumlah perusahaan yang bergerak dalam berbagai industri menandatangani Letter of Intent (LOI) dengan Pemerintah Kabupaten Kebumen. Mereka hendak berinvestasi di Kebumen mulai 2020 ini.

Salah satunya adalah pabrik garmen. Total proyeksi investasi mencapai triliunan. "Saya sudah menandatangani MoU dengan sejumlah perusahaan manufaktur," dia menjelaskan.

Yazid mengemukakan, Pemkab Kebumen sangat terbuka dengan investasi, baik dalam negeri atau penananam modal asing (PMA). Dia pun berjanji akan mempermudah proses investasi di Kebumen.

Pasalnya, investasi, terutama dalam bidang padat karya seperti garmen, sangat menunjang menurunnya pengangguran. Investasi sangat berpengaruh terhadap pengentasan kemiskinan.

"Bohong kalau angka pengangguran turun tanpa kita berusaha untuk mendatangkan investasi," ucapnya.

Karenanya, dia berharap agar investasi tersebut segera terwujud. Yazid yakin, pegangguran terbuka akan cepat turun seiring masuknya investasi ke Kebumen. Angka pengangguran terbuka Kebumen mencapai 10 persen.

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya